Free Banana Dancing ani Cursors at www.totallyfreecursors.com
Bani Menulis dan Bercerita: 2009

Minggu, 26 Juli 2009

Jangan Menyerah

Terinspirasi dengan obrolan with seorang wartawan, sehabis dia liputan di daerah pelosok di suatu kabupaten. Lalu, saya komentar begini, “Wah, berarti seorang jurnalis itu lebih terasah nuraninya ya. Karena seringkali melihat realita menyakitkan di depan mata”. Dia cuma senyam senyum sambil melihat saya. Ini juga salah satu alasan kenapa saya begitu senang berkenalan dan akrab dengan jurnalis. Sampe bela-belain nyari suami wartawan. Karena pasti pinter, cerdas, analisanya bagus. Tidak hanya banyak membaca buku, tapi banyak membaca realita. Haha.. alasannya spekulatif ya?. Tidak papa kan punya cita-cita begitu. Meski sering di ejek ama temen-temen. Bahkan ada yang komentar sadis begini, “Apa? Wartawan? Gak punya masa depan!”.. Hua ha ha, saya tertawa sejadi-jadinya menanggapi komentar teman saya itu.

Jangan Menyerah
oleh: d Masiv

Tak ada manusia
Yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali
Segala yang telah terjadi

Kita pasti pernah
Dapatkan cobaan yang berat
Seakan hidup ini
Tak ada artinya lagi

Reff 1:
Syukuri apa yang ada
Hidup adalah anugerah
Tetap jalani hidup ini
Melakukan yang terbaik

Tak ada manusia
Yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali
Segala yang telah terjadi

Back to: Reff 1

Reff 2:
Tuhan pasti kan menunjukkan
Kebesaran dan kuasanya
Bagi hambanya yang sabar
Dan tak kenal putus asa

Bridge:
Jangan menyerah (6x)

Back to: Reff 1 & Reff 2

Coda:
Dan tak kenal putus asa (2x)


Terinspirasi dengan obrolan with seorang wartawan, sehabis dia liputan di daerah pelosok di suatu kabupaten. Lalu, saya komentar begini, “Wah, berarti seorang jurnalis itu lebih terasah nuraninya ya. Karena seringkali melihat realita menyakitkan di depan mata”. Dia cuma senyam senyum sambil melihat saya. Ini juga salah satu alasan kenapa saya begitu senang berkenalan dan akrab dengan jurnalis. Sampe bela-belain nyari suami wartawan. Karena pasti pinter, cerdas, analisanya bagus. Tidak hanya banyak membaca buku, tapi banyak membaca realita. Haha.. alasannya spekulatif ya?. Tidak papa kan punya cita-cita begitu. Meski sering di ejek ama temen-temen. Bahkan ada yang komentar sadis begini, “Apa? Wartawan? Gak punya masa depan!”.. Hua ha ha, saya tertawa sejadi-jadinya menanggapi komentar teman saya itu.

Anyway bushway, lagu ini hadir ketika saya merasa lelah dengan segala yang saya peroleh selama ini, Lika liku jalan hidup saya, berpisah dari orang tua, cita-cita saya yang segudang itu, cobaan di tempat kerja, menuntut kesabaran lebih. Sebuah lagu akan bermakna jika yang mendengarkan merasakan hal yang sama dengan lirik lagunya. Sebuah lagu bisa jadi inspirasi bagi yang mendengarkan. Menjadi lebih baik atau sebaliknya. Lagu ini buat saya semangat. Semangat bekerja, semangat berkawan, semangat membantu sesama, semangat mensyukuri segala yang Allah berikan. Orang tua yang begitu mencintai dan menyayangi saya, sampai-sampai di telpon mulu, maklum, anak gadis tinggal sendiri, ^_^…Bersyukur atas nikmat yang tak terhitung banyaknya. Indra yang lengkap, mata, telinga, lidah, kulit, hidung, dan masih banyak lagi nikmat yang lain-Nya. Kalaulah pohon menjadi pena, dan lautan menjadi tinta untuk menuliskan nikmat-Nya, takkan pernah habis tertulis. Sepakat? Saya rasa semua akan meng-iya kan. Bahasanya ESQ nih, anggukan universal, bahwa ada sesuatu di luar diri manusia yang lebih besar dan lebih kuasa, Dialah Allah, pemilik semesta alam, pemilik jagad raya.
Terima kasih d’masiv… dan terimakasih buat orang-orang terkasih di sekitar saya. Eh, saya mau list satu-persatu dulu ah, kawan2 yg buat saya jadi seperti sekarang ini, mau ngucapin makasihhhhhhhhhhhhh banged… buat bani jadi lebih dewasa, buat Bani ceriaaa selalu… arigato….jazakumullahu khairan katsira..^_^

1. Teman2 di KAMMI, seperti eka, tati, sandy, bang hemri, bang Dede, bang aziz, reni, kak asma, kak astri, ummi, sahri, wawan, fitra, marhadi, doakan aku selalu istiqomah. Dan teman2 yg lain yang gak bisa di sebutin satu-satu...

2. Teman2 wartawan, kak dian equator, kak uli TP, iin, wira, bang hasyim, pak asmadi, bang mahmudi equator, dan kawan2 yg lain lah

3. Teman2 di ganesha operation: mb wita, kak ais, mb Na, mb desi, icha, dian, ros, sari, lika dan pak Ch..hehe, piss boss!

4. Teman2 di ptk barat: bang pram, kak mas, lisna, kak rara, ica, fitri, etc...banyak deh... ada 2000 lah..hehe..lebayyyy...

5. Teman2 di LPS: akang, ratih, bang asmi, ripal.. *kitak kemane jak? :D

6. Kawan2 blogger: fitri ozinuka, sahlah, ramdan, munim, kanada, wawan azhar, dan semuanya deh...

7. Kawan penulis: bang martin siregar... just for you :)

8. Kawan2 di FKIP dulu, mathematic ranger angkatan 2003, kawan2 di tarbawi, di HIMMAT, di BEM FKIP

9. Kawan2 di SMP 9 Singkawang : Bu novi, kak dede, mb dani, mb ary, okta, kak nana, kak ita... harus sabar menghadapi musibah di sekolah.

10. Kawan2 di fesbuk. i love u all...muachhh...^_^



Senin, 15 Juni 2009

Dragon Sakura


DRAGON SAKURA

Karakter tokoh:
1. Sakuragi Sensei : Seorang pengacara, dulunya mantan anggota geng balap. Dia menyiapkan murid2 sekolah Ryuuzan dengan rata-rata 36 untuk memasuki universitas bergengsi di Jepang
2. Ino – Chan : Guru bahasa inggris di Ryuuzan. Satu2nya guru yang peduli dengan nasib dan masa depan anak didiknya
3. Yajima Kun : murid pertama kelas khusus yang di siapkan untuk memasuki Todai.
4. Ogata - Kun : cowok cakep yang lucu, memiliki ayah yang begitu angkuh dan tak menghargai setiap usahanya. Jadi, nih cowok benci banget ama bokapnya.
5. Kousaka - San : Pacarnya Yajima. Ehehe… abisnya bingung mau nulisin karakternya
6. Kobayashi : Cewek paling childish dan paling lucu di antara 6 murid kelas khusus
7. Okuno – Kun : Cowok yang selalu di remehkan oleh keluarganya bahkan oleh saudara kembarnya yang bersekolah di Shuumeikan (SMU nomer 1 di Jepang). Polos, dan begitu baik pada siapapun.
8. Mizuno – San : cewek, anak yatim, yang harus membantu ibunya mengurus restoran.


Pernah nonton dragon sakura? Kalo pernah, gak papa kan saya ceritakan ulang dalam bentuk tulisan. Kalo gak pernah, atau baru denger sekarang, ini kesempatan bagi saya untuk berbagi bersama para pemirsa dan pembaca sekalian. Hehe….Cerita berseri asal negri sakura ini menceritakan tentang seorang pengacara bernama Sakuragi, seorang mantan anggota geng balap. Dia mendapat tugas untuk menangani sekolah Ryuuzan yang kemungkinan akan segera bangkrut. Karena manajemen yang tidak bagus dari sekolah. Selain itu, Sekolah Ryuuzan juga memiliki seorang Direktur (Kepala Sekolah) yang korup. Huhh…. Apa aja yang bisa di korup dari sekolah, maka niscaya akan di manfaatkannya. Hobynya? Shoppinggggggggg… cape dehhh.



Sekolah Ryuuzan adalah salah satu sekolah tingkat menengah atas yang terkenal dengan kebodohan muridnya. Average test nya ajah cuma 36 dari 100. Haha….. universitas mana yang akan menerima siswa dengan nilai di bawah rata-rata? Jadi, siswa lulusan di Ryuuzan selalu di anggap remeh, di pandang sebelah mata. Setiap kali seorang siswa mengatakan bahwa dia berasal dari sekolah Ryuuzan, maka jangan harap orang akan bersikap hormat, yang ada adalah cemoohan. Jadi, gak ada yang bisa di banggakan di sekolah tersebut.
Nah, Sakuragi di tantang untuk menyelesaikan kasus Ryuuzan. Dia merenung, langkah apa yang harus di lakukan. Dia memutuskan akan mempertahankan sekolah Ryuuzan. Dengan metode pembelajaran yang sama sekali berbeda dengan biasanya. Ia ingin menjadikan sekolah Ryuuzan menjadi sekolah favorite 5 tahun kedepan. Tahun pertama, dia berjanji akan meloloskan 5 siswa Ryuuzan untuk masuk ke TODAI (Tokyo Daigaku) atau Universitas Tokyo. Dan drama ini menceritakan keajaiban-keajaibannya.


Todai adalah universitas nomor 1 di Jepang. Semua orang ingin masuk Todai. Universitas bergengsi ini memiliki ujian masuk yang sangat ketat. Ide Sakuragi Sensei sontak mendapat cemoohan dan tertawaan dari para guru di Sekolah Ryuuzan. Banyak yang tidak percaya dan mengatakan ini adalah suatu hal yang mustahi. Takkan mungkin terjadi dengan usaha apapun. Dan yang mengherankan lagi, para guru ini berusaha menggagalkan Sakuragi Sensei untuk membuat kelas khusus bagi para siswa yang menjadi target akan diluluskan ke TODAI. Duh..aneh-aneh aja deh gurunya…..dan mereka berharap bahwa Sakuragi akan segera angkat kaki dari sekolah Ryuuzan.



Pelajaran moral nomor 1: ternyata ada banyak orang di sekitar kita adalah pembunuh mimpi-mimpi kita, tanpa kita sadari, orang-orang terdekat kita bahkan meremehkan kemampuan yang kita punyai. Mereka melemahkan semangat kita. Tak terkecuali guru-guru di sekolah, yang terlalu underestimate terhadap kemampuan anak-anak didik mereka. Bahkan ADA juga guru yang merasa menang, ketika nilai para murid rendah, itu karena menjadikan mereka berarti dan merasa di butuhkan. Haddohhh…kok masih ada ya guru yang begitu, dan jangan dikira gak ada lho guru yang seperti itu. Artinya, mereka gak mau kalah, selalu ingin menang, selalu ingin jadi yang terhebat, gak mau di kalahin sama murid. Yah, bukan manusia pembelajarlah pokoknya….



Nah, apa yang pertama dilakukan oleh Sakuragi Sensei? Hal pertama adalah meyakinkan para siswa agar ada yang mau memasuki kelas khusus yang di ciptakan bagi calon-calon mahasiswa TODAI? Actually, they have low motivation in learning. Its too bad. So, langkah pertama yang di lakukan Sakuragi adalah melihat semua data para murid-murid dan menyortir nya sehingga didapatlah seorang target. Tidak hanya data dari sekolah, tapi Sakuragi juga menelusuri kehidupan siswa tersebut. Ia malah memilih siswa-siswa yang memiliki masalah dengan keluarga, atau masalah keuangan. Dan akhirnya, didapatlah seorang murid pertama yang akan menjadi siswa kelas khusus, ia bernama Yajima Kun. Seorang pemuda yang hidup bersama ibunya, ditinggal ayahnya yang brengsek dan meninggalkan hutang yang banyak. Jadi, si Yajima ini berniat untuk berhenti sekolah dan memutuskan untuk membantu ibunya yang di lilit hutang yang begitu banyak dan takkan terbayar, meski Yajima bekerja sebagai kuli setiap hari. Sakuragi menemui Yajima dan memintanya untuk menjadi murid di kelas khusus. Kontan Yajima menolak. Yah, ibaratnya, impossible gitu lho, kalo dia bakalan lulus ke Todai. Tapi, dengan trik yang jitu, Sakuragi “membeli” hidupnya Yajima, dengan syarat dia mau menjadi murid kelas khusus. Apa itu? Sakuragi melunasi hutang-hutang ibunya Yajima. Dan yajima akhirnya bersedia menjadi murid pertamanya. Yajima pun menghentikan aktivitasnya sebagai salah satu anggota band di sekolah. Sontak teman2 satu band nya kaget. Dan yang utama, Yajima selalu teringat kata-kata Sakuragi, bahwa orang bodoh akan terus di bodohi. Bekerja pun tak akan sesuai dengan gaji yang akan diperoleh. So, u must enter Todai!! Karena masyarakat akan lebih menghormati orang yang berpendidikan tinggi.



Eng ing eng..tibalah hari pertama untuk kelas khusus, Yajima pun datang ke sekolah. Tak lama berselang, 3 orang berikutnya yang tak lain adalah teman band nya, yaitu Kousaka, Ogata dan Kobayashi, menjadi murid di kelas khusus. Berarti sudah 4 orang. Sakuragi harus mencari lagi 1 orang, agar genap 5 orang. Pilihannya jatuh pada Mizuno. Susah payah Sakuragi membujuknya agar mau menjadi siswa di kelas khusus. Ohya, satu lagi, Sakuragi ini orangnya keras, dan dalam menyadarkan orang akan kesalahannya, dia akan bersikap sedingin mungkin, sehingga orang itu menyadari sendiri kesalahannya. Pada Mizuno, ia mengatakan, bahwa hidup kita akan berubah 180 derajat ketika berhasil memasuki Todai. Mizuno merasa tergugah, tentu saja ia tak mau menjadi pelayan di restoran ibunya seumur hidupnya. Ia ingin merubah takdir hidupnya. Ia ingin merubah anggapan orang-orang terhadapnya. Dan lengkaplah sudah, 5 siswa kelas khusus untuk memasuki Todai.


Pelajaran moral nomor 2: terkadang, setiap kita membutuhkan “tamparan” keras dalam hidup ini, agar menyadari bahwa apa yang kita lakukan, apa yang kita pikirkan tidak selamanya benar. Dan kita membutuhkan orang lain agar mampu menyadari kesalahan-kesalahan kita. Maka dari itu, bersiaplah menerima kritikan, jangan kebakaran jenggot kalo di sindir2. Hehe.. bersikap bijaklah, berjiwa besarlah. Karena orang-orang besar selalu berpikir besar.


Apa yang selalu di katakan oleh Sakuragi kepada 5 siswa kelas khusus? “All of you will enter TODAI”. Mereka selalu mengulang-ulang visi mereka. Hari demi hari berlalu. Guru-guru spesial di datangkan dengan teknik mengajar yang sangat mengasyikkan. Ngerjain soal matematika dengan main pingpong! Ngapalin rumus matematika dengan olahraga. Mereka jadi kayak main2 ajah. Intinya “Matematika itu adalah olahraga dan musik”. Pertama kali kita memegang alat musik, kita tak pernah tau bagaimana caranya. Tapi, apa yang kita lakukan. Latihan terus menerus bukan? Apa yang kita lakukan jika gagal memainkannya? Kita akan memperbaiki teknik permainannya bukan? Nah, itulah belajar. Berani mencoba! Berlatih terus tanpa ada kata menyerah. Nah, karena menarik sekali metode pembelajarannya, si cowok yang tampak bloon ini(hehe…) namanya Okuno, tertarik ingin masuk kelas khusus. Jadilah mereka ber-6 sekarang. Calon-calon mahasiswa Todai.


Hari demi hari berlalu. Semakin dekat dengan musim gugur, saat ujian musik Todai akan dimulai. Mereka sudah mulai bisa menguasai beberapa materi pelajaran yang di ujiankan. Jatuh bangun selama belajar sudah di rasakan oleh kelima siswa ini. Tapi, setiap kali mereka menyerah dan mengatakan, tak akan masuk Todai, setiap kali itu pula, Sakuragi Sensei selalu mengingatkan mimpi dan cita-cita mereka dan menjelaskan apa yang akan mereka dapatkan ketika berhasil memasuki universitas bergengsi itu.


Dan tibalah, ujian olok-olok masuk Todai (Kayak try out gitu dey). Kelima siswa tidak di persiapkan begitu matang. Mereka belajar seperti biasa. Tentu Sakuragi memiliki maksud dengan tidak memberi tambahan les lebih banyak kepada siswa2 ini. Satu hal yang selalu di ulang-ulang oleh Sakuragi dan di ikuti para siswa adalah “Ujian adalah sebuah dialog. Pertama, dialog dengan orang lain, kemudian dialog dengan diri sendiri”.
Finally, mereka selesai juga tes uji coba masuk Todai. Mereka kembali ke kelas. Dan hasil ujian mereka di nilai oleh para guru spesial dan Sakuragi sensei. Hasilnya?? Kelima siswa tersebut mendapat nilai E! artinya kemungkinan masuk Todai hanya 5 %. Hanya 1 orang yang mendapat D. Wah, gak bakalan ngira deh, dia adalah Okuno – Kun!!! Kalo dapet D, berarti kemungkinan masuk Todai adalah 20%. Tentu saja mereka kecewa yang sangat-sangat. Mereka merasa sudah belajar keras, siang dan malam. Sekali lagi, mereka memutuskan akan menyerah dan tak berniat lagi memasuki Todai.


Pelajaran moral nomor 3: Dengan membiarkan mereka belajar seperti biasa tanpa penambahan, sebenarnya Sakuragi Sensei ingin mengatakan, bahwa ujian coba2 bukanlah untuk mendapat nilai terbaik. Namun, ini justru cara terbaik agar mereka tahu, agar mereka memahami bahwa belajar normal saja tidak cukup!! Bahwa dengan ujian, mereka tau banyak hal sulit. Maka selesaikan lah dengan menang. Masih ada beberapa bulan sebelum musim gugur itu tiba. Yah,dalam ujian sekolah, hanya ada jawaban yang benar. Tapi dalam hidup ini, ada banyak jawaban yang benar.


Selanjutnya, selain masuk dalam kelas khusus dengan guru-guru yang spesial, Sakuragi Sensei juga mengundang para orang tua. Hal ini dilakukan untuk menciptakan suasana positif di keluarga. Agar mereka memberi dorongan positif dan motivasi kepada anak-anak mereka yang di persiapkan untuk memasuki Todai. Tapi, apa yang terjadi? Masing-masing orang tua dengan segala ke-ego annya merasa sudah mendidik anak dengan benar. Padahal selama ini, siswa-siswa ini tak pernah mendapat penghargaan akan setiap keberhasilan yang mereka lakukan. Selalu saja salah. Hhfff…..yang menarik adalah perkataan dari Sakuragi Sensei: ‘mengulangi perkataan yang di katakana oleh anak-anakmu adalah cara yang paling efektif untuk memperllihatkan bahwa engkau peduli, engkau menjadi pendengar yang baik bagi anak-anakmu”. Bukankah begitu? Seringkali orangtua tidak mempedulikan apa yang dikatakan oleh anak-anak mereka. Orang tua terkadang hanya mau di dengar, tapi tak mau mendengarkan.


Wah, panjang sekali tulisanku ini, hehe.. iya deh, ini yang terakhir nih. Pelajaran moral nomer 4 :
Jika kamu seorang guru dan mendapati murid-muridmu kelaparan di tengah laut, apa yang akan kamu lakukan? Apakah kamu akan mencarikan mereka ikan agar mereka tetap bertahan hidup?? Jika jawabanmu iya, maka ketahuilah, bahwa cara itu tidak selalu benar. Jika kamu mencarikannya ikan, akankah kamu lakukan itu selamanya? Sampai mereka tua? Tidak mungkin! Bukankah lebih baik mengajarkan mereka cara mencari ikan, di bandingkan mencarikan mereka ikan? Dengan mengajari mereka cara mencari ikan, kita mengajarkan kemandirian pada mereka. Mereka tidak akan bergantung pada kita. Guru yang baik adalah guru yang mengajarkan cara mencari ikan, bukan malah mencarikan mereka ikan. Terkadang, di dalam hati seorang guru, ada rasa menganggap remeh para murid dan kita tidak mengakui kemampuan mereka. Guru yang baik, meski muridnya tidak bisa mengerjakan sesuatu, akan mengajari mereka dan mempercayainya! Dan akan memberi mereka kebebasan untuk berekspresi!!


Finally, siapakah yang berhasil masuk Todai di antara 5 target tadi?? Hehehe… yang lulus masuk Todai cuma 3 orang: Okuno, Yajima dan Kousaka. Dan bagaimana dengan yang tidak lulus? Mereka sudah berlapang dada, mereka belajar kedewasaan, mereka takkan menyerah meski sudah gagal. Ogata dan Kobayashi memutuskan akan menjadi guru sejarah di almamater mereka (Ryuuzan) dengan teknik-teknik menghapal yang sudah mereka dapatkan. At last, letih nih ngetiknya. Udah capek, hehe…lebih seru nonton sendiri deh. Dan buat para guru, jadi guru tuh kudu gaul, keren, mau belajar banyak, mau rendah hati sama murid. Toh dengan rendah hati tidak merendahkan martabat seseorang. Justru itu meninggikan martabat serta menjadikan kita semakin bijak. Wah, jika semua guru berpikiran, bahwa MENGAJAR ADALAH AMANAH, niscaya wajah pendidikan Indonesia akan cerahhhhhhhhhhhh. Secerah mentari di pagi hari.


Jumat, 05 Juni 2009

Semua Berawal dari Keteladanan


Hm, blogging for the earth? Baru pertama kali ikut beginian niy. Hehe.. semoga tulisannya bisa menginspirasi para pembaca dan para pemirsa sekalian untuk turut aktif dalam proyek amal dan agenda-agenda kebaikan untuk diri kita, keluarga, tanah air, dan dunia.


Setiap kali saya menatap pulau yang ada di Indonesia di atas peta, setiap kali itu pula saya terkagum-kagum akan keindahan negri kepulauan ini. Mulai dari letak geografisnya, negeri yang kaya akan budaya, kaya suku bangsa. Sepertinya Indonesia memang memiliki bentuk pulau yang unik sekali dibanding dengan berbagai negara yang ada di dunia ini.
Negri yang kaya rempah-rempah. Yang membuat para penjajah betah untuk tetap tinggal di negeri ini. Meski sudah merdeka 63 tahun lalu, tapi penjajahan neoliberal tetap berlangsung, ekonomi yang tidak berpihak pada rakyat masih membelenggu negri ini.


Sebagaimana indahnya Indonesia, keindahan itu pun terasa di sini. Di tanah ini, tanah Kalimantan barat yang beribukotakan Pontianak. Propinsi terbesar keempat di Indonesia, dengan luas 146.807 km² yang memiliki 12 kabupaten dan 2 kotamadya. Ada sejemput impian, segenggam asa, serumpun keindahan, segudang potensi, puluhan suku bangsa, jutaan penduduk ada di provinsi yang dijuluki sebagai provinsi “Seribu Sungai” ini. Karena memang kondisi geografisnya yang memiliki ratusan sungai besar dan kecil. Lebih terkenal sebagai kota khatulistiwa, karena dilewati garis equator.


Hm, bicara Indonesia dan Kalimantan Barat, ada banyak hal tentang negeri ini. Terlepas dari banyaknya anekdot yang menceritakan betapa bobroknya negri ini, saya yakin ada banyak hal yang tidak di ekspos oleh publik akan kebaikan-kebaikan negeri ini. Toh tidak ada gunanya saling menyalahkan kenapa negri ini jadi seperti sekarang. Lebih baik, singsingkan lengan baju, bekerja lah maksimal, lakukan yang terbaik untuk tanah air kita. Kalo kita berusaha menjadi lebih baik, maka segala sesuatu yang ada di sekitar kita akan ikut menjadi baik. Cara terbaik untuk mengubah dunia ini menjadi baik adalah “keteladanan”. Memulai segala sesuatunya dari diri sendiri.

Sekian banyak persoalan bangsa yang begitu kompleks, saya sangat yakin, negri ini bisa keluar dari permasalahan bangsa yang rumit, runyam, seperti benang kusut. Kita harus bersabar mengurai masalah-masalah tersebut dan mencari penyelesaiannya. Dan itu butuh proses yang tidak cepat.

Belajar dari pengalaman saya sebagai seorang guru yang baru sepekan di angkat sebagai CPNS (hehe….haddohhh, apaan siy ah?!!) di salah satu kota di Kalimantan Barat, saya sangat meyakini bahwa keteladanan mengambil porsi besar dan menyumbang paling banyak dalam meraih sukses sebuah daerah. Sekian banyak instansi, sekian banyak guru, semua terletak pada keteladanan. Seorang yang berjiwa “Negarawan” akan mampu membawa provinsi ini menuju kejayaan dan kesuksesan. Apalagi yang di tunggu? SDA berlimpah, ilmuwan, teknisi, pendidik, semua sudah tersedia. Namun hal yang maha penting adalah, kita butuh seseorang yang bermental “Negarawan”, orang yang berjuang dan bekerja untuk negara dan tanah airnya, bukan untuk kepentingan pribadi dan golongan.

Sekian tahun saya kuliah di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, kampus yang melahirkan para pendidik itu, baru sekarang lah saya bertemu dengan "the real education world". Wajah dunia pendidikan Kalimantan Barat saya rasa mampu diwakili oleh sekolah tempat saya mengajar saat ini. Di setiap tempat, tentu saja ada kekurangan dan kelebihannya. Tapi kali ini, saya tak hendak mengumbar kebobrokan di dunia pendidikan kita, lebih baik kita belajar keteladanan orang lain.


Pertama kali saya ke sekolah tempat saya bertugas, saya sudah mencium aura keteladanan itu dari kepala sekolahnya. Saya tidak pernah jemu mendengarnya bicara. Saya jadi berasa bicara dengan sang alkemis. Hehe..seperti novelnya Paulo Coelho itu lho, “The Alchemist”, petuah-petuah bijak, pelajaran-pelajaran moral, kebaikan-kebaikan kehidupan ini, saya dapatkan. Setiap pagi beliau membiasakan murid-murid untuk sama-sama mendengarkan lagu bertemakan menjaga lingkungan. Bersamaan itu pula, siswa di ajak bersama-sama membersihkan lingkungan sekolah. Tak tanggung-tanggung, beliau pun ikut memegang sapu dan membersihkan ruangan. Inilah keteladanan yang saya maksud. Sama halnya ketika saya dan beberapa teman tersangkut masalah adiministrasi di salah satu instansi, beliau menyampaikan pelajaran moral yang akan saya ingat sepanjang hidup saya. Bahwa kemarahan sangat tidak bijak di bawa dalam masalah apapun, karena melibatkan banyak orang. Sesuatu yang sudah keluar dari lidah kita, tak bisa di tarik kembali. “Ambil hikmahnya”, itulah kata-kata yang selalu keluar dari sosok guru yang satu ini. Meski sudah menjadi orang nomor satu di tempat saya mengabdikan diri, beliau tetap rendah hati dalam segala hal. Ah, saya betah nih di sini. Bani cinta Singkawang. Bani cinta Bu Novianti, sang kepala sekolah, Bani cinta rekan-rekan guru disana, Bani sayang sekali dengan murid-murid di sana, wajah-wajah penuh keceriaan, wajah-wajah para penerus bangsa, merekalah para pewaris sah negri ini, merekalah tumpuan harapan bangsa ini.

Kalaulah ditanya, apa yang sudah saya lakukan untuk lingkungan saya, maka saya akan menjawab, tidak banyak yang bisa lakukan untuk memperbaiki lingkungan hidup kita dengan masalahnya yang begitu kompleks. Illegal logging, banjir, longsor. Ah, lakukan saja apa yang bisa di kerjakan semaksimal mungkin. Bagi saya, setiap amal kecil itu bernilai pahala di sisi Allah. Kebiasaan baik saya yang satu ini adalah satu amal kecil yang kalo di lakukan banyak orang akan menjaga bumi kita dari bencana akibat manusia, buang sampah pada tempatnya. Hehe… simple banget ya. Tapi dari hal sederhana itulah, segala yang kompleks tercipta. Bungkus permen, bungkus snack, kantong plastik, di simpen dulu dalam tas, kalo nemu tong sampah, baru deh di buang. Tas ku pernah di penuhi oleh bungkus permen, abisnya gak nemu-nemu tong sampahnya. Nah, peringatan juga sih buat instansi-instansi pemerintah maupun swasta, agar menciptakan lingkungan yang bersih, maka sediakan tempat pembuangan sampah yang terjangkau banyak orang dan mengandung seni dan kerapian. Misalnya, tong sampahnya berbentuk beruang, atau apalah itu, biar gak keliatan kalo itu tong sampah. Hehe.. kan menarik jadinya. Tata kota nya jadi indah, bersih. Pasti orang-orang jadi suka dan cinta dengan kota dan tanah airnya sendiri. Dampaknya, turis-turis asing (yang katanya bisa nambah uang kas negara itu dengan kehadiran mereka) akan merasa nyaman dan aman di sini. Trus apalagi yang bisa dilakukan? Saya sebagai seorang guru, berjuang di dunia pendidikan. Bagaimana menumbuhkan karakter pemimpin dan negarawan pada sang anak didik. Agar kelak, ia mampu membawa kota ini menjadi lebih bermartabat. Semoga saja

Hm.. apalagi ya..dah itu aja lah. Duh, nyambung gak sih ama tema gawai blogger 2009 ini? Hehe…anyway, yang penting bisa ikut acaranya tanggal 22 juni 2009 nanti. See u all, blogger community ……….


Sumber gambar : http://araskanews.files.wordpress.com/2008/09/environment.jpg



Minggu, 10 Mei 2009

Manifesto Bara-isme


Doakan aku dalam sujud-sujud malammu. Sebut namaku dalam rabithoh pagi-sore mu, Nit… aku sedang mencoba menelusuri hidup dan kehidupan, mati dan kematian.

Sohib saya sejak bangku SMP kelas 1 kali ini memprotes saya. Tepatnya dia khawatir sama saya. Apa pasal? Gara-gara postingan saya yang satu ini, dia kayaknya worry banget ma gue. Hehe.. makasih, Honey.. aku tau kamu mengkhawatirkanku. Aku tau kamu sayang sekali denganku. Aku baik-baik saja di sini. Aku masih bisa menikmati sarapan pagiku. Aku masih bisa beraktifitas seperti rutinitasku sehari-hari. Tidak ada yang aneh. Sumpah deh. Beneran. Suer.. hehe.. tapi terimakasih kawan. Karena kekhawatiranmu itu, aku jadi tau, bahwa aku cukup berarti bagimu. Bagiku, itu lebih dari cukup.

Doakan aku dalam sujud-sujud malammu. Sebut namaku dalam rabithoh pagi-sore mu, Nit… aku sedang mencoba menelusuri hidup dan kehidupan, mati dan kematian.

Anti yang membimbing Ta ke jalan ini. Dan Ta berterimakasih sama anti. Ta gak mau kehilangan lagi.

Begitu kira-kira katamu malam itu yang lebih bernada cemas. Malam yang sesungguhnya aku sedang menikmati kesendirianku. Membaca artikel koran. Menulis agenda-agenda kedepan. Merancang masa depanku. Hehe.... sudahlah. Teruskan saja membacamu. Tak usah khawatir, Sayangku. Jika cinta itu ada di antara kita, maka ia akan hidup. Terus dan terus. Dalam hatimu. Ia takkan jauh darimu. So, don’t be worry about me, my dear.

Doakan aku dalam sujud-sujud malammu. Sebut namaku dalam rabithoh pagi-sore mu, Nit…. Karena hanya itu yang aku butuhkan.

Aku bisa jalan sendiri kok. Menghadapi masalahku. Sendiri. Kau tak perlu mempertanyakan tentang hal-hal yang kamu tau, takkan ku buka pada siapapun.

Pernahkah kau mendengar aku mengeluh di depanmu sepanjang perjalanan hubungan kita? Tidak pernah bukan? Karena aku menceritakan masalahku hanya pada mereka. Pada cinta yang tak pernah mati dan tak pernah tidur. Kepada Sang Pemilik Cinta yang memberiku hidup dan kehidupan. Kepada langit, awan gemawan, laut, senja, matahari. Karena mereka setia mendengarku, tidak pernah mengeluh meski aku menceritakan berjuta masalah. Dan tentu saja kepada hatiku. Ia tak pernah dusta. Cermin yang paling rahasia, paling jernih, dan menemaniku kemanapun aku pergi. Dan satu lagi, mereka sangat SETIA dan JUJUR. Mereka tak pernah mau membongkar masalahku pada siapapun. Ah, itulah keunikan mereka. Karena nya aku percaya....

At last, aku akan baik-baik saja. Jangan mengkhawatirkan ku lagi…. Doakan aku dalam sujud-sujud malammu. Sebut namaku dalam rabithoh pagi-sore mu, Nit... Biarlah sejarah yang bercerita dan zaman yang akan menjadi saksi atas semua nya… Lets move. Go go go …. For our future.. :-)



Selasa, 05 Mei 2009

Met Jalan, cinta...


Lisna? pendiem, gak banyak nyerocos macem2 lah. Sahabat baik untuk tetap berdiri. Kuping yang pas buat cerita banyak, termasuk yg secret-secret. Tapi yang jelas sih, daku lebih rusuh dan ribut di banding dia. Hihi.. Tukang ojek yang baek, perfect, di anter ampe tujuan.

Honey Buny tutti fruttii,,, how are you today? Gimana kondisi kota Jakarta. Lampu-lampu di jalan-jalan, warna warni kota Jakarta. Arus lalu lintas berikut kepadatannya. Beda kan ama Pontianak.

Hm, cuma pengen bilang, ”Sukses aja buat karir, dakwah, dan cintamu....”. hehe...





Jumat, 01 Mei 2009

Kesendirian dan Kesunyian


Sendiri. Adakah yang salah dengan kesendirian saya selama ini. Jujur saya katakan, saya lebih senang sendiri. Saya tidak tau persis, apakah ini baik atau tidak bagi saya. Around the city by my hero, hehe… pergi ke pameran, ke eXpo, watch the movie, ke taman kota, seminar, pelatihan, belanja buku, belanja pakaian dan lain-lain. Semuanya biasa saya lakukan. Sendirian. Yah, sendiri. Tanpa kawan yang menemani. I do anything by myself. Teman saya sering mempertanyakan hal ini. Kok saya Pede banget gitu lho, kemana-mana sendirian. Terlebih pergi di tempat keramaian.

Tempat favorite saya adalah di depan Korem, alun-alun kapuas. Kalo hari-hari normal, di sana sepi. Menikmati senja di sore hari. Looking many people walking around in front of me. Memperhatikan orang-orang lalu lalang dengan kesibukan mereka masing-masing. Saya cinta kesunyian. Dia membawa saya keluar dari hiruk pikuk dunia di sekitar saya. Saya jadi akrab dengan kesunyian. Kalo sudah pulang kerumah, maunya di kamar ajah. Apalagi kalo sedang di luar kota. Ketika sunyi menyergap, kangen banget ama rumah, terutama my lovely room. Aduhh,, menikmati bacaan novel, blogwalkin’, membaca berita. Anything...

Hmm, apakah saya orangnya tidak sosialis. Sekali lagi saya tidak tau persis. Seorang kawan pernah mengatakan, bahwa jalan hidupku ini terlalu lembut. Menurutnya, saya ini terlalu melankolik menjalani hidup. Nyaris tanpa riuh di sana-sini, hampir tidak ada hal yang membuat saya jadi bisa menjalani kehidupan sebenarnya. Hal itu di bandingkannya dengan kehidupan yang selama ini di jalaninya. Dia memang hidup keras. Alam telah menempanya menjadi manusia yang ”keras”. Kupikir begitu. Bicaranya kasar padaku. Terkadang pula memanjakanku. Hmm, tapi aku sadar, itu karena dia menyanyangiku. Dia banding2kan aku dengan jalan hidupnya selama ini. Bagaimana susah nya mencari uang, bagaimana seharusnya menjalani hidup. Yah, kuakui, jika aku di posisinya, aku tak tau, bisakah tetap survive? I can’t imagine...

Ah, tapi bukankah banyak orang yang tampaknya selalu merasa lebih tau, bagaimana orang lain seharusnya menjalani hidup, tapi mereka tidak tau bagaimana menjadi hidup sendiri. Bukankah begitu kawan? Hahaha....

Hmm, bagiku, rahasia kebahagiaan adalah dengan menikmati segala sesuatu yang menakjubkan di dunia ini. Dan jutaan fenomena yang terjadi di berbagai belahan dunia kupikir adalah ketakjuban tersendiri bagiku. Fenomena alam seperti, hujan, pelangi, mendung, senja, garis cakrawala, riuh ombak di pantai, everything. Duh, saya jadi kangen senja di sore hari itu. Senja yang memberi view terbaiknya pada saya saat itu. Kangen lagi.............

Jadi, nikmati kesendirian itu, kawan. Suatu saat, takdir kan membawamu pada kebersamaan dengan seseorang yang mencintaimu. Suatu saat. Nanti...

NB : Buat seseorang di sana. Someone in somewhere. Setidaknya biarkan rasa itu hadir, mungkin untuk esok, lusa atau entah sampai kapan....




Senin, 27 April 2009

Friendship


Barangkali saya memang beda dengan teman-teman di komunitas saya. Saya sangat cair pada siapapun, friendly, cheerful, gedubrakan, terkesan berantakan, tidak suka sesuatu yang terstruktur saklek. Sangat mencintai musik, all of music, asalkan bukan keroncong, rock dan dangdut. Hehe.. sementara teman saya kebanyakan adalah aktivis dakwah tulen. Terlebih gelar ”akhwat” yang di sematkan pada kebanyakan perempuan seperti saya. Du du du ... rasanya gimana gheetoooh...whatever lah. So what gituh? I just want to be me..Is any problem with you?

By the way any bushway, saya punya kenalan baru nih. Seorang jurnalis di salah satu media yang ada di Pontianak. Aduhh,,yang namanya Bani bakalan dengan riang gembira menyambut seorang kenalan baru yang berprofesi sebagai wartawan. Heran deuhhh,,, gatau kenapa sebabnya. Hehe... tapi yang jelas, dia itu smart, cerdas lah menurutku. And some gals said that he is soooo handsome. Bagi aku?? I try not to mention :)

Selera kami sama. Ya nyambunglah kalo ngobrol ama dia. Kata orang nih, udah ketemu chemistry nya. Kami ngobrol banyak hal di YM. Dari yang berat ampe yang ringan. Dari yang penting ampe hal-hal yang gak penting. Tapi sih, kebanyakan obrolan kami ini ya gada yang serius. Hehe, ketawa mulu sih. We spent time together.

Actually, pertemanan seperti ini sebenarnya sudah sering saya lakoni. Dulu. Dulu sekali, saya juga punya kenalan ampe sempat kopi darat ama dia. Seorang muslimah juga. Saking deketnya, tiap malem selama sepekan penuh dia menelepon saya selama kurang lebih 2 jam. Huahh, kuping saya rasanya udah panas. Tapi toh, kami menikmati kebersamaan kami lewat alat canggih bernama handphone itu. Jarak ribuan kilometer bisa di tembus dengan komunikasi suara. Luar biasa teknologi.

Saya tidak tau sampe kapan hubungan kami tetap bertahan. Yah, tidak ada yang abadi. Seperti hal nya persahabatan kami ini. Anyway, i just wanna say: How happy i’m knowing you. Senang rasanya bisa mengenal dirimu. Setidaknya saya menemukan 1 karakter padanya. Karakter yang tidak di miliki oleh teman-teman saya yang lain.

Malam itu dia menelepon saya. Lama. Sekitar 2 jam lah. Dia membongkar masalah yang di hadapinya di depan saya. Padahal kalo di pikir-pikir, toh saya tidak bisa menyelesaikan masalah nya, atau memberi solusi yang ‘kinclong’ sama dia. Tapi begitulah manusia, selalu membutuhkan seseorang untuk mendengarkan segala keluh kesahnya. Thats why, Tuhan menciptakan manusia 2 telinga dan 1 mulut, agar kita mendengar 2 kali lebih banyak daripada bicara. Kami pun bicara banyak hal. Dimulai dari dia yang menceritakan tentang gadisnya..(ciee, ehm..ehm..), tentang keluarganya, tentang jalan hidupnya kini, aktivitas kesehariannya........and then, he ask me to tell him about my man. Oh my God!! I swear by the moon and the stars in the sky!! Wajah saya langsung memerah. Kayak kepiting rebus. Awalnya saya menolak. But, he trust me. So I have to trust him too. Hmm, ingatan saya kembali ke masa silam. Cinta itu hadir dan pergi. Ada yang singgah sebentar, cinta sekedar menyapaku. Ini yang paling sering. Easy come, easy go! Ada pula yang sempat singgah. Lamaaaaa… dan butuh waktu yang tidak sebentar untuk melupakan dia. Pedih. Perih. Sakitt..Mata saya sempat berkaca-kaca. Tapi, tiap kali saya ingat masa suram itu, saya selalu punya sugesti begini. “He is nothing, he is no body. So don’t care about him!”. Ah, rasanya terlalu dramatis jika kita bersedih gara-gara orang yang tidak pasti memberikan kebahagiaan sejati pada kita bukan? Bukankah kecewa itu hadir karena kita terlalu menggantungkan harapan kebahagiaan pada seseorang itu? Jadi, sesulit apapun saya melupakan masa lalu saya, saya tidak akan rela kantong air mata saya bocor untuk menangisinya. Gak relaaaa. Oh ya, kembali ke laptop. Eh salah, kembali ke cerita tadi. Hehe..yah, begitulah akhirnya. Saya pun menceritakan kisah cinta saya yang banyak sekali kenangannya. Hihi.. sama dia!! I can’t believe it! No body know about my love story before, except him. Tapi, lewat tulisan saya ini, saya cuma mau bilang sama kamu. Iya sama kamu, Dudulzz!! Bocah dudul!! Ini rahasia kita kan? Iya kan??! Kudu/musti/harus jawab “iya”. Hua ha ha...

Dan akhirnya di sinilah saya sekarang ini. Di dunia yang bebas. Tidak terbelenggu aturan. Aku bebas. Kata Catwoman, ”Kebebasan adalah Kekuatan”. Tapi, beberapa hari terakhir, sepertinya kita sedang miscom ya. Aku sibuk. Kamu sibuk. Sampai aku menuliskan ini pun, kita sibuk dengan diri kita masing-masing. Hm,, kamu tau kan? Betapa senangnya aku menemukan duniaku kembali. Yang sempat ku tinggalkan bertahun lamanya. Itu juga karena berkenalan denganmu. Meskipun aku tau, ini hanyalah sementara. Setidaknya, aku menemukan diriku apa adanya.



Kamis, 26 Maret 2009

Kangen nge-blog

Kangen nge-blog. Tapi gak tau mau nulis apa. Cuma pengen nulis diblog. Sejujurnya aku kangen. Kangen dengan dia. Kangen dengan kamu juga. Ya...kangen. Cuma itu. KANGEN.......

Kamis, 05 Maret 2009

Pak Aloy dan Aktivis

Horeeee..Plenooo…
*apaan sih ah*

Ya gak papa siy pokoknya ada deh. Minimal berkat adanya pleno, aku gak ketemu lagi ama banteng merah yang satu itu. Upsss. ..kelepasan ngomong! Ya udah dey, udah terlanjur. Buat yang ngerasa, ya udah, ngerasa aja sono!*Wink wink*

Jauh sebelum pleno, aku sudah mempersiapkan betul progress report sebagai ketua departemen HUMAS KAMMI Daerah Kalimantan Barat di semester pertama kepengurusan ini. Ba’da pleno, restrukturisasi segera di sosialisasikan. Aku turun jadi staff, karena tak lama lagi aku akan pergi ke suatu kota, untuk menata masa depan *Halah, apaan coba, Hehe*

Ahad itu, aku datang tepat jam 8 pagi.
*Ck Ck Ck..Sesi disiplin nih! *
Eh, nyata2nya baru ketua kammda dan calon sekum baru yang udah nongkrong duluan disana. Jadilah sekitar 15 menitan kita ngalur ngidul ngomongin apa ajah yang bisa di obrolin. Gak lama, beberapa pengurus menyusul. Berhubung aku belum sarapan, jadi aku cabut sebelum acara di mulai, perut udah tereak-tereak nih. Pas udah sarapan, eeeehhhh, acaranya udah di mulai lagi! mana yang ngasi taujih udah dateng lagi...Duhh, super duper maluuuuuu...
Beliau mengawali taujihnya dengan pertanyaan, ”Berapa jumlah kader tahun ini?”. Lalu di jawab dengan berani oleh sang qiyadah, 370 kader, data untuk tahun 2006-2008. kemudian, beliau mulai bercerita tentang Hasan Al-Banna bersama sahabat-sahabat nya yang sedang shalat berjama’ah. Tatkala takbiratul ihram, sang Imam begitu lama mengangkat tangan, lama sekali. Setelah takbiratul ihram, gerakan-gerakan shalat lainnya normal seperti biasanya. Usai sholat, sahabatnya bertanya alasan sang Imam kenapa begitu lama mengangkat tangan ketika takbiratul ihram yang pertama. Maka Imam pun menjawab, ”Aku teringat 40 sahabat nabi yang memperjuangkan Islam, yang rela mati demi membela Islam”.

Nah, kawans, Nabi bersama 40 sahabatnya mampu mengubah kultur masyarakat jahil menjadi masyarakat yang berperadaban. Kita? Jumlah kita lebih banyak. Tapi ini bukan hitungan matematis. Tidak berlaku rumus matematika dalam dakwah. Semakin banyak kader, maka semakin mempercepat dakwah. Realita di lapangan, semakin banyak kader, masalah yang dihadapi semakin kompleks. Complicated. Maka kuantitas harus pula di barengi dengan peningkatan kualitas. Ya..you know lah, gimana kondisi umat sekarang. Di serang dari berbagai sudut.

Aniway bushway, singkat cerita, hari itu kita di kasi taujih berupa cerita. Kisah seorang penebang kayu bernama Pak Aloy. Nah, pemirsa, ceritanya begini. Dahulu kala, ada seseorang bernama Pak Aloy. Dengan semangatnya ia berkata kepada istrinya bahwa besok ia akan menebang kayu di hutan agar mendapatkan hasil kayu yang banyak. Bukan kepalang bahagia sang istri mendengar sang suami berkata akan bekerja keras dan memberi nafkah yang banyak untuknya. Sang istripun menyiapkan menu spesial hari itu. Di siapkannya sudah sejak subuh agar sang suami giat bekerja. Lalu berangkatlah Pak Aloy bersama sebilah kapak untuk menebang kayu di hutan. Sesampainya di hutan, dia kaget luar biasa menemukan begitu banyak pohon yang harus di tebangnya. Lalu, dia mulai menyusun rencana agar dia bisa menebang sebanyak mungkin pohon yang ada. Rencana tinggalah rencana, tiap kali dia ke sudut pohon, ia bergumam, “jika aku menebang pohon ini di sini, maka akan tumbang di sana”. Lalu dia beralih ke tempat lain dan mengatakan hal yang sama, “Jika aku menebangnya di sini, maka akan tumbang disana”. Begitu terus berulang-ulang sampai sore hari. Pak Aloy hanya berputar-putar di hutan sambil terus merencanakan tanpa ada 1 pohon pun yang berhasil dia tebang.

Nah, beliau menganalogikan cerita Pak Aloy dengan aktivis dakwah. Yang lebih banyak berpikir, berpikir dan berpikir tanpa ada tindakan nyata. Ibarat kate nih ye ”No Action Talk Only”. Hehe...

Lalu, beliau dalam taujih nya beliau menjelaskan 3 syndrome yang sering menyerang aktivis dakwah, yaitu:


Takut Musuh
Yaitu berupa ketakutan-ketakutan akan tantangan dakwah. Seperti pergi berdakwah di wilayah preman. Atau bertemu dalam satu forum dengan harokah gerakan lain. Membuat kita enggan pergi berdakwah ke sana. Karena rasa takut tadi. Belum apa-apa udah takut duluan. Ya Allah, padahal tantangan dakwah ini tidak lah setara dengan perjuangan para sahabat. Tidak seujung kuku pun. Karena di jaman Rasul, ada sahabat yang di gergaji kepalanya. Tantangan dakwah kita hanya remeh temeh. Korban pulsa, bensin, motor, tenaga, harta, atau korban perasaan ...
*Gubrak! Apaan tuh, perasaan apa ya....*

Takut di Fitnah
Belum juga berdakwah, sudah takut di fitnah duluan. Kalo begini nanti jadi nya begitu. Ntar kalo pergi kesana, nanti nya jadi.......dan bla..bla..bla..

Takut menang
Ini juga syndrome aktivis dakwah. Sebagai contoh, kader yang ingin masuk dalam politik kampus, jadi ketua BEM misalnya. Belum juga berusaha, udah mikir, ”ntar kalo jadi ketua BEM, trus gada pengurus yang ikwah gimana”. Dan bla..bla...bla....


Dan akhirnya, beliau menutup taujihnya dengan berpesan, agar aktivis dakwah tidak jadi seperti Pak Aloy tadi, yang hanya sekedar perncanaan, tapi aksi nya nol besar.

*Hmm,,,hari terakhir nih jadi Kadept, so gak bakalan ikut rapat BPH lg



Kamis, 19 Februari 2009

Rumah Harapan

RUMAH HARAPAN

Apa yang pertama kali muncul di benak Anda ketika membaca judul di atas?
Rumah Harapan. Ya ..rumah dengan banyak harapan. Jadi, Rumah Harapan adalah proyek umat yang sedang di godok oleh Tim Ekonomi KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) DAERAH KALBAR. Oke, Rumah Harapan yang selanjutnya akan saya singkat menjadi RH memiliki fungsi2 sebagai berikut:
1. Rumah yang akan melahirkan “The Next Leader”, Putra Daerah Kalbar. Jadi, RH nantinya adalah wadah bagi para pemuda khususnya pelajar dalam mengembangkan talenta-nya. Terutama talenta Kepemimpinan
2.Rumah bagi Muallaf. Buat muallaf yang tidak memiliki tempat tinggal, di rumah harapan, ada wadahnya.
3.Rumah Singgah
4.Sekretariat KAMMI juga

Hmm, itu sedikit tentang konsep RH yang akan kami bangun. Sampai saat ini, kami sedang mengusahakan mencari pewakaf tunai untuk RH tersebut. Jadi, kami membangun 2 arah. Pertama, internalisasi, berupa sunduq dana, melalui gerakan lima ribu, nominalnya bervariasi, antara 5.000-1.000.000. Jadi, ini juga salah satu bentuk peluang amal sholeh bagi kader. Kedua, eksternalisasi, dalam bentuk proposal agar masuk dalam pembahasan APBD. Mencari pewakaf melalui jejaring tokoh-tokoh muslim Kalimantan Barat. Kami sudah survey lokasi RH. Letaknya di jalan Adi Sucipto, Gg. Mailamah. Cukup representatif. Dekat dengan wilayah kampus. Dekat masjid.

Hm,,,kurang komprehensif ya?? Hehe,,,ya, ntar di posting yang edisi lengkap ya..:)

Untuk itu,mohon saran untuk bentuk-bentuk usaha dana untuk wakaf tunai ini.
Bisa via email : kammda_kalbar@yahoo.co.id

Jazakumullahu Khairan Katsira


Rabu, 18 Februari 2009

Sebuah Nama

Bara Shafiyyah

Sudah tak terhitung orang-orang yang menanyakan tentang nama yang satu ini. Bara Shafiyyah. Karena aku seringkali menggunakan nama ini di dunia virtual. Di YM, FS, FB, Milis, dll. Padahal namaku gada miripnya banget gitu. Baiklah pemirsa, kan ku jelaskan akar sejarahnya. *Halah, diplomatis amat yak bahasanya

Dulu, waktu aku masih kecil, aku sering di bawa ama mbak ku ke kegiatan-kegiatannya dia. Mbak ku ini sudah ikut tarbiyah sejak tahun 1994. Yah, bisa di katakan kader2 awwalun deh, sewaktu dakwah mulai menggeliat di bumi khatulistiwa. Aku kelas 4 SD ajah, lagu2 nasyid yang masih model jaman2 baheula mengalun merdu di ruang tamu rumah kami. Kayak lagu “nun dimana”, trus lagu2 nya SNADA, hits kedua nya yang tentang palestina itu. Duhh, aku inget banget lah. Jadilah aku ini yang “dewasa sebelum waktunya”, hehe……
aku udah tau bagaimana dakwah, karena aku sering di ajak ke kajian2, bahkan nemenin mbak rapat!! Tak jarang pula, aku harus nemenin mbak pas ngomong ama ikhwan, karena takut berduaan, jadinya aku penengah gitu. Aku juga sering menyaksikan pementasan para ikhwan tentang Palestina.

Aku juga inget, bagaimana perjuangan mbak ketika teguh dengan pakaian takwa yang ia kenakan. Di tahun 94, jilbab itu sangat aneh bagi kebanyakan orang. Bahkan sangat aneh. Jadi semakin aneh karena seorang akhwat menutupi kakinya juga dengan kaos kaki!!!!

Tapi, mbak tetap tegar. Gak goyah sedikitpun, meski harus berurai air mata, harus mampu bertahan mendengar omongan tidak sedap dari para tetangga, keluarga,bahkan orang tua kami!!

Memasuki usia remaja, aku sudah berseragam putih biru. Aku yang masih bau kencur sudah tau hukum-hukum jabat tangan, pacaran. Haha...itu karena rasa ingin tahu ku sangat besar. Aku membongkar buku-buku pengajian punya mbak-ku. Aku baca, meskipun aku gak ngerti apa isinya. Aku juga di belikan mbak, sebuah majalah, Annida. Isinya banyak cerpen. Aku suka. Lalu, aku mulai menabung, dan novel pertama yang aku punya adalah “PINKAN”. Lalu, aku mulai menabung supaya tiap bulan bisa beli Annida. Nah, di ANNIDA itu ada cerita bergambar (komik) islami, dengan latar Palestina. Ada seorang gadis pemberani bernama Bara Shafiyah. Heroik. Sejak baca itu, aku jadi terinspirasi. Menjadi lebih baik. Bisa di bilang, nama ini menjadi simbol perubahanku. Nah, pemirsa, sudah tau kan? Asal usul namaku. Tulisan ini juga menjawab comment mbak HTR di fb ku..hehe....





Minggu, 08 Februari 2009

Dunia "Ke-barangkali-an"


Barangkali aku terjebak dalam dimensi semu dan penafsiran yang keliru tentangmu. Barangkali. Kau tau? Aku selalu butuh teman untuk bercerita. Tentang semesta, tentang pengalaman mengajarku hari ini, tentang murid-muridku yang selalu mencium tanganku takzim ketika berjumpa di mall, tentang aku yang baru saja memborong 6 novel tadi siang...Hey, aku tidak akan melulu menjadi pembaca cerita yang akan membuatmu bosan dan mengantuk karena cerita tentang keseharianku yang barangkali tidak penting bagimu. Apalagi di tengah kesibukanmu, aku memang tidak berarti. Tapi sayangku, aku akan berusaha dengan senang hati mendengarmu bercerita. Tentangmu yang sibuk menekan tuts keyboard komputer, tentang keletihanmu seharian karena menunggu nara sumber.

Tapi hatiku galau. Sepertinya, kau memang tak bisa benar-benar jadi temanku. Teman Spesial mungkin. Barangkali. Aku hanya mengatakan barangkali. Karena sampai detik ini, kau pun tak hirau dengan bentuk tawaran hubungan antara aku dan kamu yang aku tawarkan kemarin malam. Kau masih ingat? Waktu itu kau sedang sangat sibuk. Tapi aku mengganggumu ya? Kenapa harus aku dan kamu? Kenapa tidak “kita”? Karena aku dan kamu belum seutuhnya melebur. Suatu saat, aku akan menggunakan kata ”kita” dalam setiap obrolan antara aku dan kamu. Kapan? Sebentar lagi, takkan lama. Barangkali. Ah, selalu barangkali. Dunia ini memang selalu penuh ”kebarangkalian”.

Aku tak mengenalmu betul. Aku benar-benar tak mengenalmu. Aku hanya tau namamu dan pekerjaanmu. Selebihnya aku tak tau apa-apa tentangmu. Tapi kita di pertemukan siang itu. Tepatnya hari Selasa, tanggal tiga puluh bulan Oktober tahun dua ribu delapan, jam sepuluh siang. Hanya sebentar, tidak lama. Tapi pesonamu. Wajahmu. Gaya bicaramu, suaramu, aku masih ingat betul. Aku seperti pernah mengenalmu sebelumnya. Otakku berpikir keras, tapi semakin aku berusaha untuk mengingatnya, semakin jauhlah ingatanku ini. Bukankah ingatan manusia memang selalu terbatas. Siang itu berlalu begitu cepat. Jujur kukatakan yang sebenarnya, ada perasaan dahsyat menyerangku, meraung-raung, meronta seolah minta di bebaskan. Aku ingin teriak, tapi kamu di depanku. Aku ingin bilang, tapi aku malu. Aku ingin mendekatimu, tapi aku bingung.

Barangkali aku jatuh cinta. Aneh bukan. Sebetulnya aku tidak pernah percaya ada cinta pada pandangan pertama. Menurutku, cinta itu hadir karena ada pandangan kedua, ketiga dan seterusnya. Tapi aku sadar. Aku sungguh-sungguh sedang jatuh cinta. Padamu. Ya...sama kamu. Percayalah padaku. Meskipun aku tidak tau persis, apa definisi cinta itu. Sungguh ini adalah suatu perasaan yang tak mampu aku definisikan. Dan aku tidak bisa membohongi perasaanku sendiri.

Kau tau, setelah pertemuan pertama kita yang sangat singkat itu, aku selalu berdoa agar siang seperti kemarin kembali terulang, agar ia mempertemukan kita kembali. Tapi pertemuan itu tidak pernah terjadi lagi. Aku sungguh kecewa. Lalu, aku memutuskan membuat ruang khusus untuk kita berdua. Ruang itu berada di lorong imajiku. Kadang-kadang, aku menguncinya rapat agar kita bisa saling mendengarkan, saling bercerita tanpa ada seorangpun yang mengganggu kita.

Aku meragukanmu. Barangkali. Setelah pesan-pesanku yang tak kau balas tempo hari. Tapi, kau selalu bisa membuatku luluh dan mentolerir kesibukanmu itu. Aku semakin meragukanmu. Ketika suatu siang, aku mendapatimu. Kita bertemu. Aku memanggilmu. Jarak kita hanya 10 meter. Tapi kau hanya menoleh sebentar, lalu pergi entah kemana. Barangkali saat itu kau sedang sibuk, hingga tidak peduli denganku. Barangkali.

Aku meragukanmu. Maka dari itu, bisakah kau meyakinkanku? Bahwa keputusan kita untuk saling mengenal dan mencoba lebih dekat adalah jalan terbaik yang kita putuskan untuk saat ini. Ayolah. Aku mohon. Bicaralah padaku. Aku hanya memintamu bicara. Bukan diam seperti ini. Atau, jangan-jangan, kau masih ingin sendiri. Menjadi bebas. Sebebas burung yang bisa terbang kemanapun kamu suka. Haha...sekali lagi, itu hanya barangkali. Aku juga tidak tau. Apa kau pernah berpikir tentang perempuan? hehe... kau kan sibuk. Mungkin. Aku juga tidak tau. Dan celakanya, semua yang ku katakan itu berangkat dari ketidak tahuan. Dan karenanya, mantra yang ku gunakan selalu kata ”barangkali”. Enak sekali mengucapakan kosakata yang satu ini.

Bicaralah padaku. Komentari tentangku. Apa saja boleh. Mengomentari tulisanku, atau style hidupku, aktifitasku, atau apalah itu.

Oh ya, aku mau bilang terima kasih sama kamu. Karena kamu, aku jadi jatuh cinta. Aku jadi semakin rajin menulis. Menulis apa saja. Di secarik kertas, di buku, di komputer, di pasir, di tanah. Haha....jatuh cinta membuatku terinspirasi. Aku benar-benar menikmatinya. Makasih ya...Dan sepertinya, aku harus memberitahukanmu satu hal. Barangkali, yang membuatku jatuh cinta padamu, karena engkau suka menulis. Orang yang suka menulis, berarti suka membaca. Tidak hanya membaca buku, tapi juga membaca realita di sekitarnya. Berarti nuranimu peka terhadap lingkungan. Berarti kamu peduli terhadap sesama. Berarti kamu tidak egois. Berarti kamu jujur. Berarti kamu demokratis. Itu artinya, kamu cerdas. Apa aku terlalu menyimpan banyak ekspektasi kepadamu?

Aku ingin mengenalmu lebih dekat. Boleh kan? Aku ingin serius denganmu. Gak papa kan? Jangan terlalu menyulitkan sesuatu yang mudah. Jalani saja dulu. Bukankah kita sedang bermain-main di taman cinta? Yang kalo jatuh, jatuhnya tidak akan sakit. Barangkali.
Oh ya, kau tenang saja, aku sudah menyiapkan mentalku, kalau-kalau suatu saat di tengah perjalanan, kita tidak bisa saling membersamai. Bukankah kita memang sedang bermain-main di taman cinta? jadi cukup nikmati saja bunga yang bermekaran di sekitarnya. Kalau bunganya layu, sirami lagi dengan air. Tidak rumit kan.   




Rabu, 04 Februari 2009

For The First Time

Dan biarkan hati kita bicara tentang dirinya sendiri. Bukankah tak ada salah nya kita mencoba membangun hubungan kita dari awal lagi. Tentu dengan status yang berbeda. Mungkin dengan begitu, kita bisa lebih mendengar tentang diri kita masing-masing dengan perspektif aku dan kamu. Aku cermin bagimu, dan kau cermin bagiku. Rasanya aku begitu lega. Setelah tak pernah selesai bicara denganmu. Bukankah selalu begitu? Bukankah kita hampir selalu tak punya waktu untuk bicara? Dan untuk pertama kalinya, kau beri aku kesempatan untuk bicara. Tadi malam. Ya, tadi malam. Akhirnya aku tuntas bicara denganmu. Aku selesai....kau tau rasanya? setelah tadi malam, aku merasa kau lah matahari siangku. Kau lah berjuta bintang malamku. Kau lah senja yang bersemburat di langit jingga. Begitu indah, memukau, hanya untuk di nikmati. Perasaan sayang yang amat kuat menguasaiku. Dan aku baru tersadar, ternyata persoalan kita tidak serumit labirin. Cukup mengobrol saja. Cukup katakan saja. Dan kini, pelan-pelan hatiku mulai membentuk konklusi untuk bersikap. Setidaknya membuatku sadar. Ini adalah awal. Tangga menuju kebahagiaan selanjutnya. Hey..benarkah ini sebuah tangga menuju kebahagiaan kita? Aku rindu dalam rindu-rindu tentang takdir kita. Tapi bagaimana jika takdir akhirnya memisahkan kita? Hanya waktu sajalah yang bisa menjawabnya.

Dan dengan sederhana, akan ku ukir prasasti cinta itu di sini. Karena aku ingin mencintaimu dengan cara yang sederhana pula........



Selasa, 27 Januari 2009

Cinta yang melegenda

Iman itu laut, cintalah ombaknya
Iman itu api, cintalah panasnya
Iman itu angin, cintalah badainya
Iman itu salju, cintalah dinginnya
Iman itu sungai, cintalah arusnya


Sajak di atas saya temukan di ”Serial Cinta” nya Anis Matta. Buku ini menghadirkan tema cinta dengan perspektif yang lebih utuh, terhormat dan berdaya guna. Ia menyentuh banyak dimensi. Dari mulai cinta kepada Allah yang mengalahkan segala cinta. Cinta kepada Rasulullah, cinta kepada pasangan, hingga bagimana menimbang kisah orang-orang yang putus cinta dan membawa cinta mereka sampai mati.

Ada banyak kisah cinta yang melegenda dan menyejarah. Lebih banyak lagi kisah cinta di sekitar saya yang menceritakan kebahagiaan, kesedihan, keriangan, keceriaan, emosi.

Membacanya, cukup membuat seorang Bani percaya bahwa kekuatan cinta adalah energi terbesar dalam hidupnya. Ya..aku percaya cinta. Cinta yang memberi. Memberi semua kebaikan yang tersimpan dalam jiwa. Cinta yang memenangkan iman atas syahwat. Cinta yang menciptakan perbaikan watak dan penghalusan jiwa. Maka mencintai adalah “pekerjaan jiwa” yang besar dan agung.

Saya merasa tertampar, kala membaca buku ini. Betapa jauh saya dari makna cinta yang sebenarnya. Makna MEMBERI. Karena cinta adalah kereta, yang berjalan di atas rel kebajikan. Kenapa cinta justru membuat seseorang patah semangat dan hancur? Kita lemah karena posisi jiwa kita salah. Kita mencintai seseorang, lalu menggantungkan harapan kebahagiaan hidup dengan hidup bersamanya! Maka ketika dia menolak untuk hidup bersama, itu lantas menjadi sumber kesengsaraan. Kita menderita bukan karena kita mencintai. Tapi karena kita menggantungkan sumber kebahagiaan kita pada kenyataan bahwa orang lain mencintai kita.

Adalah hal bodoh meratapi kekecewaan kita terhadap takdir, yang justru mematikan nurani, yang menjadikan kita sangat tidak produktif.......kawan, jangan pernah menggantungkan cinta pada makhluk. Karena yang memiliki cinta itu adalah Khaliq (pencipta) bukan makhluq (yang di cipta).........maka abadilah kisah cinta hamba kepada Tuhannya. Terus melegenda dan menyejarah, yang mampu menjadi inspirasi orang-orang sholeh......





Senin, 26 Januari 2009

Kemana Perginya Cinta

Ada yang datang dan pergi
Menyimpan sejuta kenangan
Namun tak sedikit meninggalkan perih
Menghentak-hentak di sini..di sini..

Dia datang tiba-tiba
Tanpa kabar apa-apa
Dengan senyuman
Mengerling manja padaku

Membawa sejuta asa
Menitipkan impian-impiannya
Membangun rumah hati bersama
Bersamamu, aku tenang...

Lalu dia pergi
Sama ketika dia datang
Tanpa kabar apa-apa

Ia meninggalkan luka
Meninggalkan pedih
Menyimpan Perih

Ada luka
Berdarah
Menusuk-nusuk..di sini..di sini...

Satu tanyaku padanya
Cinta, kamu mau kemana? Kamu akan kembali untukku kan?
Dia diam saja
Dia membisu

Perlahan, mataku memanas
Aku tergugu
Butiran kecil mulai meleleh

Dan kini dia benar-benar telah menjauh
Tanpa bisa ku tahan

I can't believe how much i love u

Minggu, 25 Januari 2009
23.55 WIB


Selasa, 20 Januari 2009

Pelangi itu bernama Q-Five

Indah persahabatan
Ta pernah hilang di memori ini
Tertawa bersama
Meski selali diiringi oleh kesedihan
Penuh warna
Bila tlah dewasa
Terkadang kita kekanak-kanakan
Selalu berkhayal
Namun melangkah dengan cita - cita yang mulia
Anugerah sang kuasa
......................................

Awal-awal kuliah, di semester pertama, kami mahasiswa Matematika angkatan 2003 yang berjumlah 54 orang, membentuk komunitas tersendiri. Jadi, sifat khas ABG anak SMA masih melekat kuat di karakter MaBa yang notabene emang suka ngumpul sesama mereka. Ada genk Penta GirL, yang terdiri dari 5 gadis, ada mei, pipit, icha, tiwi, `n jumi. Ada juga DKI (dono kasino indro), hehe…coz ketiga gadis ini selalu bertiga baik ketika mengerjakan tugas, ke kantin maupun aktivitas lainnya.


Tak terkecuali kami, yang juga membentuk komunitas sendiri. Kami menamakannya Q-Five. Q itu di ambil dari Qalbu, artinya hati. Kami berharap, 5 hati ini menyatu, seperti satu keluarga, satu rasa, satu jiwa. Tidak jelas kapan tepatnya kami mendeklarasikan persahabatan 5 sekawan ini. Alasan paling logis dan masuk akal adalah karena kami-lah, 5 akhwat di kelas yang aktif di lembaga dakwah kampus dan himpunan mahasiswa kala itu.

Seiring berjalannya waktu, kami menemukan takdir kami masing-masing. Di awali dari Siti yang harus menghentikan kuliahnya di semester 3 karena di terima jadi CPNS kala itu. Aku ingat betul, siang itu kami tengah mendapat mata kuliah Geometri dari Pak Bistari, dosen Matematika. Ketika tiba-tiba Ayahnya Siti berdiri di luar ruang kuliah dan memanggil Siti dengan isyarat untuk keluar. Entah apa yang mereka bicarakan di luar, namun cukup jadi pusat perhatian bagi kami, mahasiswa yang sedang menyimak materi perkuliahan kala itu. Usai bicara, dia pun masuk ruangan kuliah dengan berlinang air mata. Kami heran bukan buatan. Tak dinyana, Siti lulus CPNS. Ada rasa bahagia sekaligus sedih. Yah, sudah pilihannya untuk memasuki dunia kerja ketimbang kuliah. Sedih karena itu berarti kami tak akan bisa lagi bersama-sama.

4 tahun berselang. Masing-masing personel Q-Five mulai terkotak-kotak. Sibuk dengan urusan, pekerjaan dan aktivitas masing-masing. Selain karena sudah semester banyak, alias di atas semester 8, secara kami tidak ada mata kuliah lagi, dan tinggal menyusun skripsi. Hal itu semakin membuat kami semakin jarang bertemu apalagi ngumpul-ngumpul hanya sekedar neler (minum es teler maksudnya) seperti yang biasa kami lakukan usai ujian akhir untuk menghilangkan kepenatan dan stres menghadapi rumus-rumus. Hehe....

Dewi, sibuk di sekolah tempatnya mengajar, di SMA Boedi Oetomo dan les privat-nya. Dan mungkin menyelesaikan desain seminarnya. Duh, wi...kapan sih kamu bakalan selesai kuliah kalo seminar aja gak di urusin. Hu hu hu....Tak jauh beda dengan Radju yang juga sibuk dengan Jarimatika dan mengajar di Al-Azhar. Iis?? Setelah menyelesaikan sidang skripsi, dia lagi sibuk perbaikan skripsi supaya bisa wisuda bulan Februari ini. Sedangkan aku? Sibuk di Ganesha Operation, les privat, amanah sebagai Ketua Departemen HUMAS KAMMI Daerah Kalbar, serta sibuk berselancar di dunia maya. Menulis di blog, ikut berbagai milis, baca situs berita, politik, budaya, sastra. Bagiku, internet adalah dunia keduaku. Hehe....

Lalu, bagaimana dengan kisah asmara 5 sekawan ini? Duh, jadi blushing nih kalo ngomongin tentang yang satu ini. Siti, Alhamdulillah sudah menggenapkan separuh agamanya. Sabtu, 17 Januari 2009 lalu, dia resmi menjadi Nyonya Ibnu Mubarok. Jadi, tinggal lah kami ber-empat yang masih jomblo. Siapa menyusul? Sepertinya Iis dulu deh. Calonnya dia bilang, paling lama bulan agustus 2009 mereka akan menikah. Praktis, aku, dewi dan radju masih ”meraba-raba” nama, dan mencari-cari yang pas. Huuuuuuuu.....tapi yang jelas, obsesiku buat nyari suami wartawan, redaktur atau penulis susah buat di ilangin. Gak tau kenapa. Serius pemirsa. Sumpah deh...^_^. Padahal resikonya kan banyak ya kalo ber-suami kan wartawan. Hehe.....

Selasa, 20 Januari 2009
23.34 WIB
Seusai ngobrol dengan seorang wartawan pula
*ah, apa pula ini.............media addict.



Jumat, 09 Januari 2009

Duka-Suka CPNS

suka duka apa duka suka sih yang bener....hehe
Woaaaaaaa……….hiks….uhuk-uhuk……….brrrrrrrr………brrrrrrrr……….
Gila, men!!! Pulang dari singkawang! Sejukkk, beku! Hiks…sedih amat yak perjalanan menjadi CPNS. Dengerin ya..CPNS, artinya baru CALON PNS! Yah, mungkin terlalu di dramatisir. Ya gapapa siy, mendramatisir sesuatu biar lebih horror gitu. *apaan sih ah*

Ceritanya begini, Kamis, 8 Januari 2009, aku ke rumah sakit jiwa kota singkawang, ngurusin surat bebas narkoba sebagai persyaratan pengangkatan CPNS. Du du du… jauhhh banget rumah nya. 17 km dari tempatku menginap. Pagi-pagi sengaja datang awal supaya gak ngantri. Eh, tau-taunya, banyak pula orang yang berpikir sama denganku, datang awal supaya gak ngantri. Alhasil, pas dateng, udah seratusan orang yang ngantri. Aku lemes. Berdiri berjam-jam. *Tenang, Bani, tenang, sabar donk, namanya juga usaha*, bisik peri kecil di sebelah kananku. Aku berdiri menunggu. See?? Aku berdiri mulu! Sambil baca novel ”Maryamah Karpov” nya Andrea Hirata. Setidaknya da 5 loket yang harus kami kunjungi supaya bisa dapet selembar surat itu. Dari loker pertama nyerahin photo, trus tes urin, kita di suruh pipis. Sebenarnya aku gak niat pipis, tp karena tegang `n horrible banget rumah sakitnya, aku jadi bisa pipis. Hore...*gila, bisa pipis ajah bangga. Gada kerjaan yak*

Trus, sampailah aku di loket terakhir, tempat penantian bagi para hadirin. Ngantri lagi nunggu nama kita di panggil. Tapi, sampai loket itu tutup jam 11.30, namaku tidak di panggil. Sempet bingung, karena temenku yang datang terlambat saja sudah di panggil. Trus, ada hadirin lain yang protes. Wah, pemirsa, ternyata petugasnya tuh OON banget dah. Masa berkas-berkas yang baru dateng di simpan di atas, jelas kebagian duluan donk, yang pertama kali masukin jadi gak di panggil2 karena berkasnya nyungsep di bawah tumpukan berkas-berkas yang terlambat masuk Peserta yang lain sempet esmosi. Beneran.

Trus, daripada bolak-balik, aku dan temenku memutuskan untuk menunggu suratnya sampe jadi. Karena kantor tutup jam 2, maka kami akan setia dan sabar menunggu ampe nama-nama kita di panggil. Baru sekitar jam 2, akhirnya berakhir sudah penderitaanku. 7 jam choy ngurusinnya. Gue ampe mual-mual berdesakan dengan puluhan orang.

Aku bahagia luar biasa, karena bisa pulang hari itu juga, setelah menyerahkan berkas-berkas ke BKD. Tapi malang banget nasibku, di lembar ijazah, tempat lahirku tertulis sungai raya, sedangkan di transkrip nilai tertulis di sui raya. Ya, di tolak mentah-mentah ama petugas, di suruh perbaiki lagi dari kampus. Padahal, sui itu ya sungai bacanya. Lain lagi temanku, di ijazah namanya Fitri, tapi di surat keterangan bebas narkoba tertulis Pitri. Nasib, nasib. Emang musti balik lagi kesana nanti. Ini kesedihanku yang pertama pemirsa.....Hiks.......

Pulang dari BKD, tanpa ba bi bu lagi, aku siap-siap pulang ke Pontianak. Sekitar jam 2.30, kami berangkat. trus singgah di mempawah buat sholat ashar. Abis sholat, hujan turun dengan dahsyat `n tentu saja lebat. Kami memutuskan untuk menunggu ampe reda. Eh, di tungguin, gak reda-reda malah tambah lebat. Aku nekad deh bawa motor meski harus kehujanan. Petualangan di mulai. Jam 5 lewat, kami berangkat meski hujan dengan riang gembira turun dengan sangat derasnya. Aku kedinginan. Aku ...aku...aku bawa motor gak karuan. Berkali-kali hampir nabrak truk, nabrak jalan berlubang. Tapi alhamdulillah, Allah masih sayang. Sudah malam. Tapi rasanya kok gak nyampe-nyampe ya. Lama amat. Pas menuju jembatan sungai landak, aku menepi, mau gantian aja bawa motor ama temen. Tau karena apa? Karena aku lemes. Lemes beneran. Sumpah. Gak jelas juga lemesnya karena apa. Mungkin karena kecape’an atau shock pas liat tangan dan wajahku putih pucat, udah kayak mayat. Aku kayak liat diriku ini seperti mayat. Makanya shock banget. Ngeri. Serem ndiri. Aku menggigil sepanjang jalan. Ini kesedihanku yang kedua pemirsa.

Trus, besoknya, aku urus semua surat-surat yang salah tempat lahirnya. Ke puskesmas, ngurus surat keterangan berbadan sehat. Ngurus ke kapoltabes, ngurus SKCK, nah disini ini pemirsa. Ngantri lagi, ruame banget. Berdesak-desakan. Polisinya ngedumel. Marah-marah. Tapi beruntung, pas giliran aku, aku gak di marah. Malah polisinya senyum lagi. Alamak! Hehe.. mimpi apa yak semalam....Tapi yang jelas, pas pak polisi tadi ngedumel gak jelas, aku istighfar terus. Berharap pertolongan Allah supaya kupingku ini kuat kena giliran di damprat. Ya ,wajar siy, yang buat ratusan orang. Kantor penuh. Selesai juga akhirnya. Trus buru-buru cabut ke kampus. Aku lupa ini hari jumat, jadi petugasnya udah pada pulang awal. Padahal belum jam pulang. Nasib..nasib...

Pelajaran moral nomer satu. Kalo loe ngerasa punya nama yang cukup ribet dan njelimet, sebaiknya loe periksa semua berkas-berkas yang loe poenya, dari mulai KTP, nama loe gak boleh di singkat. Misalnya nih ya, Syarifah, loe singkat jadi Syf. Atau nama loe Fitri, trus tertulis Pitri. Kemudian, desy, tertulis desi. Akta kelahiran, ijazah-ijazah yang loe punya, musti sama dengan berkas-berkas yang mau loe serahin pas daftar CPNS. Intinya, harus konsisten. Kayak aku ini, di ijazah tempat lahirku tertulis SUNGAI RAYA. Tapi di tranksrip nilai, jadi SUI RAYA. Entah petugas mana pula yang se-enaknya ngerubah itu. Emang siy, menurut hukum tersirat, SUI itu ya SUNGAI. Gara-gara salah satu huruf aja, loe musti ganti semua berkas-berkas itu.

Pelajaran moral nomer dua. Loe musti SABAR. Sebagai bentuk perjuangan. Hehe...karena ngurusin yang begituan, aku aja ampe mual-mual.

Pelajaran moral nomer tiga. Loe bakal inget ama Tuhan di waktu-waktu yang sangat menegangkan dan menakutkan. Ketika gada lagi harapan selain pertolongan Allah.

Pelajaran moral nomer empat. Loe musti teliti betul-betul. Catat semua kebutuhan loe. Apalagi buat elo yang daftar di luar kota misalnya.

Pelajaran moral nomer lima. Berikan senyum terbaik elo ama petugas-petugas di BKD, atau kantor manapun tempat loe ngurus berkas2 itu. Tp sebenarnya elo emang harus tetep murah senyum ama tiap orang. Karena ngefek banget ke orang lain. Senyum tanda mesra, senyum tanda sayang, senyum itu tanda keimanan, senyumlah....kata RAIHAN. Hehe....

Oke pemirsa, tunggu kisah selanjutnya. Tapi ntar deh, kalo pas pra jabatan. Denger-denger sih, akan lebih seru ikut prajab bersama 300 cpns lainnya. thatha...Luv u all, muach..muachh..



Kamis, 01 Januari 2009

Sebab Aku cinta KAMMI


“Mari kita tulis lagi sejarah, Jangan titipkan reformasi pada siapapun!!”
(Fahri Hamzah, mantan Ketua Umum KAMMI periode perintisan)

10 tahun berakhir
4 kali nahkoda bahtera negri ini berganti
10 tahun berakhir
Pemegang amanat semakin tidak di percaya
Mereka semakin rakus merampas hak-hak rakyat jelata
10 tahun berakhir
Malapetaka pun selalu menghantam negri ini
Tsunami
Banjir
Longsor
Dan bermacam penyakit silih berganti merontokkan anak-anak negri

10 tahun berakhir
Orang-orang lapar dan orang-orang menganggur semakin tidak terhitung jumlahnya

10 tahun berakhir
Kemaksiatan dan tindak kejahatan sangat sulit di hentikan
Rasa malu dan rasa peduli terasa semakin menjauh
Adakah harapan dan asa di negri ini
Mungkinkah Allah berkenan untuk mencurahkan berkah dan rahmat-Nya
Apakah kita berhak untuk berkuasa dan memimpin negri ini
Pantaskah kita melayani orang-orang yang bosan dengan janji-janji para penipu

Ingatlah saudaraku
Arah dan tujuan kita jangan berubah
Langkah harus semakin tegap
Karena perubahan adalah kepastian

Bangkitkan semangat dan REBUT SETIAP PELUANG
JANGAN SIBUK DENGAN HAL-HAL TIDAK PENTING
Ledakkan keraguan
Dan yakinlah bahwa Allah pasti membimbing kita untuk mendapatkan kebahagiaan


Lagu tadi mengawali kegiatan Dauroh Instruktrur yang diadakan oleh TIN (Tim Instruktur Nasional) KAMMI Daerah Kalimantan Barat yang di isi oleh 2 anggota TIN, Yeti Lismani dan Herawati. Sebenarnya ada 1 orang lagi anggota TIN, yaitu Muhammad Reza Fachrullah, namun karena kondisi beliau yang sedang dirawat di rumah sakit karena leukimia, sehingga tidak bisa hadir.

Lagu-lagu yang menghentak, mengobarkan semangat 31 peserta yang hadir di Gedung BAPORA. 4 komisariat KAMMI hadir di ruangan tersebut. KAMMI Komisariat STAIN, KAMMI Komisariat UNTAN, KAMMI Komisariat Ketapang, KAMMI Korwil Kota. Hanya 1 yang tidak bisa datang, dari korwil Singkawang.

Selama 3 hari, kami benar-benar di beri muatan pure all about KAMMI. Semua tentang KAMMI dibahas disana. Mulai dari bedah visi KAMMI, filosofi gerakan, manhaj, dan aplikasi standar dauroh di KAMMI. Sejarah kelahirannya, kenapa KAMMI harus hadir. KAMMI sendiri terbentuk dalam rangkaian acara FS LDK (Forum Sillaturahmi Lembaga Da’wah Kampus) Nasional X di Universitas Muhammadiyah Malang tanggal 25-29 Maret 1998. Setidaknya ada tiga alasan utama terbentuknya KAMMI, pertama, sebagai wujud keprihatinan dan tanggung jawab moral terhadap krisis atau penderitaan rakyat Indonesia yang diikat dengan itikad baik untuk memperbaiki kondisi yang ada. Kedua, untuk membangun kekuatan kolektif (people power) yang didasari independensi dan keresahan bersama untuk melakukan agenda-agenda perubahan. Ketiga, untuk mendirikan sebuah pergerakan mahasiswa Islam yang memiliki karakter yang kokoh (sumber: gerakan perlawanan dari masjid kampus)

Tim juga mengupas tentang profil ideal kader KAMMI, yakni mewujudkan kader Muslim Negarawan. Profil Muslim Negarawan ini adalah interpretasi dari sosok ‘Pemimpin Masa Depan yang Tangguh’ sebagaimana termaktub dalam Visi KAMMI. Mengapa harus muslim negarawan? Muslim Negarawan adalah kader KAMMI yang memiliki basis ideologi Islam yang mengakar, basis pengetahuan dan pemikiran yang mapan, idealis dan konsisten, berkontribusi pada pemecahan problematika umat dan bangsa, serta mampu menjadi perekat komponen bangsa pada upaya perbaikan. Ya, ada banyak hal tentang KAMMI. Banyak sekali.


Saya tidak bisa mendefinisikan perasaan saya waktu itu. Atmosfer kebanggaan dan semangatnya mungkin tidak menyeluruh bisa saya bagi lewat tulisan ini. Yang jelas, saya semakin cinta dengan KAMMI. Semakin saya menelusuri betul-betul apa itu KAMMI, semakin menguatkan saya untuk tegar di jalan dakwah ini. Untuk sebuah kemenangan dakwah, untuk sebuah cita-cita syariat islam tegak di bumi Allah, menuju baldatun tayyibatun wa rabbun ghaffur. Menuju masyarakat islami, yang Allah lukiskan begitu indah di QS. Ali Imran :110, yang artinya, ” Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah....”