Free Banana Dancing ani Cursors at www.totallyfreecursors.com
Bani Menulis dan Bercerita: Mei 2009

Minggu, 10 Mei 2009

Manifesto Bara-isme


Doakan aku dalam sujud-sujud malammu. Sebut namaku dalam rabithoh pagi-sore mu, Nit… aku sedang mencoba menelusuri hidup dan kehidupan, mati dan kematian.

Sohib saya sejak bangku SMP kelas 1 kali ini memprotes saya. Tepatnya dia khawatir sama saya. Apa pasal? Gara-gara postingan saya yang satu ini, dia kayaknya worry banget ma gue. Hehe.. makasih, Honey.. aku tau kamu mengkhawatirkanku. Aku tau kamu sayang sekali denganku. Aku baik-baik saja di sini. Aku masih bisa menikmati sarapan pagiku. Aku masih bisa beraktifitas seperti rutinitasku sehari-hari. Tidak ada yang aneh. Sumpah deh. Beneran. Suer.. hehe.. tapi terimakasih kawan. Karena kekhawatiranmu itu, aku jadi tau, bahwa aku cukup berarti bagimu. Bagiku, itu lebih dari cukup.

Doakan aku dalam sujud-sujud malammu. Sebut namaku dalam rabithoh pagi-sore mu, Nit… aku sedang mencoba menelusuri hidup dan kehidupan, mati dan kematian.

Anti yang membimbing Ta ke jalan ini. Dan Ta berterimakasih sama anti. Ta gak mau kehilangan lagi.

Begitu kira-kira katamu malam itu yang lebih bernada cemas. Malam yang sesungguhnya aku sedang menikmati kesendirianku. Membaca artikel koran. Menulis agenda-agenda kedepan. Merancang masa depanku. Hehe.... sudahlah. Teruskan saja membacamu. Tak usah khawatir, Sayangku. Jika cinta itu ada di antara kita, maka ia akan hidup. Terus dan terus. Dalam hatimu. Ia takkan jauh darimu. So, don’t be worry about me, my dear.

Doakan aku dalam sujud-sujud malammu. Sebut namaku dalam rabithoh pagi-sore mu, Nit…. Karena hanya itu yang aku butuhkan.

Aku bisa jalan sendiri kok. Menghadapi masalahku. Sendiri. Kau tak perlu mempertanyakan tentang hal-hal yang kamu tau, takkan ku buka pada siapapun.

Pernahkah kau mendengar aku mengeluh di depanmu sepanjang perjalanan hubungan kita? Tidak pernah bukan? Karena aku menceritakan masalahku hanya pada mereka. Pada cinta yang tak pernah mati dan tak pernah tidur. Kepada Sang Pemilik Cinta yang memberiku hidup dan kehidupan. Kepada langit, awan gemawan, laut, senja, matahari. Karena mereka setia mendengarku, tidak pernah mengeluh meski aku menceritakan berjuta masalah. Dan tentu saja kepada hatiku. Ia tak pernah dusta. Cermin yang paling rahasia, paling jernih, dan menemaniku kemanapun aku pergi. Dan satu lagi, mereka sangat SETIA dan JUJUR. Mereka tak pernah mau membongkar masalahku pada siapapun. Ah, itulah keunikan mereka. Karena nya aku percaya....

At last, aku akan baik-baik saja. Jangan mengkhawatirkan ku lagi…. Doakan aku dalam sujud-sujud malammu. Sebut namaku dalam rabithoh pagi-sore mu, Nit... Biarlah sejarah yang bercerita dan zaman yang akan menjadi saksi atas semua nya… Lets move. Go go go …. For our future.. :-)



Selasa, 05 Mei 2009

Met Jalan, cinta...


Lisna? pendiem, gak banyak nyerocos macem2 lah. Sahabat baik untuk tetap berdiri. Kuping yang pas buat cerita banyak, termasuk yg secret-secret. Tapi yang jelas sih, daku lebih rusuh dan ribut di banding dia. Hihi.. Tukang ojek yang baek, perfect, di anter ampe tujuan.

Honey Buny tutti fruttii,,, how are you today? Gimana kondisi kota Jakarta. Lampu-lampu di jalan-jalan, warna warni kota Jakarta. Arus lalu lintas berikut kepadatannya. Beda kan ama Pontianak.

Hm, cuma pengen bilang, ”Sukses aja buat karir, dakwah, dan cintamu....”. hehe...





Jumat, 01 Mei 2009

Kesendirian dan Kesunyian


Sendiri. Adakah yang salah dengan kesendirian saya selama ini. Jujur saya katakan, saya lebih senang sendiri. Saya tidak tau persis, apakah ini baik atau tidak bagi saya. Around the city by my hero, hehe… pergi ke pameran, ke eXpo, watch the movie, ke taman kota, seminar, pelatihan, belanja buku, belanja pakaian dan lain-lain. Semuanya biasa saya lakukan. Sendirian. Yah, sendiri. Tanpa kawan yang menemani. I do anything by myself. Teman saya sering mempertanyakan hal ini. Kok saya Pede banget gitu lho, kemana-mana sendirian. Terlebih pergi di tempat keramaian.

Tempat favorite saya adalah di depan Korem, alun-alun kapuas. Kalo hari-hari normal, di sana sepi. Menikmati senja di sore hari. Looking many people walking around in front of me. Memperhatikan orang-orang lalu lalang dengan kesibukan mereka masing-masing. Saya cinta kesunyian. Dia membawa saya keluar dari hiruk pikuk dunia di sekitar saya. Saya jadi akrab dengan kesunyian. Kalo sudah pulang kerumah, maunya di kamar ajah. Apalagi kalo sedang di luar kota. Ketika sunyi menyergap, kangen banget ama rumah, terutama my lovely room. Aduhh,, menikmati bacaan novel, blogwalkin’, membaca berita. Anything...

Hmm, apakah saya orangnya tidak sosialis. Sekali lagi saya tidak tau persis. Seorang kawan pernah mengatakan, bahwa jalan hidupku ini terlalu lembut. Menurutnya, saya ini terlalu melankolik menjalani hidup. Nyaris tanpa riuh di sana-sini, hampir tidak ada hal yang membuat saya jadi bisa menjalani kehidupan sebenarnya. Hal itu di bandingkannya dengan kehidupan yang selama ini di jalaninya. Dia memang hidup keras. Alam telah menempanya menjadi manusia yang ”keras”. Kupikir begitu. Bicaranya kasar padaku. Terkadang pula memanjakanku. Hmm, tapi aku sadar, itu karena dia menyanyangiku. Dia banding2kan aku dengan jalan hidupnya selama ini. Bagaimana susah nya mencari uang, bagaimana seharusnya menjalani hidup. Yah, kuakui, jika aku di posisinya, aku tak tau, bisakah tetap survive? I can’t imagine...

Ah, tapi bukankah banyak orang yang tampaknya selalu merasa lebih tau, bagaimana orang lain seharusnya menjalani hidup, tapi mereka tidak tau bagaimana menjadi hidup sendiri. Bukankah begitu kawan? Hahaha....

Hmm, bagiku, rahasia kebahagiaan adalah dengan menikmati segala sesuatu yang menakjubkan di dunia ini. Dan jutaan fenomena yang terjadi di berbagai belahan dunia kupikir adalah ketakjuban tersendiri bagiku. Fenomena alam seperti, hujan, pelangi, mendung, senja, garis cakrawala, riuh ombak di pantai, everything. Duh, saya jadi kangen senja di sore hari itu. Senja yang memberi view terbaiknya pada saya saat itu. Kangen lagi.............

Jadi, nikmati kesendirian itu, kawan. Suatu saat, takdir kan membawamu pada kebersamaan dengan seseorang yang mencintaimu. Suatu saat. Nanti...

NB : Buat seseorang di sana. Someone in somewhere. Setidaknya biarkan rasa itu hadir, mungkin untuk esok, lusa atau entah sampai kapan....