Free Banana Dancing ani Cursors at www.totallyfreecursors.com
Bani Menulis dan Bercerita: Melankolisme sesaat

Jumat, 21 November 2008

Melankolisme sesaat

Arah penunjuk masa tepat pukul 03.00 dini hari. Kebiasaan buruk saya adalah meninggalkan komputer dalam keadaan menyala ketika malam hari. Benar-benar kebiasaan buruk. Lampu belajar yang terang benderang, komputer yang masih dengan riang gembira dalam keadaan On yang terkoneksi dengan internet, tak jarang membuat nama-nama di friendlist saya di YM jadi sebel ama saya. Pasalnya, setiap kali mereka nge-buzz, gada respon apapun dari seberang sana. Hehe, jelas saja, wong saya bermesraan dengan selimut dan guling saya. Tidurr!
Seperti saat ini, komputer masih menyala dan ketika saya menghampiri, sudah ada 5 nama membentuk room di YM, tanda mereka mengajak saya chatting. Puff.... dan lagi-lagi mereka leave message yang intinya ”kemana aja siy...”. dan pas mau di bales, eh, udah pada sign out.
Tinggalah 1 nama di list YM saya yang masih Online. Seorang laki-laki. Sesaat sebelum mata saya terpejam tadi malam, kami bertengkar kecil. Ya, kecil, karna masalah nya juga kecil. Tidak seserius yang membuat saya harus memutuskan hubungan dengannya. Tapi, cukup membuat saya jengkel untuk beberapa hari kedepan. Ia adalah temannya si dia. Teman akrab. Sangat akrab. Saya tau perkembangan dia juga darinya. Bagian ini yang membuat saya terpukul. Benar. Saya benar merasakan sakitnya jika harus mendengar cerita tentang dia. Apapun itu. Karena membuat ingatan dan kenangan-kenangan tentangnya seolah berloncatan dari memori otakku. Dia, yang pernah sangat dekat dengan saya. Dia yang saya hapus dari friendlist saya di YM dan pernah saya dapati email invite to join fs darinya. Ya, karena saya betul-betul telah menghapus semua memori tentangnya. Jadi, saya menghapus namanya dari YM saya, dari FS, dari HP saya, dan kalau bisa, menghapusnya dari benak saya.
Tapi, kenyataannya tak semudah membalik telapak tangan. Kedekatan yang terjalin cukup dekat, membuat namanya tak mudah di hapus begitu saja. Hal tersulit bagi saya. Sama halnya ketika saya harus menghapus nama lelaki pertama dalam hidup saya. Sumpah!! Butuh waktu 3 tahun untuk saya benar-benar menyadari kenyataan bahwa kami takkan mungkin bersama lagi.
Ternyata, kejadiannya berulang kembali. So, ini kedua kalinya saya harus berusaha keras untuk kembali membuka hati saya untuk sebuah nama. Inilah salah satu bentuk melankolisme saya. Duh, kok jadi sedih siy T_T. Pengen nangis…. But life must go on. Kata seorang teman dalam percakapan iseng di hape, “Non, laki-laki gak cuma satu, contohnya saya, hehe…saya heteroseksual kok ^_^”. Saya tersenyum kecut membacanya. Sesaat saya mati rasa……..*diam-diam, saya terkadang masih membuka fs dan blog nya, hanya untuk melihatnya dari kejauhan. Dari batas ruang dan waktu ^_^.
PS: Belajar dari mbak Ifa, kita memang tak bisa terlalu banyak berharap dari cinta. Di atas cinta ada kepemilikan, diatasnya lagi ada takdir yang meliputi ruang dan waktu. Dan cinta tetap tinggal di tempat yang sama. . .

Tidak ada komentar: