Free Banana Dancing ani Cursors at www.totallyfreecursors.com
Bani Menulis dan Bercerita: HELP US...

Kamis, 27 November 2008

HELP US...

Help Us…


Sebenarnya saya paling sebel kalo di ajak ke Rumah Sakit. Selain bau kimia dan obat-obat yang menyerang hidung dan pernapasanku, saya juga gak tega rasanya liat pemandangan para penghuni rumah sakit. Kok rasanya gimana gitu. Kasian banget. Apalagi kalo penyakitnya udah parah banget. Saya pernah muntah di rumah sakit, gak sengaja lewat pasien dengan sepatu roda dan selang infus di tangannya. Mendadak perut saya mual, dan langsung ngibrit muntah. Beneran saya pusing dan mual. Hehe..saya gak tahan nyium bau busuk yang menyengat.

Ngomongin masalah mual tadi, saya juga pernah KKN selama kurang lebih 2 bulan di daerah Kabupaten Kayong Utara (KKU), sebuah kabupaten pemekaran dari Kab. Ketapang. Kami ber-11 orang. Saya bersama 3 orang lainnya bertugas mengajar buta huruf di kampung sebelah, di daerah desa Pemangkat, teluk Melano, KKU. Disana kami mengajar warga yang buta huruf, bergantian setiap 4 hari dalam sepekan. Ada dua kelompok belajar. Yang pertama, kelompok bapak-bapak dan ibu-ibu nya. Yang kedua kelompok anak-anak yang putus sekolah karena keterbatasan biaya. Nah, hari itu tibalah giliran saya untuk pertama kalinya mengajar mereka. Pengalaman pertama begitu menyedihkan. Ceritanya begini, saya kebagian mengajar para bocah itu, yang gak peduli dengan kebersihan diri. Bau busuk menyengat karena ramai sekali, sementara ruangan begitu sempit, sekitar 3x4 meter, aroma tubuh mereka khas anak-anak kampung bercampur keringat. Awalnya saya mampu bertahan. Selang beberapa menit, saya langsung keluar, muntah! Sumpah! Apa yang sudah saya makan siang itu keluar dengan sukarela. Kepala saya pusing, akhirnya saya bilang ama temen-temen, plis, gantiin saya hari ituuuuuu aja. Yah, mau gak mau, mereka harus menggantikan saya. Hihi,,saya ditertawakan teman saya. Bahkan dia komentar begini, ”Bani nih gak cocok jadi orang kampung. Masa gitu aja gak bisa. Latihan donk neng, kapan survive nya kalo gitu?”. hehe, kira-kira begitulah saya. Apa saya perlu terapi supaya hidung saya gak sensitif mencium bau-bau begituan? Apa latihan yang tepat untuk saya? Hehe....

Eh, kok jd ngelantur siy?? Tadi kan ceritanya saya kerumah sakit! Kok malah cerita tentang KKN??!!?

Oke, balik lagi tentang rumah sakit. Kemarin sore, saya bersama mbak mengunjungi sepupu saya yang sedang sakit ginjal. Alhamdulillah kondisinya semakin membaik. Setelah hampir 8 bulan bertahan dengan kondisi perut membesar dan sebagian anggota tubuh yang membengkak.




Jumiati Lestari (Mia)



Namanya Jumiati Lestari (mia). Usianya 2 tahun 4 bulan. Sebenarnya, Mia adalah anak angkat bibi saya. Kedua orang tua Mia pergi merantau ke negara tetangga, Malaysia, menjadi TKI. Merasa iba, bibi saya akhirnya mau memelihara Mia. Meski kondisi ekonomi yang sulit. Bibi saya hanya bekerja sebagai petani. Begitu juga dengan suaminya. Menginjak umur 1,5 tahun, entah kenapa tubuh Mia semakin lama semakin berisi. Bibiku mengira, Mia tambah sehat, ternyata dugaan itu jauh meleset. Ternyata Mia sakit ginjal. Nah, kemarin sore, kondisinya sudah semakin membaik. Meskipun perutnya belum kembali normal.


Masih dalam satu ruangan itu, ada juga bocah berusia 2,5 tahun. Namanya Krishna. Badannya ringkih. Sangat kecil untuk ukuran 2,5 tahun. Gizi buruk, kata dokter. Ketika saya menghampiri, saya mengira, usianya baru 1 tahun. Saya ngobrol dengan ibunya. Sang ibu tak bisa menutupi kesedihannya, karena sudah hampir 1 bulan, kondisi Krisna tak begitu berarti mengalami perubahan. Ketika di bawa ke Rumah sakit, beratnya hanya 4,5 kilo. Kemudian berkat bantuan medis, berat nya naik 9 kilo. Terakhir, kemarin sore, beratnya turun lagi menjadi 6 kilo. Begitu terus. Selain badan yang ringkih, Krisna tak bisa menangis layaknya anak-anak kecil seusianya. Hanya sekedar melenguh kecil. Saya mencoba untuk menyapanya, pun tak ada respon apa-apa. Saya gak tega melihat kondisinya begitu. Ketika saya tanyakan, apakah RT disana pernah mengusahakan bantuan, ternyata tidak pernah. Bagaimana mau membantu, pak RT nya saja kerjanya mabuk-mabukkan dan main judi. Ah, miris. Sudah lebih setahun, jamkesmas nya tak juga di urus-urus oleh RT setempat, keluh sang ibu. Dan ini pun, jamkesmasnya di urus oleh bidan setempat yang bersedia membantu mbak Nike, ibu dari Krisna.


Krishna (2,5 tahun)


Kedua bocah ini sudah pulang kerumah pada siang, 26 Nopember 2008. Setelah hampir 1 bulan bertahan di Rumah Sakit. Mereka berdua kini tengah menunggu obat, yang amat langka. Jadi, daripada menunggu di rumah sakit, mereka diperbolehkan pulang kerumah. Jika obatnya sudah datang, barulah mereka boleh ke rumah sakit lagi. Kalo gak salah, nama obatnya Albumin. Saya juga gak tau istilahnya. Yang saya tau, obat tersebut sangat langka berada di apotik untuk pasien dengan kartu Jamkesmas. Dan tentu saja, SANGAT MAHAL!! Harganya hampir 2 juta!! Angka 2 juta tentu saja sangat besar dirasakan buat bibiku dan mbak Nike. Memang ada obatnya, tapi di apotek lain dan harus beli. Huh, saya sempat ngedumel juga dalam hati, jadi jamkesmas nya cuma buat obat-obat yang murahan donk.

Saya gak tau harus berbuat apa. Kepada para pembaca, tolong kiranya memberi saran. Kira-kira lembaga atau LSM atau apalah itu, yang bisa di hubungi untuk membantu kedua bocah tersebut. Bisa hubungi saya via Japri di : bara.zenith@gmail.com.

PLEASE, HELP US!!!!!!!!!!!

Tidak ada komentar: