Free Banana Dancing ani Cursors at www.totallyfreecursors.com
Bani Menulis dan Bercerita: No Title...

Kamis, 18 Desember 2008

No Title...

Tadi pagi sekitar 05.55 WIB, aku sudah berada di sekretariat KAMMI. Sekret KAMMI Daerah terbesar di seluruh Indonesia (katanya siy). Bercermin dari sekret kammi pusat yang tidak lebih besar dari sekret kammda kalbar. Juga beberapa daerah lainnya.

Ada rapat BPH mendadak yang digelar karena ada masalah ”besar” yang menuntut banyak pertimbangan dari kami, selaku ketua-ketua KAMMI. Meskipun Sahri, sang Qiyadah, sehari sebelumnya sudah menelponku, dan menyatakan duduk permasalahannya. Namun tidak secara detail menceritakan semuanya. Maka, pagi tadi bertemulah kami, 7 petinggi kammi di tataran KAMMI daerah.



Mereka, 2 sahabat seperjuanganku menyatakan untuk “pergi sejenak” dari aktivitas KAMMDA. Jujur, berat rasanya mengiyakan kepergian mereka dalam kondisi KAMMDA yang seperti ini. Sahabatku (akhwat) yang juga BPH tak bisa menahan tangis di depan kami semua. Kepergian salah seorang dari kami, sedikit banyak mempengaruhi kinerja kammda kedepan dan mungkin saja, melunturkan semangat kawan-kawan yang lain. Saya bisa menerima alasan kepergian mereka. Saya juga pernah berada dalam kondisi seperti mereka. Tapi, saya mencoba untuk fokus pada SOLUSI, bukan fokus pada MASALAH. Karena sejatinya, permasalahan konflik internal adalah masalah klasik dalam sebuah jama’ah. Ya, yang namanya jama’ah manusia, tentu saja penuh salah dan khilaf. Disinilah diperlukan kedewasaan dalam menerima perbedaan yang ada. Justru keragaman berpikir menjadikan kita lebih dewasa dan matang dalam mengambil keputusan.

Sudahlah. Terlalu sering saya menuliskan nama-nama di buku harian saya, mereka-mereka yang pernah menjadi bagian dari kami. Terlalu sering saya menuliskan kekecewaan2 yang saya temukan di sini, di bahtera KAMMI. Terlalu sering saya harus menelan pil pahit, kala harus menerima kenyataan yang jauh berbeda dengan harapan yang saya bangun sendiri. Ketika saya harus mengerjakan semuanya sendiri. Ketika kata ”afwan” jadi senjata bagi kawan-kawan karena kelalaian dalam amanah. Realita itu di ajak berlari mengejar idealita, kawan. Saya sungguh sedang berlatih untuk belajar ikhlas. Benar saya merasakan keletihan, jumud. Saya takut jika terlempar dari jalan dakwah ini. Ketakutan itu sungguh beralasan. Allah kan gantikan dengan mujahid yang lebih baik lagi, ketika kita meninggalkan umat. Astagfirullah...Robbi, izinkan aku menunduk. Tetapkan hamba di dalam ketaatan kepada-Mu.......

Bersama Azzam dalam menyambut tahun baru 1430 Hijriyah.
Ayo Bani, persiapkan dirimu menjadi setegar Khadijah, selembut Aisyah, sekuat Hajar. Meskipun diri kita adalah kita, perpaduan keistiqomahan mereka dalam meraih cinta-Nya tentu sangat berarti bagi kita.
Kamis, 18 Desember 2008
21.38 WIB 




Tidak ada komentar: