Free Banana Dancing ani Cursors at www.totallyfreecursors.com
Bani Menulis dan Bercerita: Aku Venus

Minggu, 16 November 2008

Aku Venus


Saya pernah protes kepada takdir. Sama artinya saya menentang Sang Maha Pemillik Takdir. Saya benci jadi perempuan. Itu keluhan saya. Kenapa? Saya benci diciptakan jadi lembek, saya selalu mengeluh karena tidak boleh begini dan begitu sama ikhwan. Gak boleh pulang malem. Saya kesal, kenapa kalo sedih, air mata ini selalu menetes. Saya tidak mau menangis, tapi kantong air mata ini tetap saja menumpahkannya begitu saja. Kalo jadi cowok kan enak, gak ribet masalah pakaian, gak datang bulan, gak masalah tidur dimana aja, berkelana kemana saja dia mau. Masih bergaya protes, saya akhirnya me-list nama di daftar YM saya, beberapa laki-laki untuk saya ”marahi”. Hehe, sebagai bentuk protes saya yang gak penting! Jadilah, si dia kali ini harus menjawab setiap bentuk protes yang saya ajukan. Dia hanya tersenyum dan seperti biasa, memberikan taujih-taujih serta menenangkan saya yang masih kesal ini. Yang akhirnya membuat saya sadar, jadi perempuan itu mulia. Jadi perempuan itu agung.

Abu Hurairah r.a. berkata: "Seorang lelaki datang kepada Rasulullah saw., lalu berkata: 'Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak untuk aku hormati?' Beliau menjawab: 'Ibumu.' Lelaki itu kembali bertanya 'Kemudian siapa?' Nabi saw. menjawab: 'Ibumu.' Lelaki itu terus bertanya: 'Kemudian siapa?' Nabi saw. menjawab: 'Ibumu.' Sekali lagi lelaki itu bertanya: 'Kemudian siapa?' Nabi saw. menjawab: 'Kemudian bapakmu.'" (HR Bukhari dan Muslim)

Dilihat dari hitungan banyaknya, jumlah wanita mencapai separuh dari jumlah masyarakat dunia. Namun, dilihat dari pengaruhnya terhadap suami, anak-anak, dan lingkungan jumlah tersebut lebih dari separuh jumlah masyarakat dunia. Seorang pujangga berkata:
”Seorang ibu ibarat sekolah ... apabila kamu siapkan dengan baik... berarti kamu menyiapkan satu bangsa yang harum namanya.”

Begitu juga, orang-orang bijak banyak yang mengaitkan keberhasilan para tokoh dan pemimpin dengan peran dan bantuan kaum wanita lewat ungkapan: "Di balik keberhasilan setiap pembesar ada wanita!"

Statement itu saja cukup membuat seorang gadis seperti saya untuk berhenti protes kepada Tuhan. Ah, bodohnya saya ini. Dan konyol sekali.
Hehe,,, dan sekarang, tampilan saya sudah sedikit girly!! Mulai googling masalah masakan dan dapur. (inikah esensinya perempuan? gak kan???). yah, intinya, saya harus men-setting otak saya, bahwa saya ini perempuan (dengan segala turunan-turunan beserta definisi dan sifat-sifat keperempuanan-nya). Duh, gak penting banget sih nulis beginian....

Lalu, yang membuat saya juga sedikit tenang, adalah pernyataan teman saya tadi. Bahwa jadi perempuan itu justru sebuah anugrah. Jika saya protes kenapa wanita seringkali menyelesaikan masalah dengan menangis, teman saya cuma bilang begini, ”Cowok kalo marah, pelampiasannya dengan memukul, atau berteriak. Jadi, kalo menangis, justru lebih lega tuh”. Tapi, apa bener ya......

Perasaan menguasai 99% wanita, dan 1% logika. Dan lelaki sebaliknya, mereka di kuasai logika 99% dan sisanya, 1% perasaan. Wew,,terlepas benar atau salah. Yang jelas, itulah kenapa akhirnya wanita di beri amanah menjadi seorang istri dan seorang ibu. Karena perasaan yang dominan. Dunia laki-laki lebih sering mengajarkan pola hidup rasional, argumentatif, cenderung mengeliminir perasaan dan menggunakan otot! Seorang bocah laki-laki di tampar ayahnya ketika ia menangis karena mainannya di rusak oleh temannya. Menangis identik dengan kelemahan dan mental yang gampang ciut bagi sebagian orang. Karenanya, mereka, laki-laki, lebih memahami cara berkelahi daripada melihat mengapa ada orang menyelesaikan masalah dengan airmata. Wah,,,gagah sekali, perkasa ya..(waduh, syndrome maskulin-nya muncul, gaswatttttttttt).....

Whatever lah. I’m Venus.......

*Bentuk protes yang gak penting dan ngedumel gak jelas....Bani, Bani....kapan kamu dewasa??

1 komentar:

ct_meech mengatakan...

Iya, saya sebagai wanita juga mudah sekali menangis. Padahal terkadang malu dan tidak ingin nangis, kenapa mudah sekali jadi sesenggukan... T_T
Menurut saya, tidak semua wanita menggunakan perasaan 99% dan logika 1% dan pria untuk sebaliknya walaupun sebagian besar memang begitu. Menurut saya mungkin masih ada faktor2 lainnya seperti personality yang berbeda misal melankolis, sanguinis, dan lain-lain.

Semoga kita jangan mudah sekali menangis ya, soalnya orang2 lihatnya cengeng T_T