Free Banana Dancing ani Cursors at www.totallyfreecursors.com
Bani Menulis dan Bercerita: Oktober 2008

Jumat, 31 Oktober 2008

Last But Not Least

Last But Not Least
oleh: Bondan Prakoso




Satu mungkin, hanya cukup sebagai tanda.
Kedua tetap ada tetap sama tambah makna.
Tiga akan berjalan, tentukan arah.
Sesuai cita cita saat mulai pertama.
Kita memang beda tapi memang pernah satu.
Semua tak berubah hanya rupa yang berbeda.
Kutancapkan pasak yang kini kokoh berdiri.
Berharap tersenyum walau harus langkahkan kaki.

S'lamat pagi kawanku.. apa kabar?!
Senang liat semangatmu, terus terbakar!!
And here we go.. Last But Not Least!!!
And here we go, yeah.. eugh.. woooaaaaa!!
Akhir, tapi bukan.. yang terakhir.
Biarkan semua berjalan sesuai takdir. Kami disini, selalu ada.
Karya kami, hantui jagad raya!!

#
Noo.. it's not a goodbye.. cause we believe.. for tomorrow..

Noo.. it's not a goodbye.. convince your self.. we'll be together again..

Don't give up yet, coz it's not the time. Muthafucka got shit, coz we partner in crime (rhyme). Kan tetap mengudara bersama ritme (kekal), karna usia takkan mampu bunuh ide. (M. I. C.) kan slalu ada digenggaman. (Speachless) talk about Fade2Black and Bondan. No no not yet.. coz it’s not goodbye now.
Believe me we'll meet again (some day or some how!).


Back to #

Dengan cinta.. penuh makna.. karya tercipta.. abadi slamanya..

Kenanglah.. lagu ini.. yakinkan nanti.. kan bersama lagi..

Noo.. it's not a goodbye.. cause we believe.. for tomorrow..

Noo.. it's not a goodbye.. convince your self.. we'll meet again..




R.I.P (Rhyme In Peace)
oleh: Bondan Prakoso


Apa kata yang tepat untuk protes terhadap waktu
Rhyme style apa yang pas untuk demo sedih diriku
Air mataku sanggup katakan lebih banyak dari pada
pesan yang disampaikan semua kata

Yoo.. yo capital A. N. double much respect fo ya
Kau Selalu karyakan beat untuk rima ber-lima
Meski jarak terbentang ambisi bukan halangannya
Roda dua F one Z menghempas debu Bogor-Jakarta

Sahabat terbaik dalam mengejar mimpi
Teman terhebatku untuk dapat berdiri
Kawan yang tepat untuk sharing hal-hal kecil
Kuping yang pas untuk
Untuk dengar rima Cypress Hill

Masih tergambar jelas alunan takdir
Kita lewati malam dengan sebotol beer
Bicara, tertawa, bertingkah semaunya
Sudah saatnya kau tenang di alam sana

Hari - hari yang kan ku jalani
Kini semua kan terasa sunyi ...
Walau hampa pasti ku hadapi
Ku ucapkan slamat jalan ...

Slamat jalan teman, semoga kau tenang
Semua canda tawa bayangmu takkan pernah hilang
Dalam setiap langkah, kau slalu ada
Sampai kini ku tak percaya kau telah tiada

Yo.. yo.. Mungkin batu nisan pisahkan dunia kita
Namun ambisimu kan kujaga slalu membara
Gapailah doa yang slalu kubaca
Menemani langkahmu menuju singgasana surga

Hari - hari yang kan ku jalani
Kini semua kan terasa sunyi ...
Walau hampa pasti ku hadapi
Ku ucapkan slamat jalan ...


Selamat tinggal
tidur yang lelap
mimpi yang indah
slamat jalan

Selamat tinggal (We love you my brother you'll always in my heart)
tidur yang lelap (Even now and forever we'll always one blood)
mimpi yang indah (Hope God give you heaven, may God be with you)
slamat jalan


kami detik ini tanpa kau seperti minus 1
Kami hisap King Arthur untuk kau kawan
Kami minum ini hanya untukmu teman
Kau adalah milik-Nya, dan kepada-Nya lah kau kembali
Sampai bertemu Brother, dialam sana nanti
Rhyme In Peace




WeW!! Posting R&B pula. Gak siy, lagi suka ama Bondan Prakoso & Fade 2 Black ajah. Apalagi lagu yang ini...^_^

Kamis, 16 Oktober 2008

Kriteria

Apa coba maksudnya nulis beginian. Ya, gada papa sih, cuma pengen cerita aja. Sebenarnya ada yang istimewa di usiaku yang ke-23 ini. Ketika masuk kampus, statusku yang awalnya sebagai ADS (Aktivis Dakwah Sekolah), kini menjadi ADK (Aktivis Dakwah Kampus). Nah, saat itu, Murobbi menyerahkan selembar data yang agak sedikit berbeda sama yang ada di sekolah. Ya, salah satunya, kalo di LDK, ada pertanyaan, Kapan target menikah? Ya ampun!! Sumpah, beneran, saya langsung blushing (haha,,masih bocah juga, masih semester satu). Gak cuma itu lho, tapi kriteria yang saya inginkan juga harus di tuliskan. Awalnya bingung, mau ngisi apa coba? Jadilah saya akhwat yang punya seabreg kriteria. Sebagai kenang-kenangan, kriteria itu masih saya simpan ^_^

1. Ia adalah lelaki shaleh
2. Ia adalah lelaki sabar
3. Ulet dalam bekerja
4. Komunikatif, gak pemalu, sanguinist
5. Seneng baca buku (book aholic)
6. Dia…Puitis dan romantis (ehm..ehm...)
7. Punya visi misi dalam keluarga dakwah. Artinya dia udah punya rencana kedepan, bagaimana memimpin keluarga, memimpin istri dan mendidik anaknya
8. Pejuang dakwah
9. Aktivis Kampus
10. Berkarakter gitu...
11. Yang pasti, ya...tidak merokok
12. Mau berbagi tugas dalam rumah tangga. Apalagi kalo sudah punya anak. Kan repot jika harus sendirian ngurusin mandi si bayi, ganti-in popoknya, jadi dia juga harus bersedia bantuin urusan dapur
13. Gak harus “berpenghasilan tetap,yang penting tetap berpenghasilan”
14. Berwatak lembut, dan gak suka mukul. Perhatian dan care ama kebutuhan kita

Aduh, saya ketawa dulu ya (Haha...) Soalnya saya suka senyam-senyum sendiri tiap kali membuka diary biru usang saya itu. Berasa lucu aja. Kriteria nya itu lho.Perfect banget. More Expectaction with the highest Standard. Actually, I’m not really a perfect women at all. Banyak gak becusnya saya ini.

Sesaat setelah mengisi biodata tersebut, tampak MR saya hanya bisa mengulum senyum. Keliatan banget dia berusaha menahan tawanya. Setelah pulang, saya begitu bersemangat mencari artikel dan buku seputar pernikahan. Saya bongkar lemari mbak dirumah (kebetulan kakakku itu akhwat, awwalun di tahun `94, jadi udah lumayan lama tarbiyahnya). Saya menemukan artikel-artikel menarik yang saya buru dan obrak-abrik tadi. Ada ungkapan menarik dan membuat saya mengangguk 100%. Absolutely, No reserved! Ketika akhwat berusia 20 tahun pertanyaan kepada ikhwan begini “Siapa elo?”. Nah, menginjak usia 25 ke atas, pertanyaan nya udah bergeser menjadi “Siapa gue ya?”. Yang menyedihkan, ketika usia sudah berkepala 3, alias 30 tahun ke atas, yang muncul kemudian bukan lagi pertanyaan,tapi pernyataan, “Siapa aja deh!”. Nah lho,,,,Akhwat2, aduh, jangan protes gitu dunk. Saya tau, yang lagi baca, apalagi akhwat pasti ada yang mengangguk, ada pula yang menggeleng tak setuju. Emang apaan!! Mungkin begitu ya, akhwat membela diri. Namun, siapapun tak memungkiri. Akhwat itu, kalo masih umur 20-an memang begitu. Kriteria buanyak banget, saking perfect nya, susah dicariin yang sesuai kriteria. Sebaliknya, pasangan jenis akhwat, yaitu ikhwan, justru tidak punya Kriteria yang njelimet kayak akhwat. Pikirannya masih bagaimana menjadi “suami” yang baik buat istri. Namun, memasuki usia kematangan lelaki dewasa, ikhwan justru punya banyak sekali kriteria, karena settingan pikirannya juga sudah beda. Saat usia ini, masanya mereka berpikir, “BAGAIMANA MENDIDIK ANAK”. Begitu. Sehingga wajar, semakin bertambah usia laki2, justru mereka tidak memikirkan mereka saja, tapi bagaimana masa depan perkawinan dan urusan anak2nya kelak. Makanya, semakin senja usia seorang lelaki, kriteria justru bertambah dan lebih njelimet lagi(ikhwan-ikhwan, benar gak yang saya bilang tadi??hm??).
Uhmm,,susah jelasinnya. Baca aja deh di buku-buku nya Salim A.Fillah.

Trus, apakah kriteria pasangan yang saya inginkan sekarang sudah bergeser seiring pengetahuan dan benturan realita di lapangan?? Bisa jadi iya. Yang jelas, ikhwan itu jumlahnya selalu lebih sedikit daripada akhwat. Sehingga azzam saya untuk dapetin seorang ikhwan mulai luntur (hihi…gak tau nih, what happen ae’ naon with me?!?!?!). Kalo ada lelaki sholeh yang datang dengan niat baik, akan saya pertimbangkan (ceile..). Tentunya dengan restu orang tua. Btw, postingan ini bukannya ajang promosi ya (kalo iya, jg gpp sih,,hehe,maksudnya..ehm…uhm…itu…gak jadi deh)

Saya mau nyanyi dulu ah..” kini berpadulah dua hati dalam mahligai cinta..ikatan nan agung sempurna sebagian agama…”

Lanjutin sendiri ya, mau pergi berkelana lagi nih….^_^. Nyari jodoh (haha..)

Udah, gausah terpengaruh ama tulisan saya yang konyol dan rada ngaco ini ya. karena blog ini emang cuma tempat "muntahan" saya di dunia virtual

Selasa, 14 Oktober 2008

Kamuflase

D: Akhirnya OL juga, kemana aja?
B : gak, cm invis aja tadi
D : gimana, masih kangen ama dia?
B : (bingung)
D : kenapa?
B : gpp sih
D : udah, jujur aja ma aku, rahasia kita berdua kok, tenang aja
B : (bingung)
D : napa sih?
B : iya, kangen 
D : apa sih yang dicari? Kamu tenang pas deketan ama dia?
B : iya
D : trus, kalo gak ketemu apa rasanya?
B : ya kangen donk
D : trus kalo kangen?
B : ya pengen ketemu
D : kalo udah ketemu?
B : udah deh, gak usah di bahas lagi, sedih nih
D : lho, aku kasi tau ya, itu tuh cuma sementara aja, ntar lama-lama juga terbiasa
B : maksudnya?
D : pacaran tuh hanya kamuflase aja
B : tp dia baek banget ma aku
D : iya, di depan kamu aja dia baek, biasanya sama orang laen juga enggak. Di depan kamu aja dia wangi, biasanya juga enggak. Di depan kamu aja dia baek, biasanya juga pelit. Sama kamu aja keliatan perfect, biasanya juga berantakan
B : Uhmmm…gitu ya, trus aku harus gmn?
D : ya musti ambil keputusan,mau lanjut apa putus
B : iya deh

D is now offline
B : sign out

D & B sibuk dengan pikiran masing-masing. Membawa dialog mereka ke dalam masing-masing diri. Kembali dengan rutinitas. Mereka punya karakter yang hampir sama. Tipikal yang tidak jauh berbeda. Kata orang nih, udah ketemu chemistry nya!. Mungkin terlambat ketemuannya, waktu pas masih sama2 di satu kota. Sekarang terpisah jarak ribuan kilometer. Sejarah kelam hidupnya pun beririsan. Itulah yang membuat mereka akhirnya sangat dekat. Berpisah namun tak terpisahkan. Hehe… have fun dengan hubungan sekarang, gada ikatan, tapi cukup membuat mereka (?????) Uhmm,,,, D, benar katamu, Pacaran? Hanya kamuflase.

D, bagaimana selanjutnya?

Senin, 13 Oktober 2008

Surat Untuk Osama

SURAT UNTUK OSAMA



Osama..
Kamu tak pernah bilang padaku
Kalau kamu akan meledakkan WTC dan Pentagon
Bush juga tak punya bukti sampai sekarang
Jadi, aku lebih memilih percaya..
Pada cinta yang terpancar dibalik keteduhan matamu
Pada semangat yang tersimpna dibalik lebat janggutmu
Osama,,,
Kamulah yang mengajar bangsa-bangsa yang bisu untuk bisa bicara
Maka mereka BERTERIAK
Kamulah yang menanam bibit keberanian diladang jiwa orang-orang pengecut
Maka mereka MELAWAN
Kamulah yang menebar nikmat kemerdekaan
Direlung kalbu orang-orang tertindas
Maka mereka BERJUANG
Kamulah yang mengobarkan harapan direlung orang-orang yang membungkam
Maka mereka MEMBERONTAK

Osama
Kamulah yang mengunci mulut bangsa-bangsa penjajah seperti mereka
Maka mereka hanya bisa mengamuk
Kamulah yang menutup mulut para penjajah
Maka mereka terbungkam
Kamulah yang merampas rasa aman dari jiwa-jiwa bangsa tiran
Maka mereka tak pernah bisa tidur nyenyak
Kamulah yang merebut selera hidup dan sakit hati bangsa-bangsa
Maka mereka tak lagi bisa menikmati hidup

Osama...oh Osama...
Mari nyanyikan lagu kemenangan
Bersama nurani anak-anak manusia yang telah menemukan kehidupannya

Osama...Oh Osama...
Mari kita senandungkan nsayid keabadian
Bersama yang merindukan taman syurga





JAWABAN DARI OSAMA

Saudaraku, suratmu sudah kuterima
Aku baik-baik saja. Aku masih minum teh di pagi hari, dan menikmati sunset di sore hari.
Aku juga masih mengendalikan bisnis dan mengontrol jaringan Al-Qaedah dari balik gua-gua
Tenanglah wahai saudaraku, karena jadwal kematianku tidak tertulis di Pentagon ataupun WTC
Saudaraku ,,,,aku menonton
Aku senang, kalian mulai berani bicara
Aku suka, kalian sudah bisa bikin Bush marah-marah
Aku gembira, kalian sudah bisa bilang ”TIDAK”
Aku bahagia, kalian mulai belajar
Aku terharu, kalian miskin tapi mau nyumbang
Aku terheran-heran, kalian kecil-kecil tapi mau jihad ke afghanistan
Aku pikir, kalian anak-anak ajaib

Saudaraku...
Aku mau buka rahasia sama kamu
Tapi, kamu jangan bilang siapa-siapa
Kamu tau gak?
Kenapa orang-orang Taliban sayang padaku?
Kata mereka, ternyata aku lucu. Bocah-bocah aghan juga senang padaku
Kata mereka, karena aku bawa mainan pesawat-pesawat amrik kepada mereka
Para pemulung Afghanistan juga senang padaku
Kata mereka, karena roda-roda itulah mereka bisa hidup

Orang-orang Amerika itu terlalu serius
Padahal kita Cuma bermain-main di taman surga

Saudaraku, kita sedang dinanti Allah

Aku ingin mengubur keangkuhan AS disini

Aku akan datang ke Indonesia
Kamu tahu, apa yang akan kulakukan ?
Aku hanya mau investasi di negrimu



NB: Puisi itu saya rekam dari sebuah stasiun televisi yang sedang menyiarkan sebuah pertunjukan teater tentang ”11 September” di tahun 2001. Saat itu, dunia digemparkan oleh peristiwa peledakan gedung World trade centre (WTC) dan Pentagon.

How Do You Describe Love

How do you describe love? Cinta dengan segala definisinya, pastilah tetap menjadi bahan pembicaraan yang sangat diminati. Sangat gurih untuk dikunyah. Gak tua gak muda, sama aja. Syndrome cinta mah emang menyerang manusia di segala usia. Jadi, gak heran, kalo kita nyeletuk dikit aja tentang “cinta”, saya yakin deh, pasti pada koor tereak begini, ” suit..suit..”, atau, “cie..cie..”.
Jadi, apaan donk cinta itu? Tanyakan saja arti cinta pada siapapun yang Anda temui, maka sebanyak itu pula Anda temukan kata cinta di definiskan berbeda. Tergantung bagaimana suasana hati dan moody dari orang tersebut. Uhmm….cinta?? Love Is Like Wind, We Cannot See It But We Can Feel It


EHm…ehm…

Huaa…huaa…hua…

Dag dig dug…duer….

Auw….gubrak….!

Hiks…..:(

Hi hi hi….

Wua wua..wua………

Begitulah. Beribu rasa tumpah ruah menyergap ketika seseorang sedang jatuh cinta. Cinta itu aneh. Senang, haru, sedih, bahagia, kecewa, benci, dendam, sakit hati, kacau, gelisah, berbunga-bunga, kangen berkepanjangan, hambar,,, dan segala macam bentuk rasa dan emosi mungkin pernah kita rasakan. Cinta adalah energi yang sangat besar yang mampu menjadikan pengecut jadi pemberani, yang bodoh jadi pintar, yang cuek bebek jadi perhatian abiz, yang mampu memfasihkan lidah, mempertajam pena, melahirkan semangat dan segala kegembiraan yang membuat rasa membumbung ke langit luas.
Oh my God…. Gak kuat kalo lagi jatuh cinta..hiks…hiks…bawaannya mikirin doi mulu. Kemana-mana dipikirin. Apalagi kalo gak dapet kabarnya sehari ajah, pasti deh nyari-nyari kabarnya. Giliran dia yang sering SMS, kita yang ngerasa di perhatiin gitu, berasa jadi orang nomer satu deh buat dia. Pernah kan ngerasain kayak gitu?

Ngomongin cinta ibarat mendaki gunung tanpa puncak, mengarungi lautan
tanpa tepian (hehe..segitunya).

By the way, saya mau berceloteh dikit deh. Tapi sebelum itu, saya mau tanya, yang masih inget cinta pertamanya, tolong acungkan jempol, eh salah ya, acungkan tangan!!..wuih, kok banyak amat. Cie,,,uhm,,,tuh yang lagi baca pasti kebayang deh wajah…(hayo wajah siapa?hehehe,,,tenang aja, gak papa kok, toh inget si dia, gak buat kamu-kamu tuh jadi dosa, kecuali mikir yang enggak2 kalee) wah..wah..jadi “blushing” gitu mukanya. Hihi……

Tapi, kalo saya ditanya, kapan saya mulai jatuh cinta, akan saya jawab, umur 21 tahun. Wua…tua donk ya. Gak juga siy, umur 21 tuh gak termasuk hitungan cinta monyet dan conta brontosaurus..haha…….kalo cinta monyet mah, dari kelas 5 SD juga udah mulai suka sama yang namanya cowok. Eh, kayaknya menarik deh,diceritain waktu pas lagi SD. Awalnya, waktu itu gara-gara sohiban banget ama 1 temen cowok. Tetanggaan sih, jadi ketemu tiap hari, main tiap hari, nonton bareng tiap hari, makan bareng tiap hari, mandi bareng tiap hari ,hehe,, maklum masih kecil, sukanya main di luar, di kolong jembatan, di sungai, di kali,…
Ya gimana gak deket, lha wong, bapaknya dia itu temen deket bapakku. Gimana gak deket, rumahnya dempetan, gimana gak deket, kalo mamanya suka jodoh-jodohin aku ama anaknya itu. Nah, itu waktu SD.

Berlanjut sampe di SMP. Sudah menjadi hal yang lumrah, kalo remaja itu senangnya membuat komunitas sendiri, dan biasanya bakalan bangga-banggaan dengan komunitasnya itu. Saya juga punya genk dulu. Namanya “seven magic”. Tujuh keajaiban. Visi kami, ingin menjadikan dunia ini penuh keajaiban dengan kehadiran kami bertujuh. Haha….norak banget yak. Dan gak penting banget gitu. Tapi ya beda, waktu SMP, bangga banget ama genk sendiri, pokoknya narsis banget deh. Kerjaan kita tuh, suka ngumpul pas jam pulang sekolah. Jadi seneng banget kalo denger hari libur. Kalo libur, tetep aja kesekolah, tapi agendanya bukan belajar, tapi ngumpul bareng temen2. atau ngomongin gossip artis semacam westlife, nsync, the moffats, dan laen-laen. atau nonton bareng. Nah, waktu pas heboh-hebohnya film “Titanic”, pada saat itulah, si dia mulai deket2 gitu. Ah, udah ah. Males cerita yang ini, malu2in.

Lanjut pas SMA. Nah, usia ini, saya lumayan stabil. Tidak lagi meledak-ledak, tidak lagi suka tereak-tereak histeris kalo nemu “barang antik”, tau maksudnya kan? :D

Hampir bisa dibilang, masa SMA yang katanya adalah masa transisi dari usia remaja menuju masa dewasa, tidak terlalu signifikan merubah perilaku saya dalam urusan yang satu ini. Mungkin juga karena pada saat SMA, saya udah mulai berjilbab rapi, sudah mulai mengenakan pakaian takwa sesuai syari’at. Sudah mulai ikut kajian-kajian, sudah mulai aktif berorganisasi. Apa saja kegiatan yang positif saya ikuti. Jadi, pada saat SMA, tepatnya menjelang kenaikan kelas 2, saya sudah mulai ikut tarbiyah. Dan sudah mulai paham batasan-batasan pergaulan antara laki-laki dan perempuan dalam Islam. Sehingga, sedikit banyak, ilmu dan kepahaman yang saya peroleh juga mempengaruhi tindak-tanduk perbuatan sehari-hari. Tidak mau nyontek, dll, yang mungkin dimata temen-temen, sedikit aneh. Apalagi, kalo pas halal bi halal, saya tidak menjabat tangan teman pria saya. Hehe,,,sempat dibilang ekstrim oleh kawan-kawan. Tapi saya enjoy aja. Kebetulan, di kelas, hanya saya sendiri yang ikut kajian pekanan tersebut. Hm,,,mungkin sebagian mereka menganggap kegiatan seperti itu membosankan. Saat SMA inilah, saya betul merasakan kecintaan yang menggebu gebu kepada Allah. Dzat yang Maha Kuasa, Dia yang memberi kita nafas, yang mengatur rezeki, yang mengatur alam semesta hingga tetap pada porosnya. Subhanallah, saya betul merasakan hidayah itu merasuk kedalam jiwa. Sangat merindukan-Nya. Saya juga ingat, saya pernah shalat malam, lamaaaa sekali, dengan bercucuran air mata, saya menyesali tiap dosa dan celah maksiat yang pernah saya lakukan. Saya bersyukur kepada-Nya, sudah memberikan hidayah itu kepada saya.

Pun, tidak bisa dipungkiri, rasa cinta, rasa suka, atau simpati kepada seseorang, tetaplah merupakan fitrah bagi laki-laki dan perempuan. Saya juga merasakan getar-getar cinta itu tatkala bertemu atau bersitatap dengan laki-laki yang saya sukai. Bedanya, waktu itu saya suka jatuh cinta yang borongan, hehe, sebenarnya bukan cinta yang gimana-gimana sih, Cuma simpati aja kok. Tapi tetep aja ada rasa suka gituh. Di usia SMA ini, godaannya gak terlalu berat bagi saya. Ada juga cowok yang bilang suka sama saya, tapi saya aja ilfil ama dia. Lama-lama dia gak betah ama saya yang suka kasi nasehat macem2 dan galak pula..Hehe

Hm,,,sekarang, inilah kisah seru saya. Saat saya umur 21 tahun. Kala itu, saya masih duduk disemester 5. Ada perhelatan besar yang akan di gelar di sini, di kota khatulistiwa ini. Dihadiri oleh 44 perguruan tinggi dan swasta yang ada di Indonesia. Yaitu MTQ nasional tingkat mahasiswa. Saat mengetahui kalo UNTAN jadi tuan rumah untuk MTQ mahasiswa tingkat nasional, bayangan saya langsung tertuju pada suasana akademis yang kental, yang pastinya mewarnai setiap kegiatan. Ada banyak universitas yang akan hadir dalam perhelatan akbar ini.

Saat ada pembukaan pendaftaran sebagai LO (pendamping kafilah) saya pun tidak mengabaikan momen ini. Langsung aja daftar ke panitia. Ikut test dan memenuhi syarat-syarat yang harus dipenuhi dan alhamdulillah saya pun dinyatakan lulus. Kebetulan saya diamanahi untuk menjadi pendamping bagi para kafilah dari Makassar, mahasiswa Universitas Hasanuddin. Kampus merah makassar ini memang terkenal dengan dinamika gerakan mahasiswanya dan pergerakan islam. Saya mendampingi sebelas kafilah, 9 ikhwan dan 2 akhwat. Bisa di bayangkan, saya harus menemani mereka dalam kegiatan. Meskipun saya tidak sendirian, saya ditemani seorang LO yang lain juga sih. Tapi, tetap saja, saya harus membagi waktu untuk menemani mereka.

Saya ingat sekali, waktu rombongan kafilah Unhas sampai untuk pertama kalinya di UNTAN, hari Ahad, 18 September 2005, jam 2 siang. Saya langsung di telp panitia untuk menyambut dan menemani mereka. Saat itu, seorang lelaki turun dari mobil rombongan, saya langsung menyambut kedatangannya. Dari almamater yang dia kenakan, saya bisa menebak, dia lah kafilah UNHAS. Begitu kenalan, mata kami saling beradu pandang, hati saya bergejolak saat itu, kutundukkan wajahku, sepertinya ia pun melakukan hal yang sama. Dengan kedua tangan merapat di atas dada, ia memperkenalkan dirinya. Wah, gak nyangka, soleh juga nih anak, pikir saya pada saat itu. Akhirnya, kami kenalan, bertanya nama dan nomer Handphone masing-masing. Setelah menyelesaikan administrasi dan pendaftaran ulang, kami berdua naik ke dalam mobil rombongan menuju penginapan. Setelah itu, selama sepekan, kami terbiasa berbincang tentang pergerakan mahasiswa, dll. Kebetulan, dia adalah kontestan MTQ kategori Lomba karya tulis ilmiah islam. Mengangkat tema agama dan peradaban.

Sepekan berlalu. Acara pun usai. Saat penutupan, kami berphoto bersama. Esoknya, saya mengantar mereka sampai ke bandara. Saat itulah pertemuan terakhir saya dengannya.

Begitu dia tiba di Makassar, dia langsung menghubungi saya. Alhamdulillah, selamat sampai tujuan. Hampir setiap hari, dia selalu mengirimi saya SMS. Isinya, kegiatan2 yang dia lakukan. Perkampungan sekuler, dialog dengan professor, menjadi pembicara di diskusi lesehan kampus, di panel kan dengan dosen, dll. Semua di ceritakan olehnya. Saya bangga punya teman seperti dia. Sangat cekatan, pemberani, seorang pemberontak, aktivis tulen, dan hmmm..romantis. hehe,,, saya bisa membaca itu di setiap sms dan email yang dikirimnya kepada saya. Kami menjalin hubungan tanpa status ini selama kurang lebih 2 tahun, dengan berbagai dinamika di dalamnya. Sampai suatu ketika, awal 2008 lalu, dia mengirimi saya SMS, isinya adalah buku2 yang dia tulis sudah terbit. Saya tidak tau buku yg dia terbitkan kalo saya tidak di beritahu oleh seorang kawan, bahwa dia menemukan sebuah buku di Gramedia, dalam prolognya, si penulis menuliskan nama saya. Langsung saja saya hunting buku tersebut, dan ternyata benar. Dia menuliskan nama saya di prolog karyanya itu. Saat itu, kami sudah jarang berkomunikasi. Medio 2008, dia mengirimi saya SMS lagi dan mengatakan bahwa saat ini dia sudah menikah dengan seorang gadis asal Kalimantan juga. Awalnya saya terpukul. Pedih dan perih. Tapi, saya sudah mengira jauh-jauh hari. Sesuatu yang diawali dengan yang tidak baik, hasilnya pun tidak akan baik. Tidak berkah. Saya hanya bisa mendoakannya saja…..

Minggu, 12 Oktober 2008

The 7 Habits




Judul Buku : 7 Habits of Highly Effective People
Penulis : Stephen R. Covey
Penerbit : Binarupa Aksara
Jumlah halaman : 346


Dunia berubah dengan sangat cepat. Ada milyaran manusia di dunia ini. Ada ratusan buku yang terbit setiap hari. Ada jutaan fenomena yang kita temui atau kita alami. Ada banyak orang gagal disekitar kita, namun tak sedikit juga yang menuai sukses. Dalam dimensi yang luas, sukses adalah milik semua orang. Tetapi tidak semua orang tahu bagaimana mendapatkan atau meraih kesuksesan. Karena, meraih sukses bukanlah perkara gampang. Diperlukan kepercayaan diri yang tinggi, antusiasme, hasrat, ketekunan, kerja keras, motivasi, serta komitmen untuk terus memperbaiki diri.

Stephen R. Covey dalam bukunya “7 Habits of Highly Effective People” menguraikan tujuh kebiasaan untuk kesuksesan Anda. Kebiasaan adalah faktor yang kuat dalam hidup kita. Ia begitu konsisten dan seringkali merupakan pola yang tidak disadari, maka kebiasaan yang terus menerus dan setiap hari akan mengekspresikan karakter kita dan menghasilkan efektivitas atau ketidakefektifan kita.

Untuk menjadi efektif dan menang secara pribadi, Covey menganjurkan 3 kebiasaan pertama yang sangat efektif:
1. Jadilah Pro Aktif
Sebagai manusia, kita bertanggung jawab atas diri kita sendiri. Perilaku kita adalah fungsi keputusan kita, bukan kondisi kita. Jangan biarkan lingkungan mengontrol diri kita. Kita punya kebebasan berkehendak. Jangan sekali-sekali menyalahkan orang lain, dan jangan sekali-kali menyalahkan keadaan. Kitalah yang menciptakan keadaan tersebut sekaligus mengendalikannya
2. Memulai dari akhir dalam pikiran
Mulailah dari titik paling akhir, niscaya akan terang tujuan Anda. Hal ini berarti mengetahui kemana Anda akan pergi sehingga Anda sebaiknya mengerti dimana Anda sekarang dan dengan begitu, Anda mengetahui langkah-langkah yang Anda ambil selalu berada pada arah yang benar, yaitu visi Anda.
3. Dahulukan yang utama
Kita seringkali disibukkan oleh persoalan remeh temeh dan tidak penting yang justru menghabiskan waktu efektif yang kita miliki. Anda harus membuat prioritas dalam aktivitas Anda sehari-hari.
Sedangkan untuk efektif dan menang secara publik, Covey menganjurkan 4 kebiasaan berikutnya:
4. Berpikir menang/menang
Keberhasilan seseorang tidak dicapai dengan mengorbankan/menyingkirkan keberhasilan orang lain. Menang/menang melihat kehidupan sebagai arena kooperatif bukan kompetitif. Kebanyakan orang cenderung berpikir dikotomi, kuat atau lemah, menang atau kalah, keras atau lunak. Padahal cara berpikir seperti itu cacat!
5. Berusaha mengerti dahulu baru dimengerti
Prinsip ini adalah kunci untuk komunikasi antar pribadi yang efektif. Kita biasanya lebih dahulu ingin dimengerti. Kebanyakan orang tidak mendengar dengan maksud untuk mengerti. Mereka mendengar dengan maksud untuk menjawab. Padahal bentuk tertinggi dari mendengarkan adalah mendengar dengan empatik.
6. Wujudkan Sinergi
Intisari dari sinergi adalah menghargai perbedaan, menghormati perbedaan, membangun kekuatan, mengimbangi kelemahan.
7. Asahlah gergaji
Covey dengan tegas menyatakan dimensi spiritual adalah pusat kita. Kebiasaan ke-7 ini menjadi dasar dan prasyarat agar kebiasaan-kebiasaan lain dapat efektif. Covey bercerita dalam bukunya:
Andaikan saja Anda bertemu seseorang yang sedang terburu-buru menebang sebatang pohon di hutan.
”Apa yang sedang Anda kerjakan?” Anda bertanya
”Tidak dapatkah Anda melihat?” demikian jawabnya dengan tidak sabar. ”Saya sedang menggergaji pohon ini.”
”Anda kelihatan letih!” Anda berseru. “Berapa lama Anda sudah mengerjakannya?”
“Lebih dari 5 jam,” jawabnya, “dan saya lelah!ini benar-benar kerja keras.”
“Nah, mengapa Anda tidak beristirahat dan mengasah gergaji itu? Saya yakin Anda dapat bekerja lebih cepat.
”Saya tidak punya waktu untuk mengasah gergaji,” orang tersebut berkata dengan tegas, ”Saya terlalu sibuk menggergaji.”

Banyak orang yang belajar dengan rajin tetapi hasilnya minim. Juga tidak sedikit yang bekerja keras banting tulang, namun hasilnya tidak optimal. Ini karena ”gergaji”nya belum diasah. Bahkan dia tidak menyadari bahwa gergaji tersebut memang perlu di asah.

The Alchemist

Judul Buku : The Alchemist
Penulis : Paulo Coelho
Penerbit : Gramedia
Cetakan 2 : Februari 2006
Tebal Buku : 218 Halaman




Jika selama ini Anda sering membaca novel yang penuh dengan cerita romansa yang membuat Anda “blushing”, atau cerita kehidupan seseorang yang mendapat cobaan mahaberat selama hidupnya yang seolah tiada henti menghampiri. Atau bahkan Anda justru lebih sering membaca novel yang sarat dengan kelucuan dan kekocakan yang mengocok perut Anda sampai air mata Anda keluar, maka sepertinya Anda perlu sejenak untuk beralih ke novel lain.
Novel “The Alchemist” mengajak Anda untuk memetik pelajaran moral dari mozaik kehidupan yang dilalui. Mungkin bagi Anda, bersafari ke negri lain adalah hal yang biasa. Namun, bagi Santiago, sang anak gembala yang menjadi tokoh utama novel ini, dapat mengambil pelajaran di setiap perjalanan yang membawanya melintasi desa-desa, padang pasir, sampai ke Tangier. Keberaniannya merelakan domba-dombanya dan mencoba menjalani takdirnya, serta antusiasmenya selama bekerja di toko kristal. Disanalah dia bertemu dengan Sang Alkemis, yang menuntunnya menuju harta karun serta mengajarinya tentang jiwa dunia, cinta, kesabaran, kegigihan dalam mengejar impian. Yang mengajarinya bahasa antusiasme, yaitu sebuah bahasa orang yang berhasil dalam pekerjaannya yang dilakukan dengan penuh cinta dan tujuan. Disana jugalah dia akhirnya menemukan cinta sejatinya: Fatima, gadis gurun yang setia menanti kepulangannya. Novel ini menyajikan kisah sederhana yang indah dan menjadi sumber inspirasi bagi yang membacanya.
Yang menarik dari novel ini adalah kekayaan bahasa dan kepiawaian Paulo Coelho dalam merangkai kata yang menggugah semangat dan mengajak kita bagaimana seharusnya menyikapi takdir. Sehingga tak heran, novel-novelnya sudah tersebar di seantero dunia dan telah diterjemahkan kedalam 56 bahasa.
Ada beberapa pelajaran moral yang dapat dipetik dari novel ini. Bahwa kita harus siap menghadapi perubahan. Bahwa yang membuat hidup ini menarik adalah kemungkinan untuk mewujudkan impian menjadi kenyataan. Bahwa segala sesuatu dalam hidup ini adalah pertanda, maka kita harus bisa membaca pertanda-pertanda itu. Bahwa orang yang menjalani takdirnya tahu segala yang perlu diketahuinya, hanya ada satu hal yang membuat orang tak bisa meraih impiannya: TAKUT GAGAL!
Lalu, apa itu Alkemis? Alkemis adalah orang yang bisa memahami alam dan bahasa dunia, Santiago mempelajari rahasia-rahasia Sang Alkemis melalui setiap perjalanan yang mereka lalui bersama.
“Kau takkan pernah bisa lari dari hatimu. Jadi, sebaiknya dengarkanlah suaranya…” ungkap Sang Alkemis pada si anak. “Mengapa hati manusia tidak menyuruh mereka terus mengejar impian-impian mereka?” tanya si anak pada sang alkemis. ”Sebab itu akan membuat hati sangat menderita dan hati tidak suka menderita.”
Mulai saat itu si anak lelaki memahami hatinya. Dia meminta hatinya untuk jangan pernah berhenti bicara padanya. Dia meminta agar saat dia menyimpang jauh dari impian-impiannya, hatinya memperingatkannya. Si anak bersumpah, setiap kali mendengar peringatan ini dan dia akan mematuhinya.
Kalau kita berusaha menjadi lebih baik, segala sesuatu disekitar kita akan ikut menjadi lebih baik. Itulah yang dilakukan para alkemis. Selamat membaca, selamat melakukan perjalanan wisata alam pikiran....

Jumat, 10 Oktober 2008

Lebaran di Pontianak

Ada yang unik di hari yang istimewa bagi kaum muslimin, utamanya Idul Fitri. Tradisi ber-lebaran di setiap daerah tentunya berbeda-beda. Para pendatang yang ada di kota Pontianak juga berpendapat seperti itu. Lebaran di Pontianak itu sepekan setelah 1 Syawal masih rame’. Aneka panganannya juga banyak. Mau liat kue-kue yang ada dirumahku? Padahal ini udah hari ke 10 lho, persediaan kuenya masih ada.


Kamis, 09 Oktober 2008

Sepenggal Resah



Lalu dengan langkah gontai…
Sang gadis berjalan keluar melalui lantai yang dingin
Sedingin hatinya…
Ia keluar,menatap langit…
Menantang angkasa….

Siapa peduli
Langit pun mendung tanpa ada ketandaan
Bumi seolah runtuh meloloskan satu persatu tulangnya…

Doa sang gadis
“Tuhan, turunkan 1 lelaki untukku”
Inilah sepenggal resah yang salah…

Untukmu:
I just wanna say “ I HATE YOU, Body & soul!!”
Look at me, I’m serious
Mungkin lebih tepatnya “ I miss u but I hate u”
Damn it!! Aku mencintai lelaki brengsek itu!
By: My devil

Kota sambas menyimpan banyak luka
Pedih dan perih, kupenjarakan mereka semua
Kau merobek pinggir nuraniku, sayang
You Hurt me, Hon….

Sepulang dari Sambas…
8 Oktober 2008