Free Banana Dancing ani Cursors at www.totallyfreecursors.com
Bani Menulis dan Bercerita: Kriteria

Kamis, 16 Oktober 2008

Kriteria

Apa coba maksudnya nulis beginian. Ya, gada papa sih, cuma pengen cerita aja. Sebenarnya ada yang istimewa di usiaku yang ke-23 ini. Ketika masuk kampus, statusku yang awalnya sebagai ADS (Aktivis Dakwah Sekolah), kini menjadi ADK (Aktivis Dakwah Kampus). Nah, saat itu, Murobbi menyerahkan selembar data yang agak sedikit berbeda sama yang ada di sekolah. Ya, salah satunya, kalo di LDK, ada pertanyaan, Kapan target menikah? Ya ampun!! Sumpah, beneran, saya langsung blushing (haha,,masih bocah juga, masih semester satu). Gak cuma itu lho, tapi kriteria yang saya inginkan juga harus di tuliskan. Awalnya bingung, mau ngisi apa coba? Jadilah saya akhwat yang punya seabreg kriteria. Sebagai kenang-kenangan, kriteria itu masih saya simpan ^_^

1. Ia adalah lelaki shaleh
2. Ia adalah lelaki sabar
3. Ulet dalam bekerja
4. Komunikatif, gak pemalu, sanguinist
5. Seneng baca buku (book aholic)
6. Dia…Puitis dan romantis (ehm..ehm...)
7. Punya visi misi dalam keluarga dakwah. Artinya dia udah punya rencana kedepan, bagaimana memimpin keluarga, memimpin istri dan mendidik anaknya
8. Pejuang dakwah
9. Aktivis Kampus
10. Berkarakter gitu...
11. Yang pasti, ya...tidak merokok
12. Mau berbagi tugas dalam rumah tangga. Apalagi kalo sudah punya anak. Kan repot jika harus sendirian ngurusin mandi si bayi, ganti-in popoknya, jadi dia juga harus bersedia bantuin urusan dapur
13. Gak harus “berpenghasilan tetap,yang penting tetap berpenghasilan”
14. Berwatak lembut, dan gak suka mukul. Perhatian dan care ama kebutuhan kita

Aduh, saya ketawa dulu ya (Haha...) Soalnya saya suka senyam-senyum sendiri tiap kali membuka diary biru usang saya itu. Berasa lucu aja. Kriteria nya itu lho.Perfect banget. More Expectaction with the highest Standard. Actually, I’m not really a perfect women at all. Banyak gak becusnya saya ini.

Sesaat setelah mengisi biodata tersebut, tampak MR saya hanya bisa mengulum senyum. Keliatan banget dia berusaha menahan tawanya. Setelah pulang, saya begitu bersemangat mencari artikel dan buku seputar pernikahan. Saya bongkar lemari mbak dirumah (kebetulan kakakku itu akhwat, awwalun di tahun `94, jadi udah lumayan lama tarbiyahnya). Saya menemukan artikel-artikel menarik yang saya buru dan obrak-abrik tadi. Ada ungkapan menarik dan membuat saya mengangguk 100%. Absolutely, No reserved! Ketika akhwat berusia 20 tahun pertanyaan kepada ikhwan begini “Siapa elo?”. Nah, menginjak usia 25 ke atas, pertanyaan nya udah bergeser menjadi “Siapa gue ya?”. Yang menyedihkan, ketika usia sudah berkepala 3, alias 30 tahun ke atas, yang muncul kemudian bukan lagi pertanyaan,tapi pernyataan, “Siapa aja deh!”. Nah lho,,,,Akhwat2, aduh, jangan protes gitu dunk. Saya tau, yang lagi baca, apalagi akhwat pasti ada yang mengangguk, ada pula yang menggeleng tak setuju. Emang apaan!! Mungkin begitu ya, akhwat membela diri. Namun, siapapun tak memungkiri. Akhwat itu, kalo masih umur 20-an memang begitu. Kriteria buanyak banget, saking perfect nya, susah dicariin yang sesuai kriteria. Sebaliknya, pasangan jenis akhwat, yaitu ikhwan, justru tidak punya Kriteria yang njelimet kayak akhwat. Pikirannya masih bagaimana menjadi “suami” yang baik buat istri. Namun, memasuki usia kematangan lelaki dewasa, ikhwan justru punya banyak sekali kriteria, karena settingan pikirannya juga sudah beda. Saat usia ini, masanya mereka berpikir, “BAGAIMANA MENDIDIK ANAK”. Begitu. Sehingga wajar, semakin bertambah usia laki2, justru mereka tidak memikirkan mereka saja, tapi bagaimana masa depan perkawinan dan urusan anak2nya kelak. Makanya, semakin senja usia seorang lelaki, kriteria justru bertambah dan lebih njelimet lagi(ikhwan-ikhwan, benar gak yang saya bilang tadi??hm??).
Uhmm,,susah jelasinnya. Baca aja deh di buku-buku nya Salim A.Fillah.

Trus, apakah kriteria pasangan yang saya inginkan sekarang sudah bergeser seiring pengetahuan dan benturan realita di lapangan?? Bisa jadi iya. Yang jelas, ikhwan itu jumlahnya selalu lebih sedikit daripada akhwat. Sehingga azzam saya untuk dapetin seorang ikhwan mulai luntur (hihi…gak tau nih, what happen ae’ naon with me?!?!?!). Kalo ada lelaki sholeh yang datang dengan niat baik, akan saya pertimbangkan (ceile..). Tentunya dengan restu orang tua. Btw, postingan ini bukannya ajang promosi ya (kalo iya, jg gpp sih,,hehe,maksudnya..ehm…uhm…itu…gak jadi deh)

Saya mau nyanyi dulu ah..” kini berpadulah dua hati dalam mahligai cinta..ikatan nan agung sempurna sebagian agama…”

Lanjutin sendiri ya, mau pergi berkelana lagi nih….^_^. Nyari jodoh (haha..)

Udah, gausah terpengaruh ama tulisan saya yang konyol dan rada ngaco ini ya. karena blog ini emang cuma tempat "muntahan" saya di dunia virtual

Tidak ada komentar: