Free Banana Dancing ani Cursors at www.totallyfreecursors.com
Bani Menulis dan Bercerita: "Tragedi" daftar CPNS bareng King Kong

Minggu, 14 Desember 2008

"Tragedi" daftar CPNS bareng King Kong

Wussss...........Wussssssssss
Desiung...........

Pagi, sekitar jam 7 an, aku melaju bersama Hero-ku. Tak peduli hujan dan badai yang turun sepanjang hari (ekstrem dikit pake ada ”badai” segala, biar dramatis gituh), aku dan Hero melesat dengan kecepatan 70-80 km/jam, membelah kota Pontianak. Melewati hutan, gunung, sawah, lautan, simpanan kekayaan (nah, pasti inget lagu ini kan? Ya iyalah, ini kan lagu wajib kebangsaan??!)

Selasa, 9 Desember 2008, aku nekat berangkat ke kota Mempawah dan Singkawang. Ya, mengadu nasib ke negri orang (hu hu hu). Daftar CPNS! Padahal kaki-ku bener2 tegang, abis jalan kaki 6 kilo di tanah becek berlumpur ke Desa GodangLegi di sungai Ambawang, sehari sebelumnya. Baca postingan ku tentang ”beginilah jalan dakwah mengajarkan kami (pengalaman ke Gondang Legi). Karena gada temen, jadinya ngajakin mbak iie’. Aku jemput dia di Nusapati. Trus, barengan ke mempawah. Yah,,,nyampe sana, ternyata orang-orang udah pada ngantri mau ikutan tes CPNS.

Syukurnya peralatan tempurku udah lengkap. Map snechhelter, pembolong kertas, beserta alat tempur yang lainnya. Ternyata daftar di mempawah ribet juga ya. Mana musti nungguin antrian nomer pengambilan kartu ujian. Trus, sehari sebelum ujian juga di suruh ke BKD ngambil kartu ujian. Cape deh...mau gak mau, akhirnya aku nunggu antrian. Karena gak betah, aku nelponin temen2ku buat persiapan aksi hari anti korupsi untuk sore itu, dan menghubungi para wartawan untuk meliput aksi yang KAMMI lakukan. Udah bertelepon2 ria, dan ber-SMS ria, aku kembali menunggu. Aku mulai gelisah. Secara, menunggu adalah pekerjaan paling menyebalkan. Lalu, aku melihat sepatu putihku penuh tanah kecoklatan, dan aku memutuskan untuk mencuci di genangan air yang terbentuk tak jauh dari tempat antrian tadi. Eh, giliran asik2 nya ngebersihin sepatu, namaku di panggil. Duh........dasar mbak iie’. Udah ku ingetin jagain namaku kalo dipanggil. Eh, malah asik ngobrol ama temennya! Udah salah, malah manggil aku ”beruang” lagi! Tau deh, kenapa musti beruang. Nah, aku juga punya panggilan sayang buat mbak iie’, panggilan yang pas kok, yaitu ”King Kong”. Hahaha....

Tak ingin berlama-lama, seusai mengambil kartu kelulusan administrasi, aku langsung cabut, ke Singkawang. Sampai di gedung eks kapet, sepi. Ternyata tutup toh, jam 1 baru buka lagi. Daripada bolak-balik, kami tetap menunggu disana. Hanya ada 4 orang di ruang tunggu. Yang jelas, kami lah pendaftar paling muda. He3... jam mengarah ke jam 1, tapi petugas untuk formasi guru matematika belum juga tampak batang hidungnya. Lalu, dengan PD nya, aku memberanikan diri bertanya kepada petugas yang lain, kenapa belum dibuka padahal udah jam 1. dengan enteng pula, dia menjawab, ”bentar lagi ya dek.” Aku meradang. Hu hu hu.....balik lagi deh ke tempat duduk. Mana di ketawain lagi ama pendaftar yang ngantri duluan. Ah, tuh bapak apa gak liat muka kusut kita yang ngantri dari tadi. Untuk mengusir kebosanan, aku melanjutkan bacaan novelku yang tinggal sedikit lagi. Senyum2 ndiri, baca novel. He3, ceritanya seru
”Guru matematika!” teriak salah satu petugas
Aku masih asik membaca. Cuma si kingkong yang nyadarin aku dari keasikan membaca.
Aku kaget bukan main. Tuh bapak-bapak bukannya yang tadi jaga. Yee..kenapa juga gak buka dari tadi. Untuk kedua kalinya, aku di ketawain lagi ama pendaftar yang semakin nambah aja jumlahnya. Pufff.........

Kini aku duduk berhadapan dengan bapak-bapak tadi. Ku perhatikan, wajahnya seperti baru berusia 25 tahun. Mungkin pakaian dinas dan sepatu yang ia kenakan menjadikan penampakannya lebih tua daripada usianya. Mungkin. Kalo bukan bapak-bapak, ngapain juga dia manggil aku duluan buat daftar, secara, bukan dia petugasnya. He3, gpp deh, yang penting lulus administrasi, pikirku saat itu.

”Dari Pontianak ya, Dek?” selidiknya.
“Iya, kok tau pak? Muka saya muka pontianak ya pak?” kelakarku tanpa mempedulikan orang-orang yang bertugas di samping tuh bapak2. hehe
Bapak tadi hanya tersenyum.
”Wah, baru lulus ya”. Katanya sambil membuka-buka berkas surat lamaran, plus 3 lembar ijazah, akta dan tranksrip nilai-ku. Aku cuma mengiyakan saja. Yah, beginilah kita, terlalu birokratis! Apa-apa pake ijazah!
Setelah melengkapi lembar administrasi, si bapak malah ngajak ngobrol.
”Dek, daftar di mana aja?”
”Hm, di mempawah dan disini pak”. Kataku
”daftar di singkawang aja. Formasinya lebih banyak.”
”oh gitu ya pak, liat dulu lah pak, berapa jumlah pendaftarnya”. Jawabku sekenanya
”kalo mau tau berapa jumlah nya adek bisa calling saya kok.”jawabnya samar-samar
Yang aku tangkap, dia mau nawarin posisi untuk CPNS, dan calling dia kalo setuju. Gak tau ya, pikiranku, nih bapak mau ambil kesempatan dalam kesempitan.
”gak usah deh Pak, saya daftar nya murni aja. Berdasarkan hasil ujian seleksi nanti.” jawabku dengan polos.
”Bukan gitu maksud saya. maksudnya kalo adek mau tau berapa jumlah pendftar formasi guru MTK, adek bisa telp saya pas hari terakhir pendaftaran. Gitu. Kan gak boleh KKN dek, dosa lah.” jawabnya panjang lebar.

Duh, baniiiiiiiiiiiiiii. Stupid! Stupid! Stupid! Wajahku langsung memerah dan buru-buru minta maaf atas kesalahpahamanku tadi

Ya ampunn. Usai menandatangani surat-surat administrasi, saya langsung kabur. Ngibrit keluar sambil nyeret si kingkong keluar gedung. Saya gak mau lagi ketemu bapak tadi. Semoga aja enggak. Malu banget! hu hu hu..........bener-bener tragedi. Gak mau dua kali deh..........

1 komentar:

Anonim mengatakan...

akhirnya lulus nggak..