tag:blogger.com,1999:blog-23305891061431093792024-03-13T09:44:03.689+07:00Bani Menulis dan BerceritaBiarkan aku menjadi bagian dari sejarah. Bumi yang pernah meminta kepada angkasa yang gagah untuk melindunginya. Catatan cintanya hanyalah noktah yang menghiasi Dinding SejarahNurbanihttp://www.blogger.com/profile/12367465726672670540noreply@blogger.comBlogger78125tag:blogger.com,1999:blog-2330589106143109379.post-15268926215269377152023-09-20T17:34:00.000+07:002023-09-20T17:34:12.113+07:00Kode off gacha pinky ✨|22 November |4|Hi <3 Don't copy yang copy masuk nerakaaaa AMMIN-!!!!!|Khalilah |Pink soft |Burger Cokiee Nodleee|Indonesian |Maluu ||164|22|22|7|3|4|555|0|1|0|1|1|51|40|46|7|19|71|71|1|1|49|49|38|0|98|17|0|61|0|0|0|0|7|60|95|95|22|22|12|12|17|17|0|39|0|0|0|0|0|73|58|0|0|79|6|6|0|0|1|1|0|2|2|1|6|0|17|17|22|1|1|1|8|1|20|73|34|1|1|0|0|0|6|0|0|1|0|1|1|1|1|0|0|0|0|0|2|8|2|20|-3|-2|8|2|20|3|0|0|11|11|0|0|0|11|11|0|0|-2|20|12|-12|0|-2|20|12|12|1|1|5|14|0|0|1|3|14|0|0|0|19|19|348|0|0|1|1|0|-10|-28|9|9|342|0|0|1|1|0|-44|0|13|19|330|0|0|1|1|0|4|-16|18|19|0|8|4|17|3|357|1|1|0|1|1|3|5|3|4|6|6|0|0|19|3|351|1|3|9|13|3|1|56|22|19|8|1|2|351|1|1|0|0|1|1|0|1|1|1|1|1|1|1|1|1|1|1|1|1|1|1|1|1|30|0|0|1|1|0|1|0|-4|0|19|17|-4|12|20|3|3|-4|4|2|2|0|0|0|0|0|1|1|1|0|0|-8|0|6|-2|0|0|0|0|FFFFFF|CB8989|FFDEDE|FF8383|FFDEDE|FFDEDE|FF8383|FFDEDE|FF8383|FF8383|FF8383|FFC2C2|FF8383|FFC2C2|FFDEDE|FF8383|FFFFFF|FFFFFF|FFFFFF|FFC2C2|FF8383|FFC2C2|FFC2C2|FF8383|FFC2C2|FF8383|3A1F17|FF8383|3A1F17|8A624F|020202|8A624F|020202|191919|020202|ECECEC|FFFFFF|020202|BBD4FF|D00447|020202|F50655|7F7EA6|020202|8AAEFF|FF8383|8589FF|720226|020202|FF8383|9F0000|FFFFFF|FFFFFF|8C4A4A|CB8989|DBB0B0|AA5F5F|FFFFFF|EBE0FF|020202|8AAEFF|DBB0B0|8C4A4A|AA5F5F|E0E1FF|020202|8ACEFF|FFFFFF|CB8989|FFFFFF|DBB0B0|8C4A4A|FFFFFF|DBB0B0|AA5F5F|FFFFFF|AA5F5F|AA5F5F|AA5F5F|FFFFFF|CB8989|FFFFFF|CB8989|CB8989|CB8989|FFFFFF|020202|FFFFFF|FFFFFF|020202|FFFFFF|191919|020202|B4BFCD|FFFFFF|AA5F5F|DBB0B0|FFFFFF|020202|AAA7CB|FFFFFF|020202|AAA7CB|FFFFFF|CB8989|FFFFFF|FFFFFF|CB8989|FFFFFF|FFFFFF|AA5F5F|FFFFFF|FFFFFF|AA5F5F|FFFFFF|FFFFFF|AA5F5F|DBB0B0|FFFFFF|AA5F5F|FFFFFF|DBB0B0|CB8989|FFFFFF|FF93BC|A30337|FF3C87|FF93BC|A30337|FF3C87|FFDEDE|FF8383|FFFFFF|FFDEDE|FF8383|FFFFFF|FFDEDE|FF8383|FFFFFF|FF3F3F|020202|191919|8589FF|020202|FFFFFF|8589FF|020202|FFFFFF|AAA7CB|020202|B4BFCD|AAA7CB|020202|B4BFCD|020202|8C4A4A|020202|FFFFFF|020202|FFFFFF|020202|020202|FFFFFF|FFFFFF|020202|020202<span class="fullpost">
</span>Nurbanihttp://www.blogger.com/profile/12367465726672670540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2330589106143109379.post-49411387213140083642013-03-29T12:54:00.000+07:002013-03-29T13:00:46.651+07:00Tentang Sholat<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Seorang sahabat pernah bilang ke saya, setelah ia mendengar ceramah pada acara tabligh akbar :" Seharusnya, orang tua lebih malu kalo punya anak yang gak sholat, ditimbang punya anak yang pencuri, karena dosa meninggalkan sholat itu lebih besar dari dosa mencuri."
*Lha, bagaimana kalo justru orangtuanya yang gak sholat? hehe, artinya anaknya seharusnya malu donk. Dan sudah kewajiban kita untuk memberi nasehat, karena kita wajib menjaga keluarga kita dari siksa api neraka.<br />
<br />
Bagaimana juga dengan kualitas sholat kita? apakah sekedar rutinitas, atau karena kewajiban dan pembiasaan sejak kecil? saya sempet mikir, bagaimana bisa, ada orang-orang yang dengan mudahnya meninggalkan sholat. Padahal kita tau, sholat adalah AMAL PERTAMA YANG AKAN DIHISAB. SHolat adalah tiang agama.SHolat adalah pembeda antara muslim dan kafir. Bagaimana mungkin seseorang sekuat tenaga mengumpulkan uang untuk berangkat haji, tapi tidak sholat? bagaimana mungkin seorang dermawan mengharap ridho Allah dengan banyak bersedekah, sedangkan bangunan ibadahnya tanpa tiang? yaitu sholat..<br />
<br />
yah, ditengah kesibukan kita berdakwah, baik berdakwah di keluarga maupun di masyarakat, sebagai seorang muslim hendaknya selalu memperbaiki diri, baik dalam hal ruhiyah, jasadiyah dan fikriyah. Untuk selalu memperbaharui pengetahuan kita, dan memperbaiki kualitas ibadah kita. Terutama ibadah SHOLAT.<br />
<br />
Karena sholat adalah amal pertama yang akan dihisab di yaumil akhir nanti.
<span class="fullpost">
Allah berfirman dalam QS. Al-Mu'minun: 1-2 yang artinya:
"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang berimana, (yaitu) orang-orang yang khusyu dalam sholatnya"
Sebagaimana kita ketahui, setan adalah musuh yang nyata dan musuh abadi manusia. dan setan cukup cerdik untuk menyesatkan kita. </span><br />
<br />
<span class="fullpost">Kalo gak cerdas, gak mungkin Nabi Adam mau memakan buah yang diharamkan ALlah untuk dimakan, sehingga akhirnya Nabi Adam harus keluar dari surga.
Sekali lagi, setan itu pintar, dalam sholat, diajaknya kita untuk mengingat-ingat hal-hal yang sempat terlupakan diluar sholat, ketika kita tidak meluangkan pikiran kita untuk mengingat ALlah, momentum inilah yang digunakan setan untuk menjauhkan kita dari kesempurnaan sholat. </span><br />
<br />
<span class="fullpost"> nah, tulisan ini juga dibuat, setelah saya mendengar ceramah seorang ustadz di stasiun TV dakwah.
berikut tips-tips singkat, untuk mencapai sholat khusyu:</span><br />
<br />
<span class="fullpost"> <i>Pertama</i>, Mengingat kematian. Dengan mengingat kematian, maka kita akan berpikir bahwa inilah sholatku yang terakhir. Bisa jadi, inilah ruku yang terakhir, inilah sujud terakhirku. sehingga kita akan membaguskan sholat kita, dengan sebaik-baik sikap dalam berdiri, ruku, sujud. </span><br />
<br />
<span class="fullpost"> Kedua, Yakin bahwa kita sedang dilihat ALlah dan dinilai Allah. Dengan begitu, kita akan memperbaiki bacaan kita, sikap duduk kita, sujud kita, sampai tasyahud akhir. </span><br />
<br />
<span class="fullpost">Ketiga, berusaha memahami bacaan sholat yang kita baca. Misalnya takbir, ALlahuakbar, yang artinya ALlah Maha Besar. Resapi dan tadabburi. Bahwa Allah lebih besar dari apapun dan siapapun. Lebih besar dari apa yang kita pikirkan. Dengan memahami artinya, kita lebih fokus pada sholat kita. Berbeda rasanya ketika kita sekedar melafazkan ayat dari lisan kita, tapi kita tidak tau makna bacaan itu.</span><br />
<br />
<span class="fullpost">nah, itu mungkin sedikit ilmu yang saya dapat. Sebenarnya masih banyak tips-tips memperoleh sholat khusyu. bahkan searching di google pun pasti dapat. Karena sekarang sudah jamannya dakwah virtual. Sudah banyak situs-situs dakwah bertebaran. Sehingga tidak ada alasan bagi kita, untuk tidak terus belajar.
Semoga kita diberikan kekuatan dan keistiqomahan agar selalu berusaha memperbaiki sholat kita. Berdoalah kepada ALlah, agar diberikan kenikmatan sholat khusyu. Amiiinn.
</span></div>
Nurbanihttp://www.blogger.com/profile/12367465726672670540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2330589106143109379.post-71347842087612909262012-10-09T04:06:00.004+07:002012-10-09T04:06:51.645+07:00Kesempatan yang tertunda.. ^_^<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Bulan April lalu, saya dapat info ada kegiatan diklat RME (Realistic Mathematic Education) yang diadakan oleh SEAMEO. Diklat ini diperuntukkan guru-guru Matematika tingkat SMP yang akan dilaksanakan pada 8-28 Oktober 2012 di Jogjakarta. Uhm, singkat cerita, saya searching tentang SEAMEO, RME, dan pelaksana kegiatan diklat yaitu p4tk matematika yang berpusat di Jogja. Lalu, saya memutuskan untuk coba-coba daftar. Karena untuk mengikuti kegiatan ini ada seleksinya. Syaratnya bisa bahasa inggris, ditandai dengan skor TOEFL minimal 425. Wah, saya makin semangat nih, karena skor yang diminta gak terlalu besar menurut saya untuk ukuran kegiatan diklat internasional, se asia tenggara lagi. Wuihhh… kayaknya kesempatan semakin terbuka nih. *PD buangettzz
Well, dengan semangat reformasi, saya pun ikut tes TOEFL. Dan Alhamdulillah, skor nya 433. Hihihi… minim banget yak. Trus, ke rumah sakit minta keterangan berbadan sehat dan layak untuk mengikuti kegiatan, plus surat keterangan dari MGMP Singkawang. Berkas tersebut saya kirim ke panitia melalui email. Dan itu terjadi bulan Mei 2012. Dan entah kenapa saya begitu bersemangat mengikuti kegiatan ini. Bayangin, saya akan bertemu dengan guru-guru Matematika dari berbagai Negara se asia tenggara. dan pastinya, saya ingin meningkatkan speaking ability saya donk. Pokoknya, PD banget deh mau ikut kegiatan ini. Rasa-rasanya walaupun ada sedikit keraguan bakalan lulus seleksi, tapi kemantapan saya untuk ngikutin kegiatan ini mengalahkan keraguan tadi.
<span class="fullpost">
And then, saya menunggu tes tahap terakhir. Tahap yang sangat menentukan. Yaitu INTERVIEW by phone. Yap, saya akan diwawancara untuk mengetes keaktifan bahasa inggris. Hm,, saya makin deg-deg an. Bisa saja panitia menelfon saya dan langsung tes wawancara. Waktu berlalu, saya hampir lupa dengan step yang satu ini. Sampai suatu ketika, tepatnya hari Jumat, 7 September 2012 jam 1 siang lewat dikit deh, saya di telfon oleh panitia diklat. Jrengg…. Padahal waktu itu, saya lagi tidur bersama anak saya. So, begitu dia bilang dari p4tk matematika, saya langsung sadar 100%. Sekitar 3 menit, saya diwawancara, so pasti in englishhhhh… yah, Cuma pertanyaan standar. Ngenalin diri, tentang aktifitas saya sehari-hari, pengalaman mengajar, kesullitan dalam mengajar, etc…
Dan, saya akan diberitahu melalui pesan di HP dan pesan di email, kalo saya nantinya lulus..
Saya pun menunggu kabar selanjutnya. Dan tepat pada hari Jumat, 21 September 2012, saya mendapat SMS dari Panitia. Isinya begini, “Yth. Bapak/ibu, selamat anda lolos seleksi diklat RME. Cek di www.qitepinmath.org, email sudah dikirim, segera cek email sudah/belum diterima. Tertanda, panitia.
Saya langsung koneksi ke internet, dan buku situs qitep, dan disana ada nama-nama peserta yang lolos seleksi…
ya ampuunnnn. Ternyata saya lulus!!! Saya pun segera cek email. Dan panitia pun sudah mengirimi saya 8 berkas, termasuk surat untuk dinas pendidikan kota Singkawang.
Tapi, saya harus membatalkan keikutsertaan saya di diklat tersebut karena kondisi saya yang sedang hamil. Sumpahhh, waktu daftar dan mengirim berkas, saya tidak dalam kondisi hamil. Dalam perjalanan, ehh… ternyata oh ternyata, berisi juga. Karena saya gak pernah haidh sejak melahirkan, jadi saya bener-bener gak sadar kalo saya sedang hamil.
Jadi, ya gitu deh. Saya pun segera me-reply email dari panitia, dan menyatakan bahwa saat ini saya dalam kondisi hamil. Berharap saya bisa tetap mengikuti kegiatan tersebut. Tapi saya ragu, lha wong jelas-jelas di lembar persyaratan peserta sudah tertulis, bahwa bagi wanita tidak dalam kondisi hamil, malah ada pregnancy tes (for woman) di lembar kesehatan. Dan ternyata benar, esok harinya, saya langsung dapat balasan dari panitia, yang menyatakan sebaiknya saya gak usah ikut diklat ini dulu. Tapi, nama saya sudah masuk database dan bisa punya kesempatan mengikuti diklat lainnya di lain waktu.
Begitulah, ceritanya. saya merasa, inilah hal terbaik yang Allah kasi ke saya. Diberi rejeki berupa kehamilan kedua. Mungkin, saya pun rasanya tidak sanggup berpisah jauh dari anak saya, kalo harus meninggalkannya selama 20 hari mengikuti diklat di luar pulau lagi. Begitupun suami saya, sampai-sampai dia pengen cuti dan liburan ke jogja supaya bisa tetep sama-sama dengan saya. Hihihi…. Gak bisa jauh dari istri dehhhh..
Yowes deh, udah jam 4 subuh nih, bentar lagi adzan subuh, saya mau siap-siap sholat ajah.. deeee…..
</span></div>
Nurbanihttp://www.blogger.com/profile/12367465726672670540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2330589106143109379.post-3635166634441346862011-12-22T12:50:00.001+07:002011-12-22T13:39:15.795+07:00Selamat Hari Ibu<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Ting ting.. ting ting (bukan ayu ting-ting loh ya)<br />
<br />
HP gue bunyi ding! Tanda ada SMS masuk.<br />
<br />
Gue buka, ternyata dari my hubby.<br />
<br />
“Sekarang kan sudah jadi ibu, selamat hari ibu ya sayang.”<br />
<br />
Wah, pagi-pagi, dah dapet SMS ucapan selamat hari ibu. Hmm, iya juga ya, gue kan sekarang dah jadi emak-emak, meskipun baru 30 hari. Hehe, yang penting judulnya “IBU”. Ya terlepas dari pro en kontra ttg hari ibu, apakah seperti mother’s day di Amerika, salah kaprah atau apapun namanya, gak masalah, yang penting ada moment untuk ngucapin, “Emak, I love U, selamat hari ibu “<br />
<br />
<span class="fullpost"> Well, ibu memang sosok yang sangat hebat. Gue inget waktu melahirkan. Beneran antara hidup dan mati daahhh. En pernah juga ku posting tulisan tentang pengalamanku melahirkan, di “</span><a href="http://bara-zenith.blogspot.com/2011/12/episode-melahirkan.html">Episode melahirkan</a><span class="fullpost">”. <br />
<br />
<i>Gue ma nyokap</i> <br />
</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span class="fullpost"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnLqHwVbjEyBPTxxKSVxW9Ttq_3PxWdNa_A_9auPcue5edp-BdXFCE2bNKEo3stKGFrew6orzyFhrlFnmXcg66tsfX6k_L3rLTvk3dtpUq12VNBxH1WyqBWUwBpsfQL0meZ3_1LtYRgpY/s1600/bani+en+mom.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="267" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnLqHwVbjEyBPTxxKSVxW9Ttq_3PxWdNa_A_9auPcue5edp-BdXFCE2bNKEo3stKGFrew6orzyFhrlFnmXcg66tsfX6k_L3rLTvk3dtpUq12VNBxH1WyqBWUwBpsfQL0meZ3_1LtYRgpY/s320/bani+en+mom.jpg" width="264" /></a></span></div>
<span class="fullpost"><br />
yang ini ibu baru, baru 30 hari !<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRu4DnEkxIuWpn7rgSdMNwD39MpqVEtT_1xO8LwyrlAJ7_ATbRpZoMo0VFCOhE7ts7hzuAl_7ug-gSLYsbKjq14Yt0LJWiADO23rpfFfyx_BFcIejlg9i28dU3zdnP04YsY3-J3NqlHaQ/s1600/IMG_7511+-+Copy.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRu4DnEkxIuWpn7rgSdMNwD39MpqVEtT_1xO8LwyrlAJ7_ATbRpZoMo0VFCOhE7ts7hzuAl_7ug-gSLYsbKjq14Yt0LJWiADO23rpfFfyx_BFcIejlg9i28dU3zdnP04YsY3-J3NqlHaQ/s320/IMG_7511+-+Copy.JPG" width="240" /></a></div>
<br />
<br />
Kebetulan tadi pagi, gue sama nyokap nonton acara favorit keluarga kami, ISLAM ITU INDAH (Alasan yang sangat kuat kenapa kami suka, karena ustadznya orang BUGIS!, hehe…). Ada kata-kata yang menarik dari pembahasan tadi pagi, yaitu seputar ibu. Bahwa ketika melahirkan, kaki ibu berada diantara 2 tempat. Satu kaki di dunia, satu kaki di kuburan. Hiyy, rasanya merinding banget gue dengernya. Ya, memang antara hidup dan mati. Apalagi, denger adek ipar gue cerita, kalo ada keluarganya yang baru aja meninggal karena melahirkan. </span><br />
<span class="fullpost"><br />
Bicara tentang ibu, dengan sangat Indah Allah lukiskan dalam AlQuran, :</span><br />
<span class="fullpost"><br />
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan..” (QS. Al Ahqaaf: 15)</span><br />
<span class="fullpost"><br />
Di surah yang lain juga,</span><br />
<span class="fullpost"><br />
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu” (QS. Luqman : 14)</span><br />
<span class="fullpost"><br />
Lalu, kenapa Allah memberikan fitrah kehamilan, melahirkan, menyusui dan mengasuh anak kepada perempuan? Karena kaum perempuan memiliki fitrah sabar, mampu memikul kesulitan hamil, melahirkan dan menjadi ibu, merawat anak-anak, menyusui dan mengurus berbagai keperluan anak-anak. Juga karena proses hamil dan persalinan itu sangat berat dan tidak mungkin dipikul kecuali oleh kaum perempuan. Maka Rasulullah bersabda, “Ada 7 buah mati syahid selain mati dalam berperang di jalan Allah SWT…”salah satunya adalah “perempuan yang meninggal saat nifas atau melahirkan, maka ia mati syahid.” (Hadits)</span><br />
<span class="fullpost"><br />
Ya ya ya, sosok ibu memang sosok yang sangat luar biasa. Thanks mom, I love u full !<br />
</span></div>Nurbanihttp://www.blogger.com/profile/12367465726672670540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2330589106143109379.post-34756242965669616142011-12-16T16:10:00.000+07:002011-12-16T16:10:34.019+07:00Suami WeekendSuka duka menjalani hidup berumah tangga itu seperti mencicipi permen nano-nano. Ya ada asem manisnya gituh. Tak terkecuali rumah tangga kami. Keluarga kecil yang memulai hidup barunya di awal Juli setahun silam. <br />
<br />
Sewaktu awal-awal menikah, saya masih satu kota dengan suami. 7 bulan kemudian, beliau dipindahtugaskan ke Sambas, 100 km dari Singkawang. Sedih? So pasti dunk. Apa rasanya hidup berumahtangga tapi gak satu rumah dengan suami. Bayangan akan sepinya rumah dan hampanya hidup tanpa suami di sisi mulai menggerogoti pikiran dan akal saya. Ditambah lagi saya gak punya keluarga (dalam artian keluarga dekat).<br />
<br />
Setelah saya inget-inget, ternyata banyak juga temen saya yang suaminya juga bergelar “Suami Weekend”. Gelar itu muncul tak lain karena “Suami Weekend” ini baru bisa berkumpul sama keluarga di akhir pekan. Karena alasan pekerjaan, si suami harus tinggal berjauhan dengan keluarga. Dan baru bisa pulang di hari sabtu dan minggu. Jadi inget lagunya Sandy yang judulnya “Sabtu Minggu”. Hehe…<br />
<span class="fullpost"> <br />
Apa rasanya hidup berjauhan dengan suami? Dan bertemu sepekan sekali?<br />
<br />
Di awal-awal sih, kangen terus. Apalagi usia pernikahan kami masih Batita. Rasanya, kebutuhan untuk terus bersama sangat kentara. Apalagi kalo pas dia lagi sakit atau gak enak badan dikit, bawaannya khawatir mulu. Setiap waktu telpon-telponan dan selalu SMS-an. Kangen denger suaranya, denger ceritanya, denger nyanyiannya, denger suara batuknya, dengerin bersin-nya (lho?? Hehe ).<br />
<br />
Tapi, lama kelamaan jadi terbiasa juga. Terbiasa tanpa kehadirannya di rumah. Saya bersyukur masih bisa ketemu suami, walaupun gak setiap hari. Ya, hidup memang terasa bahagia kalo kita syukuri. Karena, ada juga teman saya yang suaminya tinggal di luar pulau! Hadduh, gak kebayang betapa sulitnya untuk bertemu sesering mungkin karena jaraknya yang cukup jauh, otomatis yang musti di pikirin adalah biaya untuk pulang pergi. Paling banter cuma bisa ketemu sebulan sekali, itupun udah paling cepet. Belum lagi kalo pas lagi banyak kerjaan di kantor. Bisa-bisa gak ada jadwal pulang walaupun sudah di agendakan. <br />
<br />
Hm, meskipun berjauhan, ada tradisi yang tak pernah luput diantara kami. SMS di pagi hari. Sekedar menyapa dan menanyakan udah sarapan apa belum, udah berangkat kerja kah, atau udah mandi kah. Pokoknya nanyain apa aja deh. Trus, setiap hari pasti telpon-telponan sama si yayang. Dan setiap hari, saya selalu dengar cerita baru. So, apapun yang terjadi hari itu sama dia, saya tau detailnya. Kemana aja, trus sarapan pagi nya apa, makan siang lauknya apa. Ya, hal yang keliatan remeh temeh, tapi jadi hal yang bagi kami bisa jadi pelepas kangen, walaupun si yayang tidak berada di sisi. Kalo saya, always cerita tentang kejadian-kejadian sehari-hari di sekolah. Tentang murid yang gak ngerjain PR, trus di hukum sama guru disuruh masuk ke kelas-kelas sambil bilang, “Jangan tiru saya, saya ini anak malas”. Haha, itu mah keterlaluan juga kali. Hukuman mental yang lebih berat dibanding hukuman fisik. Tentang guru yang kerjaannya ngomongin orang mulu. Tentang kepala sekolah, en masih banyak lagi.<br />
<br />
Well, intinya, sesibuk apapun, selalu sempatkan untuk sms or telponan sama pasangan kita. Karena, perhatian kita sangat berarti. <br />
</span>Nurbanihttp://www.blogger.com/profile/12367465726672670540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2330589106143109379.post-49952306736943445892011-12-12T11:36:00.002+07:002011-12-12T11:39:47.326+07:00Jodohku<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgm9xN2jrEJ5EXMxAEYBLbpcbnl9rlHdjDsX0VhZBdH4SA_x7idAd8tPU9_QgZ_29-sFBoxkVroe_zYCXEHO0nTUKEuMmD2m_jAzTJqVcUzdd6zYl3wd4cl_sU5gpO6mIlKJlQ4rMXmJ78/s1600/married4.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgm9xN2jrEJ5EXMxAEYBLbpcbnl9rlHdjDsX0VhZBdH4SA_x7idAd8tPU9_QgZ_29-sFBoxkVroe_zYCXEHO0nTUKEuMmD2m_jAzTJqVcUzdd6zYl3wd4cl_sU5gpO6mIlKJlQ4rMXmJ78/s320/married4.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5685096896576170642" /></a><br />Lirik lagu ashanty dan anang<br /><br />Yach, karena tadi pagi pas buka TV, duet mereka nampil di acara DERINGS, so, pengen aja aplot ini ke blog ku. hehehe... <br /><br />* ku nafas di jiwamu<br />kau pantai di lautku<br />terpaut hati ini cinta yang suci<br />*courtesy of LirikLaguIndonesia.net<br />niatku sampai matimu<br />mencinta hanya dirimu<br />haus jiwaku padamu ku cinta<br /><br />reff:<br />jodohku maunya ku dirimu<br />hingga mati ku ingin bersamamu, ini ikrarku<br />jodohku maunya ku dirimu<br />satu cinta hingga ajal memisah<br />aku dan kamu satu saling mencinta<br /><br />repeat *<br />repeat reff<br /><br />usai sudah sedihku sakitku<br />hidup kini milikmu<br /><br />(jodohku maunya ku dirimu<br />satu saling mencinta)<br /><br />jodohku maunya ku dirimu<br />hingga mati (hingga mati) ku ingin bersamamu (ooh)<br />jodohku maunya ku dirimu (dirimu)<br />satu cinta (satu cinta) hingga ajal memisah<br />aku dan kamu satu saling mencinta<br />saling mencinta, satu aku dan kamu<br /><br />Source: http://liriklaguindonesia.net/anang-ashanty-jodohku.htm#ixzz1gIAFMFuA<br /><span class="fullpost"> </span>Nurbanihttp://www.blogger.com/profile/12367465726672670540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2330589106143109379.post-49451820732538601252011-12-08T19:37:00.003+07:002011-12-13T14:43:28.808+07:00Episode MelahirkanCi luk baaaaaaa….<br />
<br />
Taraaaaaaaaaaaaa<br />
<br />
Hey pemirsa, hau ar yu? Semoga baek2 aje ye semue. Setelah hampir sebulan tidak membelai si cantik clara (nama leppie gue ye), kali ini, gue mau bercerita tentang episode melahirkan anak pertama gue.<br />
<br />
Wokeh dey, gak banyak cincong, kita ikuti kronologis kejadiannya ya.<br />
<br />
<br />
<br />
1 Nopember 2011<br />
<br />
Jauh-jauh hari, mak oncet (baca: ibu bunting) ini udah jauh-jauh hari ambil cuti. Padahal HPL (Hari Perkiraan Lahirnya) nya tanggal 24 Nopember cuuyyy…. Hehe, masih jauh kaleee. Tapi, berhubung kakak-kakak gue yang diatas-atas ntu, ngelahirin anaknye pada maju semua dari HPL. Ada yang maju seminggu, ada yang 2 minggu, bahkan ampe ada yang maju 3 minggu. Karena sindrom itulah, akhirnya ngerasa hal itu bakalan terjadi juga sama gue. Tambahan lagi, nyokap nyuruh balik cepet-cepet ke Pontianak.<br />
<br />
So pemirsa, ini adalah salah satu bentuk analisis yang sama sekali tak bisa dipertanggungjawabkan, karena hanya berpedoman pada asumsi dan pengalaman semata. Nama ilmu ini adalah ilmu keliru_mologi.<span class="fullpost"> <br />
3 Nopember 2011<br />
<br />
Perut gue mulai mules-mules. Kontraksi yang emang sering terjadi, tapi kali ini lebih sering. Trus gue cerita ma nyokap.<br />
<br />
Gue : Mom, bani sakit perut nih. Gak biasanya nih kayak gini<br />
<br />
Mami : ha?? Udah mau melahirkan kali.<br />
<br />
Tebak nyokap dengan wajah dua rius.<br />
<br />
Gue : tapi gak kayak mau beol siyy. Pan katenye kalo mau melahirkan ntu, kayak mau beol. Iya gak mam?<br />
<br />
Mami : Ya, gak semua orang ngerasain kayak gitu kalo mau melahirkan. Ada juga yang sakit-sakit sebentar tiba-tiba udah brojol.<br />
<br />
Gue : (Sambil berpikir keras, mengingat-ingat rasa sakit yang biasanya gue alamin)<br />
<br />
Uhmm, kayaknya sakitnya sama aja deh dengan yang kemaren-kemaren.<br />
<br />
Mami : Oh, belom lah. Kalo mau melahirkan itu rasanya beda. Sakitnya juga luar biasa. Pokoknya sakit lah<br />
<br />
Gue : Mi, apa gak sebaiknya minta mbak buat belanja peralatan baby? Siapa tau aja ntar malem bani melahirkan.<br />
<br />
Mami : langsung ngangguk en nyamperin HP dan langsung tersambung sama kakak pertama gue. Siangnya, ntu barang udah beres semua di beli. Baju, popok, bedong, sarung tangan, sarung kaki, dan kawan serta kerabat-kerabatnya sudah tertata manis di kamar gue.<br />
<br />
<br />
<br />
Nah, langsung deh gue masukin baju, kain sarung, en beberapa baju baby ke dalam tas. Siapa tau aja pas sakit-sakit perut gitu mau lahiran, jadi udah siap sama tas nya. Tinggal landas ajaaaaahh…<br />
<br />
<br />
<br />
Hari berganti hari. Perut yang semakin sering mengeras, buat gue cemas. Apa iya ntar malem bakalan melahirkan. Gue heran, kenapa ya tiap malem pikirannya mau melahirkaaannnn aja. Padahal gak ada sama sekali tanda-tanda yang luar biasa yang menandakan bakalan brojol. Tiap gue ngeluh sakit, nyokap deh yang mulai kelimpungan. Takut gue brojol tapi gak ada yang nganter ke klinik katanya. Walhasil, tiada hari tanpa penjagaan ketat seisi rumah. Walo sepadat apapun jadwal manggung bokap ma nyokap, baek kondangan, atau jadwal show bokap yang penuh, teteup harus ada yang jaga dirumah,entah mbak atau adek gue yang standby dirumah.<br />
<br />
<br />
<br />
Uhm…. Baidewey enibaswey, sebelum waktunya tiba, gue udah survey kesana kemari, dan ini beberapa alternative tempat buat ngbrojolin si jabang beibeehh.<br />
<br />
<br />
<br />
Alternatif 1: Di Puskesmas 24 jam. Gue pernah 1 kali periksa kesana. Trus ditawarin buat ngelahirin disana, nama programnya Jampersal. Tiap ibu hamil dapet jaminan persalinan dari pemerintah. Biaya persalinan Rp 0, alias gratis.<br />
<br />
Alternatif 2 : Rumah sakit bersalin Harapan Bunda. Jauh sebelum gue cuti, kami memang berencana buat ngelahirin disono. Tapi, karena baru turun gunung, gue baru tau kalo ntu rumah sakit udah pindah ke ujung kulon sono. Gak tanggung-tanggung, pindahnya ke A.Yani 2 mennnnn. Gubraaakkk.. mau berapa puluh kilo jaraknya dari rumah gue yak.. biayanya 1 jeti lebih deh. Yang pasti gak kurang dari itu.<br />
<br />
Alternatif 3: Klinik deket rumah. Uhm, rasanya ini pilihan paling logis dan paling wueeenak. Soale, gue udah cek ‘n ricek tempatnya, bidan-bidannya sekalian, sama biayanya. Kelas 1 850 rebu tanpa infus. Kalo tambah infus, kurang lebih 1 jeti juga (lebih kurang suka rela deyy).<br />
<br />
<br />
<br />
Yah, begitulah pemirsa. Hari-hari kulalui dengan kecemasan ntar malem atau besok subuh atau besok malemnya, atau besok besok besol subuhnya bakalan melahirkan. Ditambah nyokap yang terus-terusan mengeluarkan pernyataan, “ntar malem ya dek keluarnya, Ummi nya udah mau liat dedek tuh”, sambil tangannya mengelus-elus perutku. Gue heran, kok nyokap sih yang paling bersemangat kalo gue melahirkan. Menanti kelahiran cucu ke – 7 mungkin impiannya kali ya. Soale kata nyokap, beliau tuh paling gak berani mendampingi orang mau lahiran. Mungkin inilah yang dinamakan cemas pangkat 10. Baru pangkat sepuluh kok, nol nya cuma atu.<br />
<br />
<br />
<br />
Desiunggg…. Ibarat kan film, adegan di percepat sampai lah hari-hari yang dinanti itu tiba<br />
<br />
<br />
<br />
22 Nopember 2011<br />
<br />
03.30 : Gue bangun, trus wudhu dan shalat tahajjud. Selesai sholat, gue ngerasa ada yang ngerembes di CD gue. Langsung ngibrit ke kamar mandi dan jreeeeeeeeeengggg…. Oi pemirsa. Merahhh cynnnn. Darah campur lendirrr. Langsung ngetok pintu nyokap.<br />
<br />
Gue : mi, keluar darah mi..<br />
<br />
Mami : Freeze motion. Wajah tegang. Ada sakit-sakit gak perutnya?<br />
<br />
Gue : gak ada<br />
<br />
Mami : oh, belomlah kali. Tapi, periksa ke klinik aja sono. Siapa tau tiba disana langsung brojol.<br />
<br />
Gue : aih.. ada kali nya lagi. Ya iyalah, wong gak ada yang bisa memperkirakan kok, kapan kita bakal melahirkan. Semua itu hak prerogratif yang di atas. Alias hak paten nya Allah. Bukan dokter, bu bidan, dukun beranak, ato ortu kite.<br />
<br />
Gue : Tapi mi, ntar kesana malah disuruh pulang lagi. Siapa tau aja belum ada pembukaan. Mungkin aja kan, darah itu keluar karena kecapean gara-gara kemaren sore jalan-jalan ke mall. Pemberitauan sodara-sodara, karena selama bunting, gak pernah dibolehin jalan-jalan keluar melihat dunia luas kayak mega mall, disebabkan oleh jalan yang banyak bikin sengsara kalo dilewatin, makanya pas suami udah ambil cuti per tanggal 20 Nopember, besoknya gue minta anter jalan-jalan keliling mall. Gila aja yah, kayak orang udik aja gue, gak pernah liat mall.<br />
<br />
<br />
<br />
My hubby yang udah siap mau turun ke mesjid sholat subuh, ku kabarin soal darah. Trus, setelah rapat di meja petak, akhirnya suami maksa buat ke klinik. Dengan mantap Insya Allah, masih sempet, yakin banget dahhh, berangkatnya abis yayang selesai sholat subuh aja.<br />
<br />
<br />
<br />
Selesai sholat subuh, kusiapin tas dan ganti baju. Jam 5 kami berangkat dari rumah. Sebelum turun, mami pesen untuk yang ke 1000 kalinya, supaya gue gausah tereak-tereak kayak kesurupan kalo pas lahiran. Soalnya, menurut pengalaman beliau dari cerita-cerita yang bersambung dari mulut ke mulut, ada ibu-ibu yang tereak-tereak gak pake sopan santun, sumpah serapah bahkan jelek-jelekin laki nya sendiri pas brojolan. Ya ya ya, kucatet itu baik-baik di memori sadar dan bawah sadarkyuuuu….<br />
<br />
<br />
<br />
Dalam perjalanan, gue sama suami malah canda-candaan di motor sambil menikmati udara segar. Jalannya juga slow motion gitu dey. Soalnya ntu jalan raya masih dalam perbaikan. Batu segede-gede kelapa masih aja bergerilya siang malem. Heran gue, kapan selesainya nih proyek jalan yak.<br />
<br />
<br />
<br />
Wuihh, akhirnya nyampe juga ke tempat tujuan. Eh, kliniknya tutup. Trus suami nyoba buka tu pagar. Ternyata gak terkunci. Di depan pintu, kami ngintip-ngintip ke dalem. Gak ada bidan yang jaga. Apalagi satpam! Setelah celingak-celinguk gak jelas, eh ada keliatan nongol tuh pencetan bel. Yaudah, langsung deh kupencet sedikit 3 x. muncullah 2 mbak-mbak yang kutaksir adalah bidan disitu, dengan muka lecek, rambut masih kriwel2 sambil nguap-nguap dan ngucek2 mata. Sambil bukain kami pintu. Langsung deh gue ceritain soal darah dan lendir.<br />
<br />
<br />
<br />
Gue langsung digiring menuju pembaringan. Eh, disuruh buka CD nya dulu ding! Soalnya mbak bidan mau periksa veggie. Pas gue baring, muka gue mulai tegang deh, apalagi pas tangan bidan masuk ke dalam miss V. auuhhh.. reflek aja gue tegang. Sampai bidannya bilang gini, “Ibu, jangan di kerasin, lemes aja, ini mau diperiksa dulu udah pembukaan berapa”. Untuk beberapa saat,gue ngebayangin sedang berada di atas awan, ngebayangin hal-hal yang indah, sambil merem-merem gituh. Lumayan efektif.<br />
<br />
<br />
<br />
Pembukaan 4. Haa?? Ternyata udah pembukaan 4 pemirsa. Trus mbak bidan bilang, gue tinggal aja di klinik, gausah pulang. Kata mbak bidan, normalnya tiap pembukaan berselang 1 jam. Artinya, dari pembukaan 4 ke pembukaan lengkap, masih butuh waktu 6 jam. Artinya, sekitar bada zuhur, gue bakal lahiran .<br />
<br />
<br />
<br />
Dalam ati seneng juga, akhirnya sampai juga waktu yang dinanti-nanti. Ayangku yang selalu setia menemani, tanpa sedetik pun berpaling dari menjagaku, ampe mau makan siang aja kularang, kubilang biar ayah aja yang bawain dari rumah. Demi melihat wajahku yang memelas kayak anak kecil minta duit jajan, suamiku pun mengiyakan. Pokoke dari prosesi awal tanda-tanda melahirkan ampe nge-brojol si jabang beibehh, yayangku gak pernah ninggalin barang sedetikpun, kecuali mau pipis en mau mandi. Qiqiqiqi<br />
<br />
<br />
<br />
Ditengah-tengah dan tepi-tepi serta atap-atap penantianku menuju pembukaan berikutnya, gue agak ketar-ketir juga. Inget TTM gue, alias temen tapi musuh (huahaha.. ada gak siyy) yang always cerita yang serem-serem tentang melahirkan. Tentang baby yang keminum air ketuban lah, bayi yang terlilit tali pusar, yang pantatnya dulu brojol, yang tangannya keluar duluan, yang kelamaan di mulut rahim ampe meninggall…hiyyy, yang salto ampe jumpalitan.. hedeewwwhhh.. capcay dey. Kenapa juga sih, ada orang yang gak support banget kalo kita mau lahiran begini. Tapi, daripade gue inget yang gituan, kubongkar tas ku dan taraaaaaaa… keluarlah 2 novel yang baru ku beli kemaren di mall.<br />
<br />
<br />
<br />
Kubaca-baca ampe suamiku ngantuk-ngantuk nungguin gue. Heleh-heleh…. Ampe jam 9 pagi, rasa mules-mules kayak mau boker gak muncul-muncul. Padahal tiap jam, mbak bidan dengan setia mengecek kondisi gue dan kondisi jantung janin. Siang abis sholat zuhur, gue tiduran di atas dada suami tercinta. Deuhh, romantis euy. Ampe gak sadar, mbak bidan ngetok-ngetok pintu buat cek ‘n ricek kondisi terkini gue.<br />
<br />
<br />
<br />
Hm, kejadian ini berlangsung terus ampe jam 4 sore. Perasaan mules-mules pengen boker gak juga muncul-muncul. Bahkan, saban waktu nyokap nelponin melulu, apa udah lahiran gituhh. Ampe males deh kalo denger HP berdering dan di layar tertulis “My Mom” . dengan santay nya, selalu kujawab, “Belum Mammm”. Beneran dah, kayaknya yang paling menanti kelahiran anak gue adalah nyokap.<br />
<br />
<br />
<br />
Menjelang jam 5 sore, pas makan, gue ngerasa mules yang sangat, ampe-ampe gak mampu buat nelen tiap suapan dari sang suami. Gak napsong makan nasi berlauk ati ayam en kuah sop. Tapi dipaksain juga, demi baby nya, supaya pas lahiran nanti punya tenaga buat mengedan… tapi, Ujug-ujug, nelpon nyokap juga buat bawain sambel udang. Begitu bonyok nyampe, langsung deh ku embat ntu makanan. Tapi eh tetapi, baru satu sendok, makanan yang sudah susah payah masuk ke dalam lambung, kini keluar dengan suka rela, dan bergelimpangan di lantai. Hu hu hu, asli perutku jadi berasa kosong melompong persis harimau ompong. Sakitnya sangat-sangat sakit. Kata nyokap, kalo sakitnya dateng, pegangan aja ke kursi kayak mau ngangkat kursinya.<br />
<br />
<br />
<br />
Tiap gue ngeluh sakit ke nyokap, selalu dijawab, “Ya begitulah nak, yang namanya melahirkan gak ada yang enak, emang sakit kayak gitu. Sabar aja, begitulah perjuangan seorang ibu, nikmati saja” Jawab nyokap diplomatis<br />
<br />
Dan sodara-sodara, kini perutku semakin sering kontraksi, awalnya tiap 5 menit, ampe akhirnya dalam hitungan detik!! Dan itu dimulai sejak pukul 5 sore. Mbak bidan semakin sering mendampingiku. Pas maghrib, gue masih bisa shalat meskipun tidak normal (maksudnya shalatnya duduk, cinn).<br />
<br />
<br />
<br />
Selesai sholat, udah gak nahan. So, disuruh baring-baring en istirahat sama mbak bidan. Sejak saat itu, mbak bidan gak pernah ninggalin gue, selalu dipantaunya kondisi eyke punya peyut. Tapi anehnya, tiap sakit itu datang, mata gue seger banget. Giliran sakitnya ngilang, bawaannya ngantuuuuk ajah. Ampe kubilang sama mbak bidan, “Mbak, saya ngantuk”.. “Iya, dibawa tidur jak bu”, jawab mbak bidan kalem.<br />
<br />
<br />
<br />
Jam 18.30, gue diminta ke ruang bersalin. Di papah sama yayang tersayang, en mbak bidan, gue menuju ruang eksekusi. Pas di periksa, pembukaan 7. Gue disuruh baring miring ke kiri, sambil latian ambil napas lewat hidung dan hembuskan lewat mulut (ya iyalah, masa lewat ketek… ahiak-ahiak). <br />
<br />
<br />
<br />
Pembukaan Sembilan. Gue mengedan duluan sebelum ada instruksi dari mbak bidan. Gue bilang, mbakkkk.. sa.. yaaa.. maa uu beolllllllll.. seingat gue disitu ada 5 mbak-mbak bidan.<br />
<br />
Bidan 1 : Belum bu, tarik nafaass, hembuskan lewat mulut. Tarik lagi ..hembuskan<br />
<br />
Ku ikuti semua perintah nya, tanpa protes. Padahal, kayaknya si baby udah pengen keluar aja niy.<br />
<br />
Gue mengedan ampe 3 x tanpa ada instruksi sekalipun dari mbak bidan. Sampe akhirnya, dimulai drama 3 session<br />
<br />
<br />
<br />
#Drama Session 1<br />
<br />
Bidan 2 : Ayo bu, buka kakinya, angkat pahanya, iya, tuh rambutnya udah keliatan bu<br />
<br />
Gue : (dengan wajah pasrah, mau senyum gak bisa), mbak perut saya saa saakitt….<br />
<br />
Mami : bolak balik mondar-mandir, ampe salah masuk kamar orang<br />
<br />
Suami : ayo sayang, kamu bisa, tuh, kepalanya udah keliatan. Ayo bunda, terus. Kepalanya di angkat sayang. Jangan pake suara, persis kayak mau buang aer. Iya sayang, teruss.. rapatkan giginya, matanya dibuka yang, gausah merem<br />
<br />
Suami terus mengulangi instruksi yang diberikan bidan, walopun begitu, rasanya instruksi suami lebih punya taste..<br />
<br />
Bidan 3 : ayo bu, berteran kayak mau buang air… ayo bu… iya pinter. Terus buuuu<br />
<br />
Gue : (sekuat tenaga mengedan, tapi anehnya kok gue jadi amnesia caranya berteran kalo mau boker yak….. Akhirnya prosesi mengedan itu dibarengi dengan tarikan suara gue di leher, ampe kering rasanya tenggorokan. Konsentrasi terpecah dua, antara berteran dan tarikan suara di leher)<br />
<br />
Bidan 4 ; Bu, saya bantu ya.<br />
<br />
Tanpa ba bi bu, en nunggu jawaban dari gue, tiba2 mbak bidan udah naek jongkok di atas kepala gue. Di dorongnya sekuat tenaga perut gue menuju jalan lahir.<br />
<br />
Dan, mengedan yang ke – 4 kalinya, akhirnya pemirsa, si jabang beibehh nongol dengan riang gembira yang ditandai dengan “ Owe….oweeeeeeee…owe…” tepat pada pukul 20.40 Waktu indonesia pontianak barat.<br />
<br />
<br />
<br />
Wuuaahh, plooooooooonkkk rasanya. Semua orang, bokap, nyokap, mertua, adek ipar, en suami ngucapin hamdalah.<br />
<br />
<br />
<br />
#Drama Session 2<br />
<br />
Setelah baby nya dibersihkan, en lamat-lamat ku dengar suara adzan dan iqamah. Jelas sekali, sejelas matahari yang selalu terbit dari arah timur, kalo itu adalah suara ayahnya si baby. Antara sadar dan gak, ku rapalkan semua tasbih, tahmid, tahlil. Dan samar-samar kuliat, si baby juga udah di tahnik. Kupikir, setelah lahiran, tinggal bersihin badan, en masuk kamar. Ternyata, tembuni nya masih nyisa. Dimulai lagi deh, drama session 2. Perut gue di obok-obok, tapi saking sakitnya melahirkan, diobok-obok kayak gitu, rasanya cuma 10 % dari sakitnya melahirkan. Tapi, gue pasrah ajah. Di balik tirai, semua sibuk, sms-an, telp2an, en ber BBM ria atas kelahiran putri pertama kami. Eleh –eleh, gue yang ngelahirin di tinggal gitu aja dengan segala penderitaan bersama para peng-eksekusi 4 bidan di depan gue. Ya sutraslah, mereka pasti juga pengen seluruh dunia tau, telah lahir anak, cucu, ponakan dengan selamat sentosa, sehat wal’afiat, damai sejahtera, bahagia en ceria.<br />
<br />
<br />
<br />
#Drama Session 3<br />
<br />
Kali ini, perkiraanku meleset lagi, ternyata, masih ada satu tahap lagi sebelum gue digiring ke ruang peristirahatan. Ternyata, pas mau lahiran, veggi di gunting!! Wadoww, beneran gue gatau! Tiba-tiba aja terasa ada jarum en benang yang melewati kulit si miss V nya. Mungkin krn sakitnya melahirkan, jadi gak berasa deh guntingan nya. Akhirnya selesai lah sudah. Dimana-mana ada darah. Merah. Setelah bersih-bersih, ganti kain sarung en baju, gue di bawa ke kamar supaya bisa cepat beristirahat.<br />
<br />
<br />
<br />
Besoknya, setelah agak pulih kondisiku, para ponakan nelponin, pada pengen liat sepupu baru mereka. Anggota keluarga baru bagi keluarga besar kami. Salah satu ponakan nanya, “Amah, gimana rasanya melahirkan?”. Dan dengan santay tanpa beban ku jawab, “Uhm, nikmat, ueenaakk, macem-macem rasanya, ada rasa strawberry, coklat, vanilla..”. wkwkw…<br />
<br />
<br />
<br />
Haddoohhh, bosen ye cuy? Setelah tulisan gue yang memanjang, melebar dan meluas . (inget MTK, panjang x lebar = luas ), yang memakan kertas Quarto 6 halaman, ukuran 1 spasi, font Calibri. Hehehehe…..<br />
<br />
<br />
<br />
En ternyata, melahirkan itu nikmat, Jenderal !<br />
<br />
Wassalam.. </span>Nurbanihttp://www.blogger.com/profile/12367465726672670540noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-2330589106143109379.post-39533375815532403532011-11-16T10:53:00.001+07:002011-11-16T10:59:35.205+07:009 Bulan Ini<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZDmJR8W0_8ZhHOhHR_kXJQD0YQyM5f1SP0z4rLyvbp4M8FiLtgOuWycih0RwdttWTB5IlXmu33nYIT_Z6EzCWBVtWRNT2OYjBtIvpxGexqsuMkJKw_1vZyibyHYOaGfJJPc6-qQqG0eo/s1600/abg-hamil.jpg"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 110px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZDmJR8W0_8ZhHOhHR_kXJQD0YQyM5f1SP0z4rLyvbp4M8FiLtgOuWycih0RwdttWTB5IlXmu33nYIT_Z6EzCWBVtWRNT2OYjBtIvpxGexqsuMkJKw_1vZyibyHYOaGfJJPc6-qQqG0eo/s200/abg-hamil.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5675438325549247890" /></a><br />9 Bulan Ini<br /><br />Wuaa.. kandunganku sudah 9 bulan pemirsa. Gerakan si dedek sudah sangat semakin terasa. Perutku belok sana sini !! hehe,,, rasanya begitu menakjubkan. Tiap hari, aku elus-elus perutku sambil ku ajak ngobrol tentang apa ajah. Saat-saat aktif si dedek bergerak adalah di subuh hari en sore menjelang malam hari. Aku suka perhatikan perutku sendiri. Soalnya berasa lucu ajah, perutku bergoyang seperti ombak di lautan. Kadang nonjol gitu kayak benjolan guedeee. Trus, biasanya abis itu mengeras. Kalo udah mengeras dan kram, rasanya gak bisa ngapa-ngapain. Subhanallah, perjuangan seorang ibu. Ternyata, rasanya hamil sampai 9 bulan itu begini ya. <br /><span class="fullpost"> <br /><br />Sudah 2 minggu ini aku di Pontianak, dalam rangka cuti melahirkan. 3 minggu sebelum tanggal perkiraan melahirkan, aku udah cuti duluan. Emang sih, kata kawan-kawan terlalu cepet ambil cuti. Katanya sayang waktunya. Seharusnya pas deket-deket mau melahirkan, baru ngurusin cuti. So, punya banyak waktu buat ngurus si dedek kalo udah lahir. Tapiiii… di usia kandunganku yang sudah 8 bulan 3 minggu itu, aku semakin sering merasakan kontraksi. Tapi, bukan kontraksi mau melahirkan lho. Cuma kontraksi biasa aja. Isitilah kerennya tuh Braxton Hicks, alias kontraksi (his) palsu. Terlebih, aku ke sekolah naik motor sendiri. Karena suamiku kan tugasnya di luar kota. So, gak bisa tiap hari nganterin dunk. Pas libur ajah, atau curi-curi waktu buat pulang. Hehe..<br /><br /><br />Dalam sehari, bisa puluhan kali aku mengalami his palsu ini. Apalagi, pas aku naek taksi mau pulang ke Pontianak. Sepanjang perjalanan singkawang-pontianak, ada 5 jembatan yang sedang dalam proses perbaikan. Jadilah, aku harus menempuh perjalanan selama 5 jam. Mana jalanannya bergelombang, akibatnya, aku semakin sering kontraksi. Dan jeda antara kontraksi satu dengan yang berikutnya juga gak teratur, kadang 5 menit sekali, kadang 10 menit sekali, kadang juga 20 menit sekali. Kalo pas lagi capek-capeknya abis jalan kaki, bisa 2 menit sekali!! Aku sempet beberapa kali menghitung waktu lamanya kontraksi, kadang ada 1 menit, kadang juga ada yang 2 menit. Gak ngerti juga deh kenapa bisa begitu. <br /><br /><br />Besok, aku mau periksa ke dokter lagi. Buku KIA – ku sudah penuh. Hehe, abisnya tiap bulan pasti periksa, atau tiap ada keluhan aku langsung ke dokter. <br /><br /><br />Hm, banyak yang menyarankan supaya aku rajin-rajin jalan kaki en ngepel lantai. Tujuannya supaya proses persalinannya lancar. Dan Alhamdulillah, hal itu juga jadi rutinitasku selama cuti ini. Tiap pagi, aku jalan ditemenin sama ayah. Soal ngepel lantai? Hehe, gak tiap hari sih, paling lah 3 kali seminggu. Dan yang pastinya, mami yang paling seneng, karena rumah jadi bersih en kinclong. Hihi…<br /><br /><br />Menurut dokter, HPL nya tanggal 24 November ini. Artinya sekitar 9 hari lagi. Kalo ditanya nervous atau gak, sebenarnya dari hamil 7 bulan aku juga udah nervous duluan, kalo mikirin gimana nanti melahirkan. Tapi, sekarang aku udah terbiasa dengan perasaan nervous itu. So, biasa aja nih. Tapi, gak tau deh, kalo udah muncul tanda-tanda melahirkan, trus masuk ke ruang persalinan, apa bisa ya ngerasa rileks aja gituh? Semoga aja. Mohon doanya ya, temans. <br /> </span>Nurbanihttp://www.blogger.com/profile/12367465726672670540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2330589106143109379.post-13020074135037024462011-11-11T06:31:00.002+07:002011-11-11T06:36:17.644+07:00Buah Kebaikan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIl0sDlXdOOug2kf7JyWn8l5smV2990CV_kpiJmTUjYGFnEOzVYU6Qn9YRTI9XkHugf5Id9J8LqBa644pLs7WOKQDZfLHUpOnRoqk3ckVX2qF-pn7V2rBg4NpO5dSGHBqmnQ3UTz_cw4Q/s1600/tolong-menolong.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 350px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIl0sDlXdOOug2kf7JyWn8l5smV2990CV_kpiJmTUjYGFnEOzVYU6Qn9YRTI9XkHugf5Id9J8LqBa644pLs7WOKQDZfLHUpOnRoqk3ckVX2qF-pn7V2rBg4NpO5dSGHBqmnQ3UTz_cw4Q/s400/tolong-menolong.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5673515077798889186" /></a><br />Buah Kebaikan<br /><br />Suatu hari, saya nebeng pulang dengan seorang teman. Dalam perjalanan pulang, tas kami yang digantung di motor terjatuh di tengah jalan raya. Kontan saja, kami kaget dan segera menepi untuk mengamankan tas. Saat itu suasana ramai dan tak pernah sepi dari kendaraan yang lalu lalang dengan kekuatan penuh. Teman saya ini pun berjalan menuju arah tas. Karena takut dengan kendaraan yang melaju kencang, teman saya menunggu agak sepi, agak lama saya menunggu. <br /><br />Tak lama, saya melihat ada mobil yang berhenti ditengah jalan, lalu keluarlah seorang bapak-bapak dan mengambil tas teman saya itu yang tepat berada di depan mobilnya. Sambil tersenyum, si bapak menyerahkan tas yang diambilnya tadi. Padahal, motor dan mobil di belakangnya jadi berhenti juga karena terhalang oleh mobil si bapak.<br /><br /><span class="fullpost"> <br /><br />Sepanjang jalan saya berpikir, dijaman sekarang orang lebih banyak apatis. Apalagi hanya sekedar mengambilkan tas yang jatuh ditengah jalan, si bapak sampai rela menghentikan laju kendaraannya. Tapi, orang baik selalu mendapatkan balasan yang baik. Kenapa saya katakan begitu? Teman yang membonceng saya ini, adalah orang baik. Itu kesimpulan saya. Tak pernah ia menyakiti hati saya, dan rasanya juga tidak pernah berniat menyakiti hati orang lain dengan ucapan-ucapan dan tingkah lakunya. Bicaranya begitu santun, setiap hari selalu menebar senyum. Tak pernah melalaikan tugas, dan selalu berusaha membantu kami jika kami butuh bantuan.<br /> <br />Saya ingat, pernah suatu hari saya sedang asyik mengetik di layar komputer. Kondisi badan sedang tidak fit, sepanjang hari batuk-batuk terus. Lalu, dia menghampiri saya dan menawarkan obat batuk yang dia beli kemarin, tapi baru dipakai 1 kali. Saya pun mengiyakan. Tak saya sangka-sangka, malam harinya dia datang ke kost saya dan membawa obat batuk itu. Ah, saya ngerasa diperhatikan. Hm, begitulah, kebaikan akan selalu berbuah kebaikan. Begitu pula sebaliknya. <br /><br />So, menjadi pribadi yang baik, insyaAllah kebaikan akan datang menghampiri kita<br />^_^<br /><br /><br /> </span>Nurbanihttp://www.blogger.com/profile/12367465726672670540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2330589106143109379.post-72304529018941645882011-08-10T19:24:00.003+07:002011-08-10T20:23:19.097+07:00Mengajar Memang Butuh Keterampilan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixEppIn8gskoab0l_Xw8mgFWKmG4wpHXGAvZBO55iepKWTmsIcvUmJTPRZpt0VMyLtLvzlN7ubp_M8gHpmRzPy-agFXoAJzbf6k17mglJusRNuf-r2noOinR6Olb4Vtnw8CUryjEKTJ94/s1600/Kegiatan+Belajar+Mengajar+%2528KBM%2529.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 237px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixEppIn8gskoab0l_Xw8mgFWKmG4wpHXGAvZBO55iepKWTmsIcvUmJTPRZpt0VMyLtLvzlN7ubp_M8gHpmRzPy-agFXoAJzbf6k17mglJusRNuf-r2noOinR6Olb4Vtnw8CUryjEKTJ94/s320/Kegiatan+Belajar+Mengajar+%2528KBM%2529.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5639208868829522914" /></a>
<br />Mengajar Memang Butuh Keterampilan
<br />
<br />Kalaulah kita saat ini sudah sarjana, pastilah kita telah melewati waktu selama 12 tahun duduk di bangku sekolah. Sekolah Dasar (6tahun), Sekolah Menengah Pertama (3 tahun), dan Sekolah Menengah Atas (3 tahun). Nah, selama belajar 12 tahun itu, kita pasti ingat betul siapa saja guru favorit kita. Biasanya, guru favorit itu, guru yang cantik atau ganteng (hehe…), guru yang lucu, baik hati, atau guru yang kalo ngasi tugas gak numpuk-numpuk. Dan satu lagi, guru favorit adalah guru yang mengajarnya enak dan pelajaran jadi gampang dimengerti, bahkan kita merindukan saat-saat pelajaran itu berlangsung.
<br />
<br />Well, saya punya sederet nama untuk masuk dalam daftar nominasi guru favorit saya. Salah satunya guru matematika saya waktu SMA, Bu SUKINI ..(Semoga Allah memberkahi kehidupan beliau, Amin). Meskipun beliau hanya mengajar beberapa bulan saja, tapi saya lebih mengerti kalo diajarin sama dia dibanding sama guru yang lain. Apalagi, matematika itu menjadi momok bagi kebanyakan siswa.
<br /><span class="fullpost"> Uhm, kebetulan saya ini juga guru Matematika. Terasa betul, memang butuh usaha keras dan terus menerus untuk menanamkan konsep matematika yang benar kepada siswa. Jadi, kalimat “Mengajar adalah Seni” tampaknya saya akui 100%, gak pake ragu deh. Hehehe…
<br />
<br />Gak semua orang bisa mengajar. Buktinya, waktu sekolah dulu, gak semua guru adalah guru kesayangan saya. Ada juga guru yang saya gak suka. Biasanya karena perilakunya yang gak mencerminkan seorang guru. Merokok didalam kelas, duduk diatas meja, memberi tugas terus dan jarang mengajar.
<br />
<br />Waktu kuliah, saya pernah belajar satu mata kuliah yang bagi saya sangat sulit, dan akhirnya memang saya harus menelan kesulitan itu dengan nilai D diakhir semester…(Hiks…). Yup, bukan hanya saya kok yang mengeluh begitu, karena rata-rata para mahasiswanya juga dapet D dan E. Haha,,, saya jadi bertanya-tanya, apakah memang kami ini bloon-bloon semua ya. Ataukah dosennya yang super duper pintar sampai-sampai, bahasa yang dia pakai tidak bisa kami tangkap dengan nalar kami. Oh, maafkan kami pak dosen… yang susah mengerti dengan kuliah bapak (padahal si dosen sudah menyiapkan buku dan alat yang lengkap untuk mengajar kami!)
<br />
<br />So, kesimpulannya, tidak semua orang bisa mengajar. Karena mengajar itu butuh keterampilan khusus. Butuh seni. Seperti sebuah lagu yang dinyanyikan oleh beberapa orang. Tentu hasilnya berbeda, padahal liriknya sama.
<br />
<br />Tadi pagi, saya berbincang dengan kepala sekolah. Kami diskusi seputar pembelajaran. Seputar PTK (Penelitian tindakan kelas) dan seni mengajar di dalam kelas. Saya acungkan jempol buat kepsek saya yang satu ini. Karena beliau tidak pernah berhenti untuk belajar banyak hal, meski usia sudah tidak muda lagi.
<br />
<br />Saya kembali merenung. Saya sering berpikir, bagaimana caranya agar murid-murid saya mengerti dengan pelajaran yang saya berikan. Tidak semua siswa bisa menerima cara mengajar saya. Kalo dipersentasekan, mungkin hanya sekitar 20% murid saya yang bisa dan paham dengan apa yang saya ajar.
<br />
<br />So, intinya saya harus cari cara yang pas untuk beberapa jenis tipe belajar dari masing2 orang. Karena gak semua orang bisa ngerti kalo saya ajarin hanya dengan satu cara. Well, ngomongin tentang dunia pendidikan emang gak ada habis-habisnya. Karena apa? Karena kita bekerja dan mengajar makhluk hidup, yang punya cita rasa, perasaan, dan punya pikiran yang cerdas. Bukan seperti pekerjaan lain, yang mungkin hanya berkutat dengan benda mati, dengan buku dan komputer, dengan penggaris dan alat ukurnya, atau dengan mesin dan teknologinya. Kita berhadapan dengan manusia, makhluk yang Allah ciptakan dengan segala kesempurnaan dan keunikannya.
<br />
<br />By the way, beberapa kali saya mendapati siswa saya begitu antusias mendapat pelajaran dari saya. Bahkan, begitu bel berdering tanda pelajaran usai, mereka malah tereak2 minta PR. Hehe…
<br />Setelah saya analisa (gak pake ilmiah ya..hehe), saya menyimpulkan keberhasilan itu berkat:
<br />1. Sebelum berangkat ke sekolah, saya berdoa semoga murid-murid saya ngerti dengan pelajaran saya. Tak lupa saya doakan pula agar mereka kelak menjadi generasi penerus bangsa yang memiliki masa depan yang cerah.
<br />2. Menanamkan pikiran positif, bahwa saya ke sekolah untuk memberi, bukan meminta. Memberi yang terbaik untuk anak didik saya
<br />3. Saya berangkat ke sekolah dengan semangat mengajar yang tinggi
<br />4. Saya menyiapkan segala perangkat pembelajaran dengan sebaik mungkin. Kalo pake powerpint, maka saya siapkan malam harinya, atau menggunakan alat peraga, atau worksheet untuk kerja kelompok
<br />
<br />Uhmm.. tapi pemirsa, sayangnya ke-empat point tadi tidak selalu muncul setiap hari ketika saya berangkat ke sekolah. Karena saya orangnya ya moody gitu dey. Jadi, saya sedang berproses untuk terus memotivasi diri supaya bisa menjaga antusiasme dalam mengajar. Termasuk kebiasaan mendoakan siswa saya. Doakan ya saya berhasil dengan program saya kali ini. Hehe
<br /> </span>Nurbanihttp://www.blogger.com/profile/12367465726672670540noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-2330589106143109379.post-37881474602212736402011-07-18T17:03:00.003+07:002011-08-13T16:33:42.543+07:00Delete Me NOT<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_hyfofPtu49cvWnzHiiCOSItFX3i7GrDB-8x5drh6OlhRYI7JNKJf_Ev-Mwa0gpR2i1O50_A1s-8s7iXb2JNxkoT9pnzDR9qlshrk9YNSRt5c9XInIaO49kW9iz4-0gxtLJ3ooNRZBno/s1600/cover+delete+me_web.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 223px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_hyfofPtu49cvWnzHiiCOSItFX3i7GrDB-8x5drh6OlhRYI7JNKJf_Ev-Mwa0gpR2i1O50_A1s-8s7iXb2JNxkoT9pnzDR9qlshrk9YNSRt5c9XInIaO49kW9iz4-0gxtLJ3ooNRZBno/s320/cover+delete+me_web.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5630632775845210018" /></a>
<br /><span style="font-style:italic;">Lagi-lagi, tulisan dibawah ini pernah saya upload di fesbuk. dan lagi-lagi, karena alasan blog saya lagi trouble, akhirnya baru bisa saya upload sekarang. Dan lagi-lagi (ih, banyak lagi-lagi nya ya..hehe), saya upload ajah, daripada blog saya sepi, mendingan saya isi ajah, meskipun tulisannya jauh dari update dey....
<br />
<br /></span>
<br />Senin, 8 Februari 2010
<br />Ada yang mau jadi jodoh saya?
<br />Syarat utama: nggak bikin saya MENUNGGU.
<br />
<br />
<br />2 kalimat di atas saya copas dari buku berjudul “Delete Me Not”, karangan Alip Yog Kunandar. Buku yang sebetulnya sudah saya incar pas jalan bareng kawan-kawan keliling Gramedia kemarin malem. Karena pas baca depannya ajah, udah mulai ketawa-ketiwi sendiri.
<br />
<br />Baca buku ini, jadi inget obrolan kami berlima. Aku, Mbak Iie, Mbak Mel, Anti dan tentu saja abang kami, Bang Andi.
<br />
<br />Sabtu, 6 Februari 2010 kemarin, aku pulang ke Pontianak, naik taxi jam 5 subuh. Sebetulnya ada banyak alasan juga sih sampe harus pulang ke Pontianak yang sebenernya tanggung banget. Cuma 2 hari. Tapi lumayanlah. Ngobatin kangen ketemu sama kedua orang tua terkasih, ketemu Bang iwan, abangku semata wayang yang gokilnya lebih parah dari jaman dia SMA, ketemua sama adekku yang rambutnya udah semakin gondrong ajah. Kangen liat mukanya yang kusut, sekusut bajunya. Hihi, kangen sama kakakku, Mbak Yul yang bawel tapi baik hati. Menghadiri arisan di rumah Om ku yang meski sudah gak muda lagi (tapi gak tua-tua amat), tapi tetep gokil kayak masih muda dulu.
<br />
<br /><span class="fullpost"> Selain kangen sama orang di rumah, aku juga kangen sama si Kingkong asli dari Sinka Zoo, temen becanda yang galaknya lebih galak dari Herder (pisssssss mbak iie). Abisnya, kalo dia lagi sebel, badanku yang sudahlah kecil, mungil pula, pasti jadi sasaran empuk buat ditimpuk pake kapuk. Hihihi....
<br />
<br />
<br />Nah, kebetulan pula, si Kingkong manis ini juga janjian ketemu Mbak Mel, Anti dan Bang Andi di Gramedia. Jadilah, malam mingguan itu, kami para Jomblo_ers ngumpul makan es krim di A&W dan makan malam di Jawiria.
<br />
<br />Obrolan panjang kami berbuntut pada masalah perjodohan. Masalah cinta, masalah laki-laki, masalah perempuan dan masalah mbak iie dan mbak mel yang kayaknya punya kesamaan dalam hal...( ih, gak enak nih nulisnya, pasti bang Andi seneng kalo di kasi kesempatan nulis titik-titiknya, hahaha)..
<br />
<br /> Soalnya kalo ngomongin tentang Gusdur, pasti yang paling riang gembira cuma bang Andi tuh. Hehe...
<br />
<br />Begitu kami bubar, dan sibuk dengan urusan masing-masing, aku masuk lagi ke mall. Maklum pemirsa, dah jarang liat mall dan gramedia. Nah, aku janjian deh ketemuan sama si Arief, wartawan Tribun Pontianak yang juga baru dateng dari Mempawah. Mau ngapain? Biar beli buku dapet diskon. Kan dia anggota KG... ihiihi... jadilah, aku beli 3 novel bulan ini. Salah satunya ya ini, novelnya lucu banget, meski gak gokil2 amat c, dan yang jelas, masih kalah sama The gang way nya Boim Lebon. Hehe... tapi nanti lah, di tulisan berikutnya baru saya tag resensi dari novel tersebut.
<br />
<br />Ada kata-kata menarik dari novel tadi: Takdir tak selalu membawa kita pada cinta yang kita inginkan, tapi takdir selalu memberi cinta yang lain dengan caranya sendiri. Kadang kita ingin menggugatnya, kadang kita ingin memprotesnya, tanpa pernah mengambil hikmah dan sisi baiknya. Takdir selalu mengarahkan kita pada sisi yang baik, hanya kita seringkali salah menanggapinya, kita salah menerjemahkannya.
<br />
<br />Hm, kembali ke laptop. Mencari jodoh emang gampang-gampang susah sekaligus susah-susah gampang (Lho?? Ealah nduk..nduk, piye toh.... hehe..). Pernahkah Anda ditanya seperti ini:
<br />
<br />
<br />“Udah punya calon belum?”,
<br />atau “Kapan nih tante di kasi undangan?”,
<br />atau yang ini, “Kapan merit? Udah pas tuh umurnya”.
<br />
<br />
<br />Kalo yang bertanya adalah teman, atau temannya teman, atau paman dari kakak sepupu sodara tirinya teman disekolahku, atau bahkan kalo yang bertanya itu adalah anak dari sodara kakak ipar nenek yang masih sepupu sama kakak angkatku, aku gak masalah, cukup jawab , “may..maybe yes, maybe not.”(hihi, ngaco banget yak). Tapi, kalo yang bertanya adalah ibuku, yang telah melahirkanku dan mempertaruhkan nyawa saat aku lahir, atau ayahku, yang dengan tetes peluh keringat kerjanya, aku bisa jadi seperti sekarang ini, ada rasa yang menyeruak di dalam dada. Hadduh, pemirsa, gak nahann... pernah gak sih ngerain begitu?
<br />
<br />
<br />Saya pun cuma bisa jawab begini, “ Iya, Mi. Nanti kalo udah ada yang pas, bakalan di kasi tau kok”. Mungkin karena saya anak perempuan terakhir yang belum menikah. Kakak saya yang pertama, menikah saat usianya 21 tahun. Kakak saya yang kedua, menikah di usia 24 tahun.
<br />
<br />Hm, dan saya pun menghela nafas. Karena gak tau kenapa, setiap kali saya pulang ke Pontianak, pertanyaan itu tak pernah luput dari bibir orang yang paling saya sayangi ini, Ibu saya. Wajarkan, mereka mengkhawatirkan anak gadisnya ini. Terlebih saat saya pindah domisili. Belum lagi, pertanyaan dari teman-teman di satu tempat kerja. Seperti kemarin siang, saat kami istirahat melepas lelah setelah bekerja, mbak Muti yang imut (item mutlak, hehe...pisss mbak mut) melontarkan pertanyaan (yang sebenernya, bukan pertama kalinya mbak mut bertanya dengan pertanyaan yang sama, tapi sudah seringkali) :
<br />
<br />
<br />M : “Bani, umurnya berapa sekarang?”
<br />B : “25, mbak”
<br />(sambil tetep makan siang dengan lahapnya, laper banget nih..)
<br />M : “Jadi, kapan nikahnya? Apalagi sih yang dicari, umur udah pas, udah PN lagi.”
<br />B : “Yah, mbak, gimana mau nikah, lha wong calonnya gak ada, emang mau nikah sama siapa (sambil tetep makan dengan lahapnya.. tambah laper setelah ditanya begitu)
<br />M : ‘Nikah cepet lah, Bani, gak usah kayak mbak, umur 26 baru nikah. Jangan banyak mikir, insyaAllah ada jalan kok kalo kita mau dapet berkah dari Allah”
<br />B : (langsung diem, bukan merenung, tapi keselek makanan...hehe.. jadi buru-buru nyari air)
<br />M : “Nyesel loh nanti, kalo gak nikah sekarang. Coba liat si Rani, udah nikah berubah kan? Jadi lebih cantik, lebih seger, dan semangat kerja.”
<br />B : ( kali ini diem, diem beneran, merenungi kata-kata mbak muti, tapi makannya teteup lanjut... hehe)
<br />M : “Dulu ya, mbak waktu masih gadis, kalo ada waktu luang, pasti kepikirannya mau jalan kemana aja, gak ada tujuan. Tapi, kalo kita nikah, ada yang dituju, selalu pengen cepet pulang, nemuin suami dan anak”
<br />B : (masih diem, soalnya belum bisa ngomong, ni makanan masih dilumat-lumat dulu, biar enak masuk dalam perut)
<br />M : “Mbak juga awalnya mikir, gimana ya dengan gaji yang pas-pas an, tapi dapur tetep bisa ngepul. Gimana dengan kondisi mbak yang saat itu belum kerja, tapi kami tetep bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Ada aja jalan yang dikasi sama Allah. Gak usah kuatir lah...”
<br />B : (kali ini memberanikan diri membuka mulut dan berkomentar)
<br />“Hm, bingung mbak. Belum ada yang pas di hati. Ada yang nge-pas di hati, dan sama-sama suka, tapi belum siap. Ada yang suka sama saya, tapi saya nya yang gak bisa terima.”
<br />M : “Emangnya sama tentara gak mau?”
<br />B : (diem sambil geleng kepala tanda tidak setuju)
<br />M : “sama polisi gimana?”
<br />B : (masih geleng kepala)
<br />M : “kalo sama wartawan gimana?”
<br />B : (dengan senyum malu-malu, setengah mengiyakan dan setengahnya lagi masih ragu-ragu)
<br /> “Mau sih mbak, tapi takut ditinggal pergi, kalo musti ditinggal liputan, atau pindah tugas...”
<br />M :”kan bisa minta pertimbangan dengan alasan menikah, jadi bisa tetep tinggal sama suami”
<br />B : (masih merenung, sambil menghabiskan makanan yang tersisa)
<br /> (merenung lagi, kok ukuran duniawi sih yang dipake?? Sambil senyum2 sendiri)
<br />M :” kadang mbak ketawa sendiri loh Bani. Biasanya habis capek pulang kerja, trus berantem sama suami. Besoknya baikan lagi. Trus, nanti gitu lagi, berantem lagi, tapi baikan lagi. Begitu terus. Tapi disitulah uniknya, kita jadi berpikir, supaya bisa jadi lebih dewasa”
<br />
<br />B : “hm, iya mbak, doain aja lah”
<br />M : “mbak yakin kok, banyak yang mau sama Bani. Mungkin bani nih pilih-pilih kali ya..”
<br />B : (gak jawab.. cuma senyam-senyum gak jelas)
<br />
<br />Obrolan kami terhenti sampai disitu. Saya membereskan sisa makanan dan mbak mut terlelap tidur dengan nyenyaknya karena kecape’an.
<br />
<br />Melihat mbak mut tidur, saya membuka laptop dan mulai menari dengan keyboard. Menulis apa saja yang ada di kepala saya saat ini. Yah, seperti yang saya bilang tadi, mencari jodoh itu gampang-gampang susah. Kalo mbak mut bilang, mencari jodoh itu, seperti mencari pekerjaan. (lha...???)
<br />
<br />
<br />Tapi, setidaknya, untuk saat ini, saya masih bisa lebih tenang. Kenapa? Toh masih banyak kawan-kawan seangkatan saya yang juga belum menikah. Bahkan di atas saya, masih banyak juga yang belum menggenapkan setengah dien-nya. Meski saya sadar, pola pikir seperti ini tidaklah benar. Menyegerakan menikah, adalah sunnah rasul. Anyway, doakan saja, kami-kami yang masih jomblo ini, segera menemukan tambatan hati, teman hidup untuk mengarungi biduk rumah tangga yang sakinah mawaddah wa rahmah menjadi keluarga yang bahagia, makmur, sentosa, sejahtera, damai, aman, terkendali (BMSSDAT). Tentu saja dengan cara yang tepat, pada saat yang tepat dan dengan orang yang tepat pula..... wuihhh, kata-katanya itu loh, berat cuy.. bermakna buangetttttttt...hehe
<br />
<br />*Buat Bung Arief: thanks udah nemenin ke gramed
<br />*Buat bang Andi: Thanks buat traktir kami-kami ini, para bidadari yang turun dari mall...hehe
<br />*Buat kingkong (mbak iie), mbak mel, anti: kapan-kapan kita jalan ke singkawang yak...ayolah, kapan lagi, mumpung masih sendiri, mumpung masih jomblo, kalo dah punya suami, susah mau jalan bareng...........hihihi.............
<br />*Buat mbak Mut: meski kadang “ember”, gokil ‘n nyebelin, tapi gak nyangka, kalo dah ngomong serius, dewasaaaaaaaaaaaaa buangedddddd......
<br /> </span>Nurbanihttp://www.blogger.com/profile/12367465726672670540noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-2330589106143109379.post-25600387481809282752011-07-16T20:48:00.003+07:002011-07-16T20:52:43.975+07:00Menanti<span style="font-style:italic;">Tulisan ini sebenarnya sudah pernah saya posting di facebook. Tapi, berhubung blog saya lagi trouble waktu itu, akhirnya baru bisa di upload sekarang. Daripada blog saya sepi, mending saya isi ajah..Hehehe..</span><br /><br />Sabtu, 11 September 2010<br />10.35 WIB<br />Menanti Kehadiranmu Lagi, Nak…<br /><br />Menjadi seorang ibu adalah impian setiap wanita yang sudah menikah. Tak terkecuali saya. Ketika menikah pada 10 Juli 2010 lalu, saya berharap akan segera mengandung. Awalnya saya ragu, karena 2 pekan kemudian saya menstruasi. Saya sempat khawatir, tapi oleh kawan-kawan, katanya memang begitu. Tapi setelah haidh pertama, biasanya langsung hamil. Saya senang mendengarnya.<br /><br />Di hari-hari pertama puasa, saya mual-mual dan muntah. Saya kira gejala maag. Tapi, suami saya bilang, mungkin saya hamil. Memang saya merasakan perut saya terasa nyeri, seperti ada yang menusuk-nusuk. Akhirnya kami ke apotik dan membeli test pack. Hasilnya? Negatif. <br /><br /><span class="fullpost"> 3 hari setelah saya telat datang haidh, semakin menguatkan dugaan suami, bahwa saya hamil. Kami kembali membeli test pack, tapi hasilnya tetap negatif. Kami tunggu setelah sepekan telat haidh. Kami putuskan pergi ke dokter kandungan. Sore itu hari Rabu, 1 September 2010, kami ke dokter kandungan. Dan hasilnya saya positif hamil, usia kandungan 1 bulan. Saya dan suami senang luar biasa. Sesampainya dirumah, suami saya mencium saya berulang kali. Bahkan perut saya pun dielus dan dicium2nya. Bukan main senangnya dia mendengar kabar itu. Dia menelpon mertua dan adik2 mengabarkan kalo saya positif hamil. Tak henti-hentinya kami memuji dan bersyukur atas karunia yang Allah berikan..<br /><br />Kami pun mencari berbagai informasi tentang kehamilan, bagaimana menjaga kandungan, apa-apa yang harus dilakukan dimasa kehamilan, makanan apa saja yang dianjurkan dan makanan apa saja yang pantang dimakan oleh ibu hamil. Setiap mendapat informasi tentang kandungan, kami saling berbagi untuk menjaga buah cinta kami. <br /><br />Saya mulai minum susu untuk ibu hamil dan vitamin yang diberikan dokter ketika pertama kali periksa. Saya jaga betul asupan gizi yang masuk ke perut saya. Rasanya sempurnalah hidup saya sebagai seorang perempuan. Menikah, hamil, dan kelak akan melahirkan anak-anak yang lucu-lucu.. saya sudah membayangkan banyak hal kalo sudah melahirkan. Siapa nama anaknya, barang-barang perlengkapan bayi, buku tentang perkembangan anak, dan sebagainyalah…<br /><br />Sampai ujian itu tiba…<br />Senin, 6 September 2010, saya pulang dari Singkawang ke Pontianak pake taxi. Sampai dirumah, saya istirahat, tidak melakukan aktivitas apapun. Esoknya hari Selasa, 7 baru saya beraktifitas. Pagi hari, saya minta antar ayah untuk membeli sari kurma, karena bagus untuk kandungan. Lalu pulangnya, saya istirahat sebentar. Sore harinya, saya antar kakak saya ke supermarket. Saat itu, saya yang mengendarai motor didepan. Jaraknya tidak jauh, hanya sekitar 1 km. Tak lupa saya beli susu Prenagen ukuran besar, karena persediaan susu yang kemarin sudah hampir habis. <br /><br />Saat mandi menjelang buka puasa, saya melihat flek-flek. Saya sempat khawatir, akhirnya saya bilang ke kakak dan ibu saya. Mungkin kelelahan. Biasanya di masa kehamilan, kalo kelelahan akan keluar flek-flek seperti itu. Tapi, saya tetap ingin memeriksakan diri ke dokter. Malam harinya, saya pergi diantar ayah mencari dokter praktek. Sayang, tak lama kami sampai, dokternya baru saja pulang. Kami putuskan besok saja periksanya.<br /><br />Dini hari, sekitar jam 3, celana saya sudah penuh darah, sampai merembes ketempat tidur. Saya panik. Lalu turun dan bilang sama ibu saya. Rabu, 8 September 2010, selepas subuh, kami ke RS Antonius, langsung masuk ke IGD. Saya di infus dan di tensi. 150/110!!! Padahal saya tidak ada riwayat darah tinggi.<br /> <br />Saya lalu dibawa ke kamar bersalin. Suster mengganti pembalut saya yang memang sudah penuh darah. Saya pasrah. Sepanjang jalan tak henti-hentinya saya menangis. Berbagai kekhawatiran sudah membayang di pelupuk mata. Sampai dikamar bersalin. <br /><br />Saya diperiksa oleh seorang suster dan diambil sampel darahnya. 2 jam kemudian, dokter pun datang dan saya di USG. Dokter bilang, kandungan saya telah hancur, sudah tidak bisa diselamatkan lagi, karena yang ada di dalam rahim hanya darah, dan harus dikuret. Saya langsung lemas. Saya nangis terus menerus. Gak bisa ngomong apa-apa lagi. Hanya bisa menjawab pertanyaan dokter dengan menggangguk atau menggeleng. Saya istighfar berkali-kali. Mohon kepada Allah agar diberi kekuatan.<br /><br /><br />Saya menunggu giliran untuk dikuret. Di samping kanan dan depan saya, perawat sedang sibuk membantu ibu-ibu melahirkan. Mendengar suara dokter saja saya sudah ketakutan luar biasa. Saya tegang dan panik. Apalagi, saya tidak boleh ditemani oleh siapapun. Suami pun masih dalam perjalanan pulang dari Singkawang menuju Pontianak. Saya tegang sekali, badan tidak bisa saya gerakkan. Tapi, badan saya berkali-kali bergerak sendiri tanpa saya sadari. Inilah ketegangan luar biasa yang saya rasakan sepanjang hidup saya. Saya gak tau lagi apa perasaan saya waktu itu. Saya seperti orang linglung, kayak orang bego.. ini seperti sebuah mimpi buruk bagi saya. Betul-betul seperti mimpi, tapi ternyata inilah kenyataannya.<br /><br />Terbayang dimata saya wajah suami yang begitu bahagia mendengar saya hamil, membayangkan berbagai persiapan kami untuk kehamilan pertama ini. Sedih, terpukul, gelisah…itu yang saya rasakan selama di Rumah Sakit.<br /><br />Setengah jam kemudian, suster mempersiapkan segala peralatan untuk dikuret. Saya tegang sekali, sampai-sampai suster tidak bisa menenangkan saya lagi. Awalnya saya seharusnya di bius bagian bawah saja, bagian rahim yang akan dikuret. Tapi, demi melihat saya yang begitu tegang, akhirnya saya dibius keseluruhan. Saya takut melihat suntikan dan gunting yang panjang yang dipegang oleh suster tadi. Dengan satu suntikan bius, dalam hitungan detik saya sudah tidak sadarkan diri.<br /><br />Begitu sadar, saya sudah diruang pasien. Saya merasakan nyeri luar biasa di daerah perut dan rahim. Sakit. Sakit sekali. Ketika sadar, hanya ada ibu saya disamping yang menemani. Baru kemudian, ada Om, abang ipar dan ponakan-ponakan. Mata saya bengkak. Saya gak bisa menahan kesedihan ini. Hati saya begitu sakit, kenapa kebahagiaan yang baru saja didapat hilang begitu saja. Tak lama suami saya pun datang, saya tak bisa membendung kesedihan lagi, saya peluk erat-erat suami saya. <br /><br />Air mata terus mengallir tidak henti-hentinya. Suami dan keluarga menenangkan saya. Ini adalah ujian dari Allah diawal pernikahan kami. Saya harus ikhlaskan.. <br />Sms-sms pun berdatangan di HP saya, dari keluarga dan kawan-kawan, agar saya tabah dan ikhlas. Mereka mendoakan semoga kelak diganti Allah dengan yang lebih baik.<br />Sehari setelah kejadian itu, saya lebih sering dikamar. Mata saya bengkak. Ibu pun menenangkan dan meminta saya untuk ikhlas..<br /><br /><br />Di hari idul fitri, saya bedrest dirumah. Tak lama, abang saya dari Ketapang menelfon saya. Saya sedikit tenang, meski masih sesegukan menahan tangis. Saya tak menyangka, nasehat abang saya begitu luar biasa bagi saya. Sejenak, saya merenung. Beliau bilang, kalo terus menerus menangis dan meratap itu berarti kita belum ikhlas, belum bisa menerima takdir dari Allah. Bukankah rezeki itu datangnya dari Allah, lalu kenapa ketika Allah mengambilnya kembali kita harus protes? Kenapa kita harus marah? Kenapa kita tidak menerima kenyataan? Kenapa harus meratapinya? <br /><br /><br />Saya jadi teringat kisah salah seorang sahabiyah di jaman Rasulullah. <br />Namanya Ummu Salamah, istri dari Abu Thalhah. Suatu hari, anak laki-lakinya meninggal dunia. Istrinya meminta keluarganya untuk tidak mengabarkan berita duka ini kepada Abu Thalhah sampai ia sendiri yang menyampaikannya. <br /><br />Malam hari ketika Abu Thalhah pulang, sang istri berdandan lebih cantik dari hari-hari biasanya. Ia sediakan makan malam yang lezat, setelah itu mereka bercinta dimalam harinya. Sang istri memberi pelayanan ekstra kepada suaminya sampai puas. Lalu, setelah kenyang dan puas dengan pelayanan istrinya, sang istri bertanya, “Wahai Abu Thalhah, bagaimana pendapatmu tentang suatu kaum yang meminjamkan sesuatu kepada sebuah keluarga, lalu mereka mengambil barang yang dipinjamkannya, apakah mereka berhak menolaknya?' Ia berkata, 'Tidak (berhak)!' 'Jika demikian, maka mintalah pahalanya kepada Allah tentang puteramu (yang telah diambilNya kembali)', kata sang isteri. Suaminya menyergah, 'Engkau biarkan aku, sehingga aku tidak mengetahui apa-apa, lalu engkau beritakan tentang (kematian) anakku?”<br />Setelah itu, ia berangkat mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu ia ceritakan apa yang telah terjadi. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Semoga Allah memberkahi kalian berdua tadi malam'.<br /><br />Seorang laki-laki dari sahabat Anshar berkata, ”Aku me-lihat mereka memiliki sembilan anak. Semuanya telah hafal Al-Qur'an, yakni dari anak-anak Abdullah, yang dilahirkan dari persetubuhan malam itu, yaitu malam wafatnya anak yang pertama, yaitu Abu Umair.<br /><br />Ya…itulah buah dari kesabaran. Balasan dari Allah bagi hamba-Nya yang bersabar atas ujian-Nya.<br />Rabb... Bimbing kami agar semakin mengimani-Mu. Berikan kami kekuatan disetiap cobaan, beri kami kesabaran dalam menghadapi segala suratan takdir-Mu. Beri kami kelapangan hati di setiap kesempitan hidup. Tak sedikitpun kekuatan yang kami miliki, kecuali Engkau memberikannya. Limpahkan kami keluhuran budi dan keindahan akhlak.<br /><br />Tuhan yang Maha Baik, beri kami kebaikan di setiap jenak kehidupan kami. Karuniakan kepada kami rasa cinta dan kasih sepanjang hidup kami. Berkahi setiap keputusan yang kami ambil. Limpahkan kepada kami kekuatan untuk saling memberi dan memaafkan, saling mengerti dan mendengarkan. Lengkapi rasa cinta kami dengan kehadiran anak-anak yang Kau titipkan kepada kami kelak. Jadikan mereka anak-anak soleh dan solehah, yang tahu siapa Tuhannya, yang mampu memberikan segala yang terbaik untuk agamanya, untuk orangtuanya, untuk tanah airnya. Hiasi akhlak kami dengan akhlakul karimah. <br /><br />Allah yang Maha Mengetahui Segala yang ghaib, tak sedikitpun kekuatan yang kami miliki untuk menyingkap takdirmu, untuk meraba masa depan. Yang kami bisa lakukan hanyalah sebuah rencana. Bahkan itu pun seringkali salah langkah. Maka, bimbing kami ya Rabb, beri kami kecerdasan dalam mengambil keputusan untuk masa depan kami. Amin..<br />Nak, Ayah dan Bunda menanti kehadiranmu lagi….<br /><br /><br />Catatan: <br />^ Kita memang harus siap kehilangan ya… <br />^ buat ibu2 yang lagi hamil, jika ada sedikit keluhan, mungkin terasa nyeri diperut, atau apalah itu, segera konsultasikan dengan dokter, bisa jadi kandungannya lemah. <br />^ Buat Bang Iwan: Makasih nasehatnya, adek jadi belajar banyak dari abang. Semoga dibalas Allah dengan yang lebih baik… luv u.<br /> </span>Nurbanihttp://www.blogger.com/profile/12367465726672670540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2330589106143109379.post-70465173984892614942011-07-06T21:49:00.002+07:002011-07-06T21:57:18.895+07:00SURAT DARI PENGABAR ALAM RAHIMSelasa, 28 Juni 2011<br /><br />03.15 WIB<br /><br />SURAT DARI UTUSAN PENGABAR ALAM RAHIM<br /><br />Halo, apa kabarmu? Aku berharap kau baik-baik saja disana. Sama seperti harapan setiap ibu kepada anaknya. Aku memang bukan ibumu, tapi sekarang aku tau bagaimana rasanya menjadi ibu. Meskipun janin yang ada didalam rahim suciku ini belum keluar ke alam dunia. <br /><br />Kau heran ya, kenapa aku mengirim surat ini kepadamu? Ah, jangan mengerutkan kening begitu. Biasa saja. Naluri seorang ibu memang begitu, dengan kasih sayang, ia bahkan mampu membuat surat ini ketika tengah malam!!<br /><br />Begini, aku mendapat amanah untuk menyampaikan sebuah pesan. Pesan ini datang dari Sang Pengabar alam rahim. Tak sengaja, aku menemukan surat yang berisi 316 halaman. Semakin aku baca lembar demi lembar suratnya, semakin aku ingin menghabiskan seluruh isi suratnya itu. Dan, diakhir suratnya itu, ternyata aku salah satu orang yang terpilih untuk menyampaikan pesan ini kepadamu, kawan.<br /><br /><span class="fullpost"> <br /><br />Aku terkadang bertanya, apa yang dilakukan makhluk mungil yang berada didalam rahimku saat ini? Tapi kita sudah lupa. Lupa dengan semua yang pernah kita dengar, kita lakukan. <br /><br />Tapi, taukah kau? Seorang ibu akan sangat begitu bahagia ketika tau kau akan lahir kedunia ini.<br /><br />“Yah, ibu mual-mual nih,” ujar ibumu<br />“Kenapa? Masuk angin kah?” tanya ayahmu sambil mengurut-urut pundak ibumu<br />“gak tau, tapi ibu gak enak badan, mual terus tadi pagi,” lanjut ibumu<br />“Mungkin ibu hamil…” Terka ayahmu dengan wajah yang berbinar.<br />“Semoga aja ayah, “ pinta ibumu tak kalah senangnya<br /><br />Ah, bahkan mual-mual tiap pagi pun dilakoninya penuh keikhlasan! Karena mereka bahagia, sangat amat bahagia menantikan kehadiranmu didunia.<br /><br />Saat kau berumur dibawah 3 bulan di rahim ibumu, ini adalah saat-saat yang menguji kesabaran ibumu. Ia mual-mual setiap pagi, bahkan memuntahkan apa saja yang dimakannya. Hal ini terjadi karena kau yang masih dalam bentuk embrio hendak memberi sinyal kepada ibumu bahwa kau telah hadir. Hal ini memicu perubahan-perubahan dalam tubuh ibumu, juga perubahan hormon. Ibumu tak mengalami menstruasi, dinding rahim melunak. Sistem kekebalan tubuhnya juga ditekan, itu sebabnya ibumu sering mual-mual, sakit, demam, pusing, muntah-muntah. Hal ini agar embriomu tidak diperlakukan sebagai benda asing atau ditolak.<br /><br />Uhm, apakah aku sok tau? Ah, rasanya tidak berlebihan. Karena aku juga mengalami hal ini. Aku mual-mual tiap pagi, aku muntah-muntah, aku gak enak badan, aku pilek terus. Tapi, setiap kali melihat perutku yang semaki n membesar, membuatku lupa dengan kesakitan yang kualami. <br /><br />Seorang ibu akan sangat bahagia mengikuti setiap perkembangan janin yang ada didalam rahimnya. Saat kau berusia 6 bulan dikandungan, kau sudah mulai menendang-nendang perut ibumu. Bahkan ratusan kali dalam satu hari. Ini akan semakin meningkat menjelang kelahiranmu diusia 9 bulan! Saat kau menendang itulah, refleks syaraf ibumu mulai aktif. Ia bahkan terbangun tengah malam karena tendanganmu itu. Tapi ia selalu tersenyum bahagia, bahkan meminta ayahmu untuk mendekatkan telinganya diperut ibumu, agar ayahmu juga mendengar, bahwa kau hendak menyapa mereka berdua. Mungkin kau hendak berkata, “Ayah, ibu, aku disini…”<br /><br />Begitulah kira-kira. Tak jarang, gerakanmu membuatnya kesakitan, bahkan sangat kesakitan. Tapi itulah hebatnya para ibu, mereka bahkan memberikan setengah nyawanya untukmu selama kau berada di alam rahim. Ia akan sangat khawatir kalau terjadi apa-apa denganmu. Ia akan ke rumah sakit, setiap ada keluhan dirahimnya. Ia akan makan dengan teratur agar kau tidak kelaparan. Bukankah kau tergantung ibumu? Apa yang dimakan ibumu, juga kau makan melalui plasenta.<br /><br />Ia mengorbankan hampir segalanya untukmu, bahkan nyawanya, agar kau, anaknya yang sangat ia cintai, bisa tumbuh sempurna menjadi bayi yang sehat dan terpenuhi segala kebutuhannya.<br /><br />Tak terasa waktu berlalu, ini saatnya kau hidup sendiri setelah 9 bulan berada dirahim suci ibumu. Saat ini, kau mendesak-desak hendak keluar diiringi teriakan ibumu. Ibumu mengejan, berkeringat, berpeluh, kesakitan. Sungguh perjuangan mulia. Namun, saat tangisan pertamamu pecah, bukan main bahagianya orangtuamu. Kesakitan luar biasa yang ibumu rasakan, seketika hilang karena mendengar suara tangismu itu. Itulah sebabnya, seorang ibu yang meninggal karena melahirkan, ia mati syahid. Sekali lagi, sungguh perjuangan mulia.<br /><br /><br />Waktu pun membawa kalian berdua dalam kebersamaan. Saat kau disusui, saat kau gelisah dan tak bisa tidur, ia mendendangkan sebuah lagu agar kau tenang. Kalau kau sudah tidur, barulah ia terlelap. Saat kau terluka, tetapi ia yang diserang rasa sakit. Saat kau terjatuh dan berdarah, tetapi ia yang menangis – sebab kau adalah kecintaannya, anugrah terindah yang akan selalu ia sayangi sampai kapanpun. Bahkan ketika kau melupakannya!!<br /><br />Kau tau, belakangan banyak sekali anak-anak yang tak menghargai ibunya. Anak-anak yang tak menyayangi ibunya. Anak-anak yang sama sekali lupa bahwa mereka pernah meminjam setengah nyawa ibunya ketika hidup selama Sembilan bulan didalam kandungan ibunya. <br /><br />Aku terheran-heran, mengapa setelah dewasa dan bisa mengurusi hidupnya sendiri, mereka melupakan semuanya. Melupakan segala kebaikan hati dan pengorbanannya. Bahkan berani memarahi serta membentaknya yang membuatnya sakit, teriris-iris, pedih, perih dan menangis! Mengecewakan dan melukai hati ibu mereka. Ya rabb, virus apa yang menjangkiti mereka???<br /><br /><br />Ketika seorang ibu masih terlalu memperhatikan ini-itu tentangmu, kau berani membentaknya <br />“iya, bu! Aku kan sudah besar!”. Katamu<br /><br />Bahkan kau membuatnya terus menerus khawatir saat menunggumu pulang dari suatu tempat. Ia begitu mengkhawatirkanmu. Ia mengingatmu disetiap nafasnya. Ia mendokanmu dalam setiap sujud-sujud panjangnya.<br /><br />Adakah kita lupa mendoakan orangtua kita? Sungguh, yang bisa membantu mereka kelak di kubur, adalah doa anak yang sholeh. Maka hadiah terbaik, untuk membalas segala kebaikan hati orangtua kita adalah menjadi anak yang sholeh. Agar doa kita meringankan siksaan di alam kubur. Ya Allah, jadikan kami anak-anak yang sholeh/sholehah. Berikan keberkahan dalam setiap jenak hidup kami.<br /><br /><br />Saat ibu kita sakit, yang sangat diharapkannya adalah doa-doa kita. Yang diinginkannya adalah senyuman kita saat bertemu dengannya. Menghabiskan waktu bersamanya. Seperti saat kita masih kecil, senyum yang ia rindukan sejak lama….<br />Oh ya, aku punya sebuah kisah. Di sebuah tempat nun jauh disana, ada sebuah tradisi membuang orang-orang usia lanjut ketengah hutan belantara. Mereka yang lemah dan tak berdaya dianggap hanya merepotkan saja. <br /><br /><br />Alkisah, ada seorang anak yang membawa ibunya yang sudah tua dan tidak berdaya dibuang ketengah hutan. Si anak menggendong ibunya ke tengah hutan dengan penuh kebencian. Hutan yang lebat dan berbahaya. Sepanjang perjalanan, sib u hanya terdiam sambil terus-menerus mematahkan ranting-ranting kecil di sepanjang jalan.<br />Sesampainya ditengah hutan, sianak tersenyum penuh kemenangan. Seseorang yang selama ini merepotkan dan membuatnya malu akan segera hilang dan terbuang, pikirnya.<br />“Kita sudah sampai, Bu.” Katanya dingin<br />“Aku akan meninggalkanmu disini.”<br />Si Ibu mengangguk lemah.<br /><br /><br />Diam-diam ada perasaan sedih menyelinap dihati si anak ketika mengucapkan kalimat terakhirnya. Entah kenapa ia menjadi setega ini kepada ibunya sendiri.<br />Si Ibu mengangguk pelan, lalu dengan tatapan penuh kasih ia berkata, “Nak, Ibu sangat mencintai dan mengasihimu. Kaulah kecintaanku, yang akan kusayangi sampai aku mati. Sejak kau kecil, Ibu memberikan semua kasih sayang. Dan untuk itu semua, Ibu tak akan meminta balasan apapun, sedikitpun darimu.”<br /><br />Si anak berusaha menahan dirinya, ia berusaha membuang sedikitpun perasaan yang membuatnya iba. Ia memalingkan wajahnya.<br /><br />“Pergilah, Nak.” Kata si ibu dengan suara berat dan hampir terisak, “Ibu tidak ingin kau tersesat saat kau pulang nanti dan mendapat kecelakaan di jalan. Hutan adalah tempat berbahaya. Maka sepanjang perjalanan tadi, Ibu mematahkan ranting-ranting kecil ini, agar kau pulang dengan selamat. “ujarnya<br /><br />Si anak terkesiap heran. Si anak menatap wajah ibunya yang tua dan keriput, ada sesuatu yang hadir diantara dirinya dengan ibunya. Hingga ia tak kuasa menahan tangisnya. Hatinya seolah hancur, kenapa ia begitu tega membuang dan melukai ibu yang begitu mencintainya? Lututnya ambruk ketanah, dan ia bersujud sambil menangis meraung-raung di kaki ibunya. Sejak saat itu, ia bersumpah untuk merawat ibunya sampai mati. Dengan segala yang terbaik yang ia miliki.<br /><br /><br />Itulah sepenggal kisah antara ibu dan anaknya. Ah, apakah aku terlalu banyak omong. Sepertinya kau sudah bosan membacanya. Uhmm, baiklah. Aku hanya ingin menyampaikan satu pesan. Sayangilah ibumu dan ayahmu seperti mereka menyayangimu sejak kecil. Ciumlah tangannya setiap kali kau hendak pergi. Doakan ia dalam setiap shalat-shalatmu. Telponlah dia ketika kau tak sempat bertemu dalam waktu dekat. Jangan buat ia khawatir. Jadilah anak kebanggaannya. Berikanlah hal terbaik yang kau punya. Jangan pernah membuatnya menangis karena ulahmu, karena tingkahmu. Ikutilah setiap kebaikan, dengarkanlah getar-getar kebaikan dan berusahalah menjauhi keburukan-keburukan. Selamat menikmati alam kebaikan yang pastinya akan membawamu pada keberkahan hidup ini. <br /><br /><br />Selamat tinggal. Semoga kelak kita bisa berbincang-bincang kembali. Aku harus pergi. Mengabarkan hal ini kepada orang lain yang mau mendengarkan. Terimakasih sudah bersedia menyediakan waktu untuk membaca suratku ini. Oya, kalau kau ingin menghubungiku, kita bisa berbincang di dunia maya. Kau pikir, aku tidak punya fesbuk? Haha, aku bahkan juga menulis surat ini di buku wajah itu. Aku bahkan telah menceritakan tentang dunia fesbuk yang sudah menyihir jutaan manusia didunia ini untuk terhubung di jejaring sosial itu, kepada janin yang ada di dalam rahim suci perempuanku. Silahkan kirim pesan ke emailku, kalau kau punya pertanyaan atau sekedar menyapaku: bara.zenith@gmail.com, itu alamat emailku. Kau juga boleh meng-add ku disana. <br /><br /><br />Bara Shafiyyah , ~Utusan dari Pengabar Alam Rahim~<br /><br /> </span>Nurbanihttp://www.blogger.com/profile/12367465726672670540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2330589106143109379.post-37151966150928077012011-06-25T16:17:00.001+07:002011-06-25T16:20:21.873+07:00H Plus 2+3 Meritnya sayaHari kedua menikah<br /><br />Pagi-pagi, pas saya lagi asyik2nya bermesraan sama laptop saya, ada sms masuk di HP. Dari kakak saya yang pertama<br /><br />“Amah, udah buatin air minum dan sarapan buat suaminya?”<br /><br />Deg… Haddohh, baniiiii… stupid alaipid wasaipid dahhh<br />Dengan muka bego, saya termenung membaca sms itu. Iya ya, baru mikir, kan aku dah jadi istri, mustinya nyiapin sarapan ya buat suami. Tak sampai 1 menit, saya langsung turun ke lantai bawah, ambil gelas, menuangkan secangkir kopi susu yang sudah mama buat di bawah( hehe, jd gak perlu capek-capek buat khan?) plus cemilan dan kue-kue buat sarapan sang suami. Duh,,, lega.. akhirnya gak malu-malu banget sama dia ( untungnya diingetin sm kakakku.. thanks ya mbak Sida..) gak asik kan, hari kedua jadi istri, malah gak ngerti ama tugasnya sendiri…..Ahiak~ahiakk…<br /><span class="fullpost"> <br /><br />Hari ketiga menikah.<br /><br /><br />Pas mau mandi, daku liat pakaian suami terendam di tempat cucian. Adduhhh… menepuk jidat sambil geleng-geleng kepala. Ternyata tugas istri kan juga harus ngurus pakaian suami ya. Ya ampun, ada 5 menit kali saya keluar dari kamar mandi, cuma mikirin daftar pekerjaan yang sebaiknya dilakukan ketika sudah berstatus jadi “Istri”. <br /><br /><br />Hari-hari setelahnya, udah bisa di tebak kan? Hehe, saya mulai mahir lah jadi istri. Sudah beli buku-buku resep masakan, majalah seputar keluarga, silaturahim sm keluarga dan kawan yang sudah menikah, buat dapet pelajaranlah. Gitu ceritanya…<br /><br /><br />Ya gitu deh pemirsa. Padahal dulu2nya pas blm merit, udah tau juga tugas2 istri itu apa ajah. Aneh aja, baru nyadar pas udah nikah gitu. Abisnya, rasanya sedikit aneh, yg dulunya kita bertahun-tahun ngurus diri sendiri, itu pun masih gak genah. Sekarang harus nambah 1 urusannya… deuuu..<br />Yang dulunya kemana-mana terserah diri melangkah, sekarang kudu ijin dulu ma suami.. pokoknya beda deh.<br /> </span>Nurbanihttp://www.blogger.com/profile/12367465726672670540noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2330589106143109379.post-26672576458250623692011-06-25T16:10:00.001+07:002011-06-25T16:13:33.698+07:00H Plus Satu Pernikahan Saya11 Juli 2010<br /><br />Perempuan itu menatap si lelaki dari pantulan cermin yang berada tepat di depannya. Mereka bercanda, tertawa, dan tampak masih malu-malu. Sepertinya sedang bahagia. Tentu saja, karena mereka baru saja mengikat tali cinta mereka dalam sebuah ikatan suci bernama “Pernikahan”. Pikirannya melayang pada moment yg baru saja berlalu, akad nikah tadi pagi masih menyisakan getar di hatinya. Bagaimana tidak, beberapa saat yang lalu, ketika” ijab kabul” di perdengarkan kepada penduduk langit dan bumi. Dua kalimat sederhana yang merubah segalanya. Sejak itu, menjadi halal-lah apa-apa yang sebelumnya di haramkan. Detik itu juga, si perempuan berubah status dari seorang gadis menjadi seorang istri. Tak luput si lelakipun, akan berubah statusnya menjadi seorang suami. Masing-masing punya tanggung jawabnya. <br /><span class="fullpost"> <br />Begitu sakralnya, sehingga dengan sangat indah Allah mengabadikannya dalam AlQur’an sebagai “mitsaqan ghalidzha [perjanjian yang kuat]. Hanya tiga kali kata ini disebut dalam al-Quran. Pertama, ketika Allah membuat perjanjian dengan Nabi dan Rasul Ulul ‘Azmi [QS 33 : 7]. Kedua, ketika Allah mengangkat Bukit Tsur di atas kepala Bani Israil dan menyuruh mereka bersumpah setia di hadapan Allah [QS 4 : 154]. Dan Ketiga, ketika Allah menyatakan hubungan pernikahan [QS 4 : 21]. <br /><br /><br />Subhanallah… berkali-kali tasbih, tahmid, tahlil, takbir, terucap seusai akad!! Sebuah perjanjian yang menghalalkan keduanya, yang berjanji untuk beribadah kepada Allah, untuk saling mengasihi dan menghormati, saling mencintai dan menghargai, untuk saling menguatkan, saling menasehati, saling setia dalam suka dan dalam duka. Mencintai kelebihannya sekaligus kekurangannya. Saling melindungi dan menutupi aib, saling merindu dan mengasihi…<br /><br /><br />Perempuan itu masih menatap si lelaki. Dalam hatinya, ia memohon kepada Tuhan agar diberi kekuatan cinta dalam mengarungi biduk rumah tangga. Agar si lelaki, yang menjadi imamnya saat ini dan sampai nanti, tetap mencintainya… lagi dan lagi. Terus menerus begitu..<br /><br /><br />Hmm, jadi inget, di blog seorang kawan pernah mengutip kata-kata dari seorang Jalaluddin Rumi (penyair dan tokoh sufi terbesar dari Persia):<br /><br />Di mata orang bijak, langit adalah laki-laki dan bumi adalah perempuan; bumi memupuk apa yang telah dijatuhkan langit.<br /><br />Apabila bumi kekurangan panas, langit mengirimkannya; apabila ia kehilangan embun dan kesegaran, langit memperbaruinya.<br /><br />Langit berkeliling, laksana seorang suami yang mencari nafkah demi istrinya. Sedangkan bumi sibuk mengurus rumah tangganya; ia merawat yang lahir dan menyusui apa yang telah ia lahirkan.<br /><br />Anggaplah bumi dan langit sebagai makhluk yang dianugerahi kecerdasan, karena mereka melakukan pekerjaan makhluk yang memiliki kecerdasan.<br /><br />Jikalau pasangan ini tidak merasakan kebahagiaan antara satu dan lainnya, mengapa mereka melangkah bersama laksana sepasang kekasih yang saling mencinta?<br /><br />Tanpa bumi, bagaimana bunga dan pepohonan akan tumbuh? Lalu, air dan panas langit akan menghasilkan apa?<br /><br />Karena Tuhan meletakkan gairah dalam diri lelaki dan perempuan, maka lewat persatuannya dunia terselamatkan<br /><br /><br /> </span>Nurbanihttp://www.blogger.com/profile/12367465726672670540noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2330589106143109379.post-76714958636330955612011-06-25T16:03:00.000+07:002011-06-25T16:07:39.824+07:00H min Satu Pernikahan SayaJumat, 9 Juli 2010<br />Jam dinding tepat di 20.17. Saya sendirian. Dikamar pengantin. Semua sibuk mempersiapkan pesta pernikahan saya yang akan dilaksanakan besok (Sabtu, 10 Juli 2010). Saya melihat kesibukan mereka satu persatu. Di luar, kaum bapak sibuk memasang tenda. Di ruang tengah, kaum remaja sibuk membuat manggar, di dapur kaum ibu sibuk mengiris bawang, memotong daging, menggoreng, memanggang. Semua bekerja, semua sibuk. Sejenak, saya tersenyum, bahagia. Senang. Senang sekali rasanya. Saya memberikan senyum terbaik kepada setiap orang yang saya temui baik didapur, di teras, di ruang tengah. Bersyukur, Allah mengaruniakan kepada saya keluarga yang utuh, saudara-saudara yang peduli, teman yang menyayangi saya. <br /><span class="fullpost"> <br />Esok, adalah hari bersejarah bagi saya. Sebuah episode kehidupan yang sebagian besar pasti dilalui tiap manusia. Menikah. Lalu apa yang membedakannya? Proses. Ya, proses mereka menikah dan bagaimana mereka menjalani hidup bersama. Konon, semakin dekat kita dengan seseorang, semakin mudah kita menyakiti dan melukainya. Kedekatan secara emosional adalah alasan yang tepat. Mungkin. Ini mungkin loh. Maka, saya memohon kepada Allah dalam tiap-tiap sujud, agar esok, setelah kami resmi menjadi suami istri, kami mampu mengawali kehidupan kami yang baru dengan cahaya kasih yang melimpah. Agar Allah membentangkan jalan rahmat-Nya disetiap langkah yang kami tempuh. <br /><br />Rabb... Bimbing kami agar semakin mengimani-Mu. Berikan kami kekuatan disetiap cobaan, beri kami kesabaran dalam menghadapi segala suratan takdir-Mu. Beri kami kelapangan hati di setiap kesempitan hidup. Tak sedikitpun kekuatan yang kami miliki, kecuali Engkau memberikannya. Limpahkan kami keluhuran budi dan keindahan akhlak.<br />Tuhan yang Maha Baik, beri kami kebaikan di setiap jenak kehidupan kami. Karuniakan kepada kami rasa cinta dan kasih sepanjang hidup kami. Berkahi setiap keputusan yang kami ambil. Limpahkan kepada kami kekuatan untuk saling memberi dan memaafkan, saling mengerti dan mendengarkan. Lengkapi rasa cinta kami dengan kehadiran anak-anak yang Kau titipkan kepada kami kelak. Jadikan mereka anak-anak soleh dan solehah, yang tahu siapa Tuhannya, yang mampu memberikan segala yang terbaik untuk agamanya, untuk orangtuanya, untuk tanah airnya. Hiasi akhlak kami dengan akhlakul karimah. <br />Allah yang Maha Mengetahui Segala yang ghaib, tak sedikitpun kekuatan yang kami miliki untuk menyingkap takdirmu, untuk meraba masa depan. Yang kami bisa lakukan hanyalah sebuah rencana. Bahkan itu pun seringkali salah langkah. Maka, bimbing kami ya Rabb, beri kami kecerdasan dalam mengambil keputusan untuk masa depan kami. Amin..<br /><br /><br /> </span>Nurbanihttp://www.blogger.com/profile/12367465726672670540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2330589106143109379.post-27001585666131889722011-06-17T13:52:00.000+07:002011-06-17T13:57:17.016+07:00Kehadiran Calon MenantuMalam itu, malam yang mendebarkan bagi saya. Hari Sabtu, tanggal enam maret duaribu sepuluh. Seorang lelaki sederhana berniat bertandang ke rumah saya. Awalnya saya gak nyangka, kalo dia serius mau silaturahim ke orang tua saya, memperkenalkan diri sebagai kandidat calon menantu Ayah saya. Hehe...<br /><br />Sebetulnya sudah lama sih dia menyatakan “cinta” nya itu :D, cuma masih mikir, investigasi, nanya sana sini, berbagai pertimbangan, de es be (wakss!!), dan berbagai penelitian lainnya (ggrrhhhhh..!!)<br /><br /><span class="fullpost"> Nah, ketika untuk kesekian kalinya, dia bertanya lagi, apakah saya mau jadi istrinya.. Hm, jadi langsung saja saya bilang, kalo’ mau nembak cewek itu, kudu sama orang tuanya langsung, Gentleman gitu dey! <br /><br />Dengan asalnya saya ngomong gituh ke dia. Eh, beberapa hari kemudian, dia sms kalo dia mau silaturahim sama keluarga saya.. Matilah saya, bingung gak bisa bilang apa2, sudah terlanjur mempersilakan dirinya untuk main kerumah. <br /><br />Nah, tepat hari sabtu tanggal 6 Maret 2010, pas malam minggu, untuk pertama kalinya dia maen kerumah saya, dan langsung bawa ayah, abang dan adeknya yg cowok (untungnya gak bawa kucingnya dia yg juga kebetulan berjenis kelamin jantan..Huehuehue…). <br /><br />Hati kebat-kebit.. biasanya yg maen kerumah saya mah banyak temen perempuan aja, kalo ada yg cowok, paling kawan 1 organisasi, atau cowok yg lagi PDKT sm saya..hihihi..<br /><br /><br />Tidak ada obrolan istimewa, apalagi yang berhubungan sama rencana menikah. Pertemuan itu pure hanya silaturahim biasa. Pun, saya katakan sm dia, tunggu jawaban dari orang tua, apakah mereka setuju kalo saya menikah sama dia.<br />Singkat cerita, keluarga kami menyetujui, dan proses lamaran pun dilaksanakan tepat 3 minggu setelahnya, hari Sabtu 27 Maret 2010. Pas malem minggu juga tuh. <br /> </span>Nurbanihttp://www.blogger.com/profile/12367465726672670540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2330589106143109379.post-58701481814512920012011-05-29T02:35:00.002+07:002011-05-29T02:39:47.347+07:00After MidnightBangun jam 1. Ampe jam 3 mata masih melek. So, sembari membuka laptop dan membaca beberapa blog kawan2, saya sempet-sempetin cium2 suami yg lagi tertidur pulas. Kecapean setelah pulang silaturahim kawan 1 liqoan nya. Hehe<br /><br />Well, sebetulnya gak ada yang spesial.<span class="fullpost">saya cuma penasaran. Kok blog saya tidak lagi bisa menampilkan perintah "See more". Padahal sudah saya setting dari dulu. So, malam ini begadang buat ngutak-ngatik blog saya, supaya bisa terisi lagi kayak dulu.<br /><br />Jujur, saya kangen ngeblog kayak dulu lagi... </span>Nurbanihttp://www.blogger.com/profile/12367465726672670540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2330589106143109379.post-39034834581773425192010-02-05T20:56:00.004+07:002010-02-06T10:36:24.775+07:00Kisah Tanpa Judul*Kisah Tanpa Judul*<br /><br />Kini, aku tak tau apa-apa tentangmu<br /><br />Kini, satu-satunya penghubung antara kau dan aku adalah masa lalu kita.<br /><br />Wangi parfum yang semerbak. Sepotong rindu dalam kotak kenangan. <br />Handphone yang dihujani pesan singkat bernada kangen. <br /><br /><span class="fullpost"><br />Mungkin kini, kau juga sudah bahagia<br /><br />Mungkin kau juga lupa tentang kenangan kita<br /><br />Tapi, ingatanku kepadamu bersemayam disini. Tentangmu yang selalu datang setiap hari. Setiap hari. Hanya untuk melihatku dari dekat. Memintaku berada disisimu seharian. Menelponku setiap kali kau ingin dengar suaraku. Mengirimiku pesan singkat tentang cintamu padaku. <br /><br /><br />Ya, itu memang hanya masa lalu kita. <br />Dulu. Dulu sekali, kau pernah bertanya<br />“Mengapa kau tertarik padaku?”<br />Berkali-kali kau tanya begitu padaku. <br /><br />Padahal, aku tak pernah meragukan pilihanku padamu. Bahkan ketika masa lalumu hadir dalam hubungan kita. Kau tau? Aku berusaha menahan kesakitan ini, tiap kali ia hadir mencoba menjauhkanku dari cintamu. <br /><br />Aku seperti menghitung mundur untuk sesuatu yang kutakutkan selama ini. Jauh darimu. Jauh dari kasihmu, dari perhatianmu. Saat kau sudah tak lagi menghiraukan pesan singkat yang kukirim. Kau membalasnya, tapi lebih banyak bernada tak enak. Pertemuan kita, tak menghasilkan apa-apa. Ketika kita ingin membicarakan apa yang terbaik untuk kita, kau pun menjauh. Jauh dariku. Hingga kita seperti tak saling mengenal. Dingin. Beku seperti batu es. Keras seperti karang dilaut. <br /><br /><br />Ketika aku mendapatimu di sebuah tempat. Ya, aku ingat betul, bukankah tempat itu adalah awal pertemuan kita? Ketika itu, kau hanya tersenyum, tapi tak ada sedikitpun suaramu menyapaku. Tak berselang lama, aku pun pamit. Air mataku sudah menggenang di pelupuk mata dan menganak sungai ketika secepat mungkin aku pamit dari hadapanmu. <br /><br />Aku ingin menyapamu<br /><br />Ingin menanyakan kabarmu<br /><br />Ingin menanyakan aktivitasmu <br /><br />Ingin menanyakan bagaimana perasaanmu setelah kita berjauhan? <br /><br />Setelah lama kita tak saling menyapa<br /><br />Aku juga ingin mendengar kisah perjalananmu selama ini<br /><br />Mungkin, kau sudah berganti hati sekarang<br /><br />Aku juga tak tau<br /><br />Ketika kau memilih untuk jauh dariku<br />Apa itu karena salahku ataukah salahmu?<br />Ataukah keadaan yang membuat kita jadi seperti ini?<br />Atau memang tak ada yang patut disalahkan?<br /><br /><br />Ketika aku memutuskan untuk tak lagi mengingatmu, justru ingatan2ku kepadamu semakin berloncatan dari benak dan pikiranku. Satu-persatu potongan-potongan kenangan itu keluar dan memintaku untuk menyusunnya kembali menjadi rangkaian indah kehidupan yang pernah kita rancang bersama. Semestinya, kita bisa lebih kuat terhadap apapun yang menjadi penghalang bangunan cinta yang sudah kita bangun selama ini. Semestinya....<br /><br /><br />*Terinspirasi dari lagunya Clay Aiken, ni liriknya ya.. Buat yang seneng sama lagu-lagu lama.. hehe..<br /><br />Right Here Waiting <br /><br />Oceans apart, day after day<br />And I slowly go insane<br />I hear your voice on the line<br />But it doesn't stop the pain<br /><br />If I see you next to never<br />But how can we say forever<br /><br />Wherever you go, whatever you do<br />I will be right here waiting for you<br />Whatever it takes or how my heart breaks<br />I will be right here waiting for you<br /><br />I took for granted, all the times<br />That I thought would last somehow<br />I hear the laughter, I taste the tears<br />But I can't get near you now<br /><br />Oh, can't you see it, baby<br />You've got me goin' crazy<br /><br />Wherever you go, whatever you do<br />I will be right here waiting for you<br />Whatever it takes or how my heart breaks<br />I will be right here waiting for you<br /><br />I wonder how we can survive<br />This romance<br />But in the end if I'm with you<br />I'll take the chance<br /><br />Oh, can't you see it, baby<br />You've got me goin' crazy<br /><br />Wherever you go, whatever you do<br />I will be right here waiting for you<br />Whatever it takes or how my heart breaks<br />I will be right here waiting for you<br /><br />Waiting for you<br /><br /><br /> </span>Nurbanihttp://www.blogger.com/profile/12367465726672670540noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2330589106143109379.post-2995778188776568922009-07-26T06:56:00.001+07:002009-07-26T06:57:32.240+07:00Jangan MenyerahTerinspirasi dengan obrolan with seorang wartawan, sehabis dia liputan di daerah pelosok di suatu kabupaten. Lalu, saya komentar begini, “Wah, berarti seorang jurnalis itu lebih terasah nuraninya ya. Karena seringkali melihat realita menyakitkan di depan mata”. Dia cuma senyam senyum sambil melihat saya. Ini juga salah satu alasan kenapa saya begitu senang berkenalan dan akrab dengan jurnalis. Sampe bela-belain nyari suami wartawan. Karena pasti pinter, cerdas, analisanya bagus. Tidak hanya banyak membaca buku, tapi banyak membaca realita. Haha.. alasannya spekulatif ya?. Tidak papa kan punya cita-cita begitu. Meski sering di ejek ama temen-temen. Bahkan ada yang komentar sadis begini, “Apa? Wartawan? Gak punya masa depan!”.. Hua ha ha, saya tertawa sejadi-jadinya menanggapi komentar teman saya itu. <span class="fullpost"><br /><br />Jangan Menyerah<br />oleh: d Masiv<br /><br />Tak ada manusia<br />Yang terlahir sempurna<br />Jangan kau sesali<br />Segala yang telah terjadi<br /><br />Kita pasti pernah<br />Dapatkan cobaan yang berat<br />Seakan hidup ini<br />Tak ada artinya lagi<br /><br />Reff 1:<br />Syukuri apa yang ada<br />Hidup adalah anugerah<br />Tetap jalani hidup ini<br />Melakukan yang terbaik<br /><br />Tak ada manusia<br />Yang terlahir sempurna<br />Jangan kau sesali<br />Segala yang telah terjadi<br /><br />Back to: Reff 1<br /><br />Reff 2:<br />Tuhan pasti kan menunjukkan<br />Kebesaran dan kuasanya<br />Bagi hambanya yang sabar<br />Dan tak kenal putus asa<br /><br />Bridge:<br />Jangan menyerah (6x)<br /><br />Back to: Reff 1 & Reff 2<br /><br />Coda:<br />Dan tak kenal putus asa (2x)<br /><br /><br />Terinspirasi dengan obrolan with seorang wartawan, sehabis dia liputan di daerah pelosok di suatu kabupaten. Lalu, saya komentar begini, “Wah, berarti seorang jurnalis itu lebih terasah nuraninya ya. Karena seringkali melihat realita menyakitkan di depan mata”. Dia cuma senyam senyum sambil melihat saya. Ini juga salah satu alasan kenapa saya begitu senang berkenalan dan akrab dengan jurnalis. Sampe bela-belain nyari suami wartawan. Karena pasti pinter, cerdas, analisanya bagus. Tidak hanya banyak membaca buku, tapi banyak membaca realita. Haha.. alasannya spekulatif ya?. Tidak papa kan punya cita-cita begitu. Meski sering di ejek ama temen-temen. Bahkan ada yang komentar sadis begini, “Apa? Wartawan? Gak punya masa depan!”.. Hua ha ha, saya tertawa sejadi-jadinya menanggapi komentar teman saya itu. <br /><br />Anyway bushway, lagu ini hadir ketika saya merasa lelah dengan segala yang saya peroleh selama ini, Lika liku jalan hidup saya, berpisah dari orang tua, cita-cita saya yang segudang itu, cobaan di tempat kerja, menuntut kesabaran lebih. Sebuah lagu akan bermakna jika yang mendengarkan merasakan hal yang sama dengan lirik lagunya. Sebuah lagu bisa jadi inspirasi bagi yang mendengarkan. Menjadi lebih baik atau sebaliknya. Lagu ini buat saya semangat. Semangat bekerja, semangat berkawan, semangat membantu sesama, semangat mensyukuri segala yang Allah berikan. Orang tua yang begitu mencintai dan menyayangi saya, sampai-sampai di telpon mulu, maklum, anak gadis tinggal sendiri, ^_^…Bersyukur atas nikmat yang tak terhitung banyaknya. Indra yang lengkap, mata, telinga, lidah, kulit, hidung, dan masih banyak lagi nikmat yang lain-Nya. Kalaulah pohon menjadi pena, dan lautan menjadi tinta untuk menuliskan nikmat-Nya, takkan pernah habis tertulis. Sepakat? Saya rasa semua akan meng-iya kan. Bahasanya ESQ nih, anggukan universal, bahwa ada sesuatu di luar diri manusia yang lebih besar dan lebih kuasa, Dialah Allah, pemilik semesta alam, pemilik jagad raya. <br />Terima kasih d’masiv… dan terimakasih buat orang-orang terkasih di sekitar saya. Eh, saya mau list satu-persatu dulu ah, kawan2 yg buat saya jadi seperti sekarang ini, mau ngucapin makasihhhhhhhhhhhhh banged… buat bani jadi lebih dewasa, buat Bani ceriaaa selalu… arigato….jazakumullahu khairan katsira..^_^<br /><br />1. Teman2 di KAMMI, seperti eka, tati, sandy, bang hemri, bang Dede, bang aziz, reni, kak asma, kak astri, ummi, sahri, wawan, fitra, marhadi, doakan aku selalu istiqomah. Dan teman2 yg lain yang gak bisa di sebutin satu-satu...<br /><br />2. Teman2 wartawan, kak dian equator, kak uli TP, iin, wira, bang hasyim, pak asmadi, bang mahmudi equator, dan kawan2 yg lain lah<br /><br />3. Teman2 di ganesha operation: mb wita, kak ais, mb Na, mb desi, icha, dian, ros, sari, lika dan pak Ch..hehe, piss boss! <br /><br />4. Teman2 di ptk barat: bang pram, kak mas, lisna, kak rara, ica, fitri, etc...banyak deh... ada 2000 lah..hehe..lebayyyy...<br /><br />5. Teman2 di LPS: akang, ratih, bang asmi, ripal.. *kitak kemane jak? :D<br /><br />6. Kawan2 blogger: fitri ozinuka, sahlah, ramdan, munim, kanada, wawan azhar, dan semuanya deh...<br /><br />7. Kawan penulis: bang martin siregar... just for you :)<br /><br />8. Kawan2 di FKIP dulu, mathematic ranger angkatan 2003, kawan2 di tarbawi, di HIMMAT, di BEM FKIP<br /><br />9. Kawan2 di SMP 9 Singkawang : Bu novi, kak dede, mb dani, mb ary, okta, kak nana, kak ita... harus sabar menghadapi musibah di sekolah.<br /><br />10. Kawan2 di fesbuk. i love u all...muachhh...^_^<br /><br /><br /><br /></span>Nurbanihttp://www.blogger.com/profile/12367465726672670540noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2330589106143109379.post-19196123530431053142009-06-15T17:08:00.001+07:002009-06-15T17:33:43.669+07:00Dragon Sakura<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0HMJ1PdeMTRz4ZpAj_tybTRk0TOUYoXJ6OjxG_lqoCjvi7p0NfJPCLmpwUlXllnHlRAdkP2GVHshjbt-KlpP7_85k34wlCK6pn2_9DQyNiWogLeUu1asf6pSztRiwbXYpS8xAQ38bPAQ/s1600-h/008.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 320px; height: 203px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0HMJ1PdeMTRz4ZpAj_tybTRk0TOUYoXJ6OjxG_lqoCjvi7p0NfJPCLmpwUlXllnHlRAdkP2GVHshjbt-KlpP7_85k34wlCK6pn2_9DQyNiWogLeUu1asf6pSztRiwbXYpS8xAQ38bPAQ/s320/008.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5347500433155652066" border="0" /></a><br />DRAGON SAKURA<br /><br />Karakter tokoh:<br />1. Sakuragi Sensei : Seorang pengacara, dulunya mantan anggota geng balap. Dia menyiapkan murid2 sekolah Ryuuzan dengan rata-rata 36 untuk memasuki universitas bergengsi di Jepang<br />2. Ino – Chan : Guru bahasa inggris di Ryuuzan. Satu2nya guru yang peduli dengan nasib dan masa depan anak didiknya<br />3. Yajima Kun : murid pertama kelas khusus yang di siapkan untuk memasuki Todai.<br />4. Ogata - Kun : cowok cakep yang lucu, memiliki ayah yang begitu angkuh dan tak menghargai setiap usahanya. Jadi, nih cowok benci banget ama bokapnya.<br />5. Kousaka - San : Pacarnya Yajima. Ehehe… abisnya bingung mau nulisin karakternya<br />6. Kobayashi : Cewek paling childish dan paling lucu di antara 6 murid kelas khusus<br />7. Okuno – Kun : Cowok yang selalu di remehkan oleh keluarganya bahkan oleh saudara kembarnya yang bersekolah di Shuumeikan (SMU nomer 1 di Jepang). Polos, dan begitu baik pada siapapun.<br />8. Mizuno – San : cewek, anak yatim, yang harus membantu ibunya mengurus restoran.<br /><br /><br />Pernah nonton dragon sakura? Kalo pernah, gak papa kan saya ceritakan ulang dalam bentuk tulisan. Kalo gak pernah, atau baru denger sekarang, ini kesempatan bagi saya untuk berbagi bersama para pemirsa dan pembaca sekalian. Hehe….Cerita berseri asal negri sakura ini menceritakan tentang seorang pengacara bernama Sakuragi, seorang mantan anggota geng balap. Dia mendapat tugas untuk menangani sekolah Ryuuzan yang kemungkinan akan segera bangkrut. Karena manajemen yang tidak bagus dari sekolah. Selain itu, Sekolah Ryuuzan juga memiliki seorang Direktur (Kepala Sekolah) yang korup. Huhh…. Apa aja yang bisa di korup dari sekolah, maka niscaya akan di manfaatkannya. Hobynya? Shoppinggggggggg… cape dehhh.<br /><br /><span class="fullpost"><br /></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEic1zhUwVWbVPH7NpX4Kq5WRroTtDEuk40YD0k8YVfIybWRZlQg-0XKYR5PbiOwVPa09CXR9VXEuyvBGhTR80up05baP0dMbOI8XPLnGlvESwrlkqKZ9kS5J2pLY54rn2kfC1ZFd9f5JZA/s1600-h/Dragon+Sakura.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 286px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEic1zhUwVWbVPH7NpX4Kq5WRroTtDEuk40YD0k8YVfIybWRZlQg-0XKYR5PbiOwVPa09CXR9VXEuyvBGhTR80up05baP0dMbOI8XPLnGlvESwrlkqKZ9kS5J2pLY54rn2kfC1ZFd9f5JZA/s320/Dragon+Sakura.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5347499318856397746" border="0" /></a><br /><span class="fullpost">Sekolah Ryuuzan adalah salah satu sekolah tingkat menengah atas yang terkenal dengan kebodohan muridnya. Average test nya ajah cuma 36 dari 100. Haha….. universitas mana yang akan menerima siswa dengan nilai di bawah rata-rata? Jadi, sisw</span><span class="fullpost">a lulusan di Ryuuzan selalu di anggap remeh, di pandang sebelah mata. Setiap kali seorang siswa mengatakan bahwa dia berasal dari sekolah Ryuuzan, maka jangan harap orang akan bersikap hormat, yang ada adalah cemoohan. Jadi, gak ada yang bisa di banggakan di sekolah tersebut.<br />Nah, Sakuragi di tantang untuk menyelesaikan kasus Ryuuzan. Dia merenung, langkah apa yang harus di lakukan. Dia memutuskan akan mempertahankan sekolah Ryuuzan. Dengan metode pembelajaran yang sama sekali berbeda dengan biasanya. Ia ingin menjadikan sekolah Ryuuzan menjadi sekolah favorite 5 tahun kedepan. Tahun pertama, dia berjanji akan meloloskan 5 siswa Ryuuzan untuk masuk ke TODAI (Tokyo Daigaku) atau Universitas Tokyo. Dan drama ini menceritakan keajaiban-keajaibannya.<br /></span><br /><span class="fullpost"><br />Todai adalah universitas nomor 1 di Jepang. Semua orang ingin masuk Todai. Universitas bergengsi ini memiliki ujian masuk yang sangat ketat. Ide Sakuragi Sensei sontak mendapat cemoohan dan tertawaan dari para guru di Sekolah Ryuuzan. Banyak yang tidak percaya dan mengatakan ini adalah suatu hal yang mustahi. Takkan mungkin terjadi dengan usaha apapun. Dan yang mengherankan lagi, para guru ini berusaha menggagalkan Sakuragi Sensei untuk membuat kelas khusus bagi para siswa yang menjadi target akan diluluskan ke TODAI. Duh..aneh-aneh aja deh gurunya…..dan mereka berharap bahwa Sakuragi akan segera angkat kaki dari sekolah Ryuuzan.</span><br /><span class="fullpost"><br /><br />Pelajaran moral nomor 1: ternyata ada banyak orang di sekitar kita adalah pembunuh mimpi-mimpi kita, tanpa kita sadari, orang-orang terdekat kita bahkan meremehkan kemampuan yang kita punyai. Mereka melemahkan semangat kita. Tak terkecuali guru-guru di sekolah, yang terlalu underestimate terhadap kemampuan anak-anak didik mereka. Bahkan ADA juga guru yang merasa menang, ketika nilai para murid rendah, itu karena menjadikan mereka berarti dan merasa di butuhkan. Haddohhh…kok masih ada ya guru yang begitu, dan jangan dikira gak ada lho guru yang seperti itu. Artinya, mereka gak mau kalah, selalu ingin menang, selalu ingin jadi yang terhebat, gak mau di kalahin sama murid. Yah, bukan manusia pembelajarlah pokoknya….</span><br /><br /><br /><span class="fullpost">Nah, apa yang pertama dilakukan oleh Sakuragi Sensei? Hal pertama adalah meyakinkan para siswa agar ada yang mau memasuki kelas khusus yang di ciptakan bagi calon-calon mahasiswa TODAI? Actually, they have low motivation in learning. Its too bad. So, langkah pertama yang di lakukan Sakuragi adalah melihat semua data para murid-murid dan menyortir nya sehingga didapatlah seorang target. Tidak hanya data dari sekolah, tapi Sakuragi juga menelusuri kehidupan siswa tersebut. Ia malah memilih siswa-siswa yang memiliki masalah dengan keluarga, atau masalah keuangan. Dan akhirnya, didapatlah seorang murid pertama yang akan menjadi siswa kelas khusus, ia bernama Yajima Kun. Seorang pemuda yang hidup bersama </span><span class="fullpost">ibunya, ditinggal ayahnya yang brengsek dan meninggalkan hutang yang banyak. Jadi, si Yajima ini berniat untuk berhenti sekolah dan memutuskan untuk membantu ibunya yang di lilit hutang yang begitu banyak dan takkan terbayar, meski Yajima bekerja sebagai kuli setiap hari. Sakuragi menemui Yajima dan memintanya untuk menjadi murid di kelas khusus. Kontan Yajima menolak. Yah, ibaratnya, impossible gitu lho, kalo dia bakalan lulus ke Todai. Tapi, dengan trik yang jitu, Sakuragi “membeli” hidupnya Yajima, dengan syarat dia mau menjadi murid kelas khusus. Apa itu? Sakuragi melunasi hutang-hutang ibunya Yajima. Dan yajima akhirnya bersedia menjadi murid pertamanya. Yajima pun menghentikan aktivitasnya sebagai salah satu anggota band di sekolah. Sontak teman2 satu band nya kaget. Dan y</span><span class="fullpost">ang utama, Yajima selalu teringat kata-kata Sakuragi, bahwa orang bodoh akan terus di bodohi. Bekerja pun tak akan sesuai dengan gaji yang akan diperoleh. So, u must enter Todai!! Karena masyarakat akan lebih menghormati orang yang berpendidikan tinggi.<br /><br /></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkGfKujXjwLNe1ZIRmT1_fpM8GfJhD1DJZVHPGH0t8nqanBdW-HloamzWDCNDURJpP-6wDvOOnJcDFMP9svACk6Hq2xqdFbEnbYQrNhYBktkOAWbNpmwhEtFWCennXuJlIuEEreFcvC2E/s1600-h/dragon+1.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 249px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkGfKujXjwLNe1ZIRmT1_fpM8GfJhD1DJZVHPGH0t8nqanBdW-HloamzWDCNDURJpP-6wDvOOnJcDFMP9svACk6Hq2xqdFbEnbYQrNhYBktkOAWbNpmwhEtFWCennXuJlIuEEreFcvC2E/s320/dragon+1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5347499713853093874" border="0" /></a><br /><span class="fullpost"><br />Eng ing eng..tibalah hari pertama untuk kelas khusus, Yajima pun datang ke sekolah. Tak lama berselang, 3 orang berikutnya yang tak lain adalah teman band nya, yaitu Kousaka, Ogata dan Kobayashi, menjadi murid di kelas khusus. Berarti sudah 4 orang. Sakuragi harus mencari lagi 1 orang, agar genap 5 orang. Pilihannya jatuh pada Mizuno. Susah payah Sakuragi membujuknya agar mau menjadi siswa di kelas khusus. Ohya, satu lagi, Sakuragi ini orangnya keras, dan dalam menyadarkan orang akan kesalahannya, dia akan bersikap sedingin mungkin, sehingga orang itu menyadari sendiri kesalahannya. Pada Mizuno, ia mengatakan, bahwa hidup kita akan berubah 180 derajat ketika berhasil memasuki Todai. Mizuno merasa tergugah, tentu saja ia tak mau menjadi pelayan di restoran ibunya seumur hidupnya. Ia ingin merubah takdir hidupnya. Ia ingin merubah anggapan orang-orang terhadapnya. Dan lengkaplah sudah, 5 siswa kelas khusus untuk memasuki Todai.<br /><br /><br />Pelajaran moral nomor 2: terkadang, setiap kita membutuhkan “tamparan” keras dalam hidup ini, agar menyadari bahwa apa yang kita lakukan, apa yang kita pikirkan tidak selamanya benar. Dan kita membutuhkan orang lain agar mampu menyadari kesalahan-kesalahan kita. Maka dari itu, bersiaplah menerima kritikan, jangan kebakaran jenggot kalo di sindir2. Hehe.. bersikap bijaklah, berjiwa besarlah. Karena orang-orang besar selalu berpikir besar.<br /><br /><br />Apa yang selalu di katakan oleh Sakuragi kepada 5 siswa kelas khusus? “All of you will enter TODAI”. Mereka selalu mengulang-ulang visi mereka. Hari demi hari berlalu. Guru-guru spesial di datangkan dengan teknik mengajar yang sangat mengasyikkan. Ngerjain soal matematika dengan main pingpong! Ngapalin rumus matematika dengan olahraga. Mereka jadi kayak main2 ajah. Intinya “Matematika itu adalah olahraga dan musik”. Pertama kali kita memegang alat musik, kita tak pernah tau bagaimana caranya. Tapi, apa yang kita lakukan. Latihan terus menerus bukan? Apa yang kita lakukan jika gagal memainkannya? Kita akan memperbaiki teknik permainannya bukan? Nah, itulah belajar. Berani mencoba! Berlatih terus tanpa ada kata menyerah. Nah, karena menarik sekali metode pembelajarannya, si cowok yang tampak bloon ini(hehe…) namanya Okuno, tertarik ingin masuk kelas khusus. Jadilah mereka ber-6 sekarang. Calon-calon mahasiswa Todai.<br /><br /><br />Hari demi hari berlalu. Semakin dekat dengan musim gugur, saat ujian musik Todai akan dimulai. Mereka sudah mulai bisa menguasai beberapa materi pelajaran yang di ujiankan. Jatuh bangun selama belajar sudah di rasakan oleh kelima siswa ini. Tapi, setiap kali mereka menyerah dan mengatakan, tak akan masuk Todai, setiap kali itu pula, Sakuragi Sensei selalu mengingatkan mimpi dan cita-cita mereka dan menjelaskan apa yang akan mereka dapatkan ketika berhasil memasuki universitas bergengsi itu.<br /><br /><br />Dan tibalah, ujian olok-olok masuk Todai (Kayak try out gitu dey). Kelima siswa tidak di persiapkan begitu matang. Mereka belajar seperti biasa. Tentu Sakuragi memiliki maksud dengan tidak memberi tambahan les lebih banyak kepada siswa2 ini. Satu hal yang selalu di ulang-ulang oleh Sakuragi dan di ikuti para siswa adalah “Ujian adalah sebuah dialog. Pertama, dialog dengan orang lain, kemudian dialog dengan diri sendiri”.<br />Finally, mereka selesai juga tes uji coba masuk Todai. Mereka kembali ke kelas. Dan hasil ujian mereka di nilai oleh para guru spesial dan Sakuragi sensei. Hasilnya?? Kelima siswa tersebut mendapat nilai E! artinya kemungkinan masuk Todai hanya 5 %. Hanya 1 orang yang mendapat D. Wah, gak bakalan ngira deh, dia adalah Okuno – Kun!!! Kalo dapet D, berarti kemungkinan masuk Todai adalah 20%. Tentu saja mereka kecewa yang sangat-sangat. Mereka merasa sudah belajar keras, siang dan malam. Sekali lagi, mereka memutuskan akan menyerah dan tak berniat lagi memasuki Todai.<br /><br /><br />Pelajaran moral nomor 3: Dengan membiarkan mereka belajar seperti biasa tanpa penambahan, sebenarnya Sakuragi Sensei ingin mengatakan, bahwa ujian coba2 bukanlah untuk mendapat nilai terbaik. Namun, ini justru cara terbaik agar mereka tahu, agar mereka memahami bahwa belajar normal saja tidak cukup!! Bahwa dengan ujian, mereka tau banyak hal sulit. Maka selesaikan lah dengan menang. Masih ada beberapa bulan sebelum musim gugur itu tiba. Yah,dalam ujian sekolah, hanya ada jawaban yang benar. Tapi dalam hidup ini, ada banyak jawaban yang benar.<br /><br /><br />Selanjutnya, selain masuk dalam kelas khusus dengan guru-guru yang spesial, Sakuragi Sensei juga mengundang para orang tua. Hal ini dilakukan untuk menciptakan suasana positif di keluarga. Agar mereka memberi dorongan positif dan motivasi kepada anak-anak mereka yang di persiapkan untuk memasuki Todai. Tapi, apa yang terjadi? Masing-masing orang tua dengan segala ke-ego annya merasa sudah mendidik anak dengan benar. Padahal selama ini, siswa-siswa ini tak pernah mendapat penghargaan akan setiap keberhasilan yang mereka lakukan. Selalu saja salah. Hhfff…..yang menarik adalah perkataan dari Sakuragi Sensei: ‘mengulangi perkataan yang di katakana oleh anak-anakmu adalah cara yang paling efektif untuk memperllihatkan bahwa engkau peduli, engkau menjadi pendengar yang baik bagi anak-anakmu”. Bukankah begitu? Seringkali orangtua tidak mempedulikan apa yang dikatakan oleh anak-anak mereka. Orang tua terkadang hanya mau di dengar, tapi tak mau mendengarkan.<br /><br /><br />Wah, panjang sekali tulisanku ini, hehe.. iya deh, ini yang terakhir nih. Pelajaran moral nomer 4 :<br />Jika kamu seorang guru dan mendapati murid-muridmu kelaparan di tengah laut, apa yang akan kamu lakukan? Apakah kamu akan mencarikan mereka ikan agar mereka tetap bertahan hidup?? Jika jawabanmu iya, maka ketahuilah, bahwa cara itu tidak selalu benar. Jika kamu mencarikannya ikan, akankah kamu lakukan itu selamanya? Sampai mereka tua? Tidak mungkin! Bukankah lebih baik mengajarkan mereka cara mencari ikan, di bandingkan mencarikan mereka ikan? Dengan mengajari mereka cara mencari ikan, kita mengajarkan kemandirian pada mereka. Mereka tidak akan bergantung pada kita. Guru yang baik adalah guru yang mengajarkan cara mencari ikan, bukan malah mencarikan mereka ikan. Terkadang, di dalam hati seorang guru, ada rasa menganggap remeh para murid dan kita tidak mengakui kemampuan mereka. Guru yang baik, meski muridnya tidak bisa mengerjakan sesuatu, akan mengajari mereka dan mempercayainya! Dan akan memberi mereka kebebasan untuk berekspresi!!<br /><br /><br />Finally, siapakah yang berhasil masuk Todai di antara 5 target tadi?? Hehehe… yang lulus masuk Todai cuma 3 orang: Okuno, Yajima dan Kousaka. Dan bagaimana dengan yang tidak lulus? Mereka sudah berlapang dada, mereka belajar kedewasaan, mereka takkan menyerah meski sudah gagal. Ogata dan Kobayashi memutuskan akan menjadi guru sejarah di almamater mereka (Ryuuzan) dengan teknik-teknik menghapal yang sudah mereka dapatkan. At last, letih nih ngetiknya. Udah capek, hehe…lebih seru nonton sendiri deh. Dan buat para guru, jadi guru tuh kudu gaul, keren, mau belajar banyak, mau rendah hati sama murid. Toh dengan rendah hati tidak merendahkan martabat seseorang. Justru itu meninggikan martabat serta menjadikan kita semakin bijak. Wah, jika semua guru berpikiran, bahwa MENGAJAR ADALAH AMANAH, niscaya wajah pendidikan Indonesia akan cerahhhhhhhhhhhh. Secerah mentari di pagi hari.<br /><br /><br /></span>Nurbanihttp://www.blogger.com/profile/12367465726672670540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2330589106143109379.post-44453817055613352172009-06-05T20:12:00.004+07:002011-12-16T16:08:44.036+07:00Semua Berawal dari Keteladanan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9xqSpWkS4Cyx7s1qt3vpBpILAqOSsjPUcWiHZGgUbMQ4XcS96Nvrab6VPFBFm1_lWELUU5bvaU8K3MolBKyjG7TG2-3s2BJ-PFBcAuv6jEnvzsHnKgwseOVo3Ei_4Wo4KPmnm3vFcK8s/s1600-h/environment.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 320px; height: 301px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9xqSpWkS4Cyx7s1qt3vpBpILAqOSsjPUcWiHZGgUbMQ4XcS96Nvrab6VPFBFm1_lWELUU5bvaU8K3MolBKyjG7TG2-3s2BJ-PFBcAuv6jEnvzsHnKgwseOVo3Ei_4Wo4KPmnm3vFcK8s/s320/environment.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5343832079050731090" border="0" /></a><br />Hm, blogging for the earth? Baru pertama kali ikut beginian niy. Hehe.. semoga tulisannya bisa menginspirasi para pembaca dan para pemirsa sekalian untuk turut aktif dalam proyek amal dan agenda-agenda kebaikan untuk diri kita, keluarga, tanah air, dan dunia.<br /><br /><br />Setiap kali saya menatap pulau yang ada di Indonesia di atas peta, setiap kali itu pula saya terkagum-kagum akan keindahan negri kepulauan ini. Mulai dari letak geografisnya, negeri yang kaya akan budaya, kaya suku bangsa. Sepertinya Indonesia memang memiliki bentuk pulau yang unik sekali dibanding dengan berbagai negara yang ada di dunia ini.<br /><span class="fullpost">Negri yang kaya rempah-rempah. Yang membuat para penjajah betah untuk tetap tinggal di negeri ini. Meski sudah merdeka 63 tahun lalu, tapi penjajahan neoliberal tetap berlangsung, ekonomi yang tidak berpihak pada rakyat masih membelenggu negri ini.<br /><br /><br />Sebagaimana indahnya Indonesia, keindahan itu pun terasa di sini. Di tanah ini, tanah Kalimantan barat yang beribukotakan Pontianak. Propinsi terbesar keempat di Indonesia, dengan luas 146.807 km² yang memiliki 12 kabupaten dan 2 kotamadya. Ada sejemput impian, segenggam asa, serumpun keindahan, segudang potensi, puluhan suku bangsa, jutaan penduduk ada di provinsi yang dijuluki sebagai provinsi “Seribu Sungai” ini. Karena memang kondisi geografisnya yang memiliki ratusan sungai besar dan kecil. Lebih terkenal sebagai kota khatulistiwa, karena dilewati garis equator.<br /><br /><br />Hm, bicara Indonesia dan Kalimantan Barat, ada banyak hal tentang negeri ini. Terlepas dari banyaknya anekdot yang menceritakan betapa bobroknya negri ini, saya yakin ada banyak hal yang tidak di ekspos oleh publik akan kebaikan-kebaikan negeri ini. Toh tidak ada gunanya saling menyalahkan kenapa negri ini jadi seperti sekarang. Lebih baik, singsingkan lengan baju, bekerja lah maksimal, lakukan yang terbaik untuk tanah air kita. Kalo kita berusaha menjadi lebih baik, maka segala sesuatu yang ada di sekitar kita akan ikut menjadi baik. Cara terbaik untuk mengubah dunia ini menjadi baik adalah “keteladanan”. Memulai segala sesuatunya dari diri sendiri.<br /><br />Sekian banyak persoalan bangsa yang begitu kompleks, saya sangat yakin, negri ini bisa keluar dari permasalahan bangsa yang rumit, runyam, seperti benang kusut. Kita harus bersabar mengurai masalah-masalah tersebut dan mencari penyelesaiannya. Dan itu butuh proses yang tidak cepat.<br /><br />Belajar dari pengalaman saya sebagai seorang guru yang baru sepekan di angkat sebagai CPNS (hehe….haddohhh, apaan siy ah?!!) di salah satu kota di Kalimantan Barat, saya sangat meyakini bahwa keteladanan mengambil porsi besar dan menyumbang paling banyak dalam meraih sukses sebuah daerah. Sekian banyak instansi, sekian banyak guru, semua terletak pada keteladanan. Seorang yang berjiwa “Negarawan” akan mampu membawa provinsi ini menuju kejayaan dan kesuksesan. Apalagi yang di tunggu? SDA berlimpah, ilmuwan, teknisi, pendidik, semua sudah tersedia. Namun hal yang maha penting adalah, kita butuh seseorang yang bermental “Negarawan”, orang yang berjuang dan bekerja untuk negara dan tanah airnya, bukan untuk kepentingan pribadi dan golongan.<br /><br />Sekian tahun saya kuliah di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, kampus yang melahirkan para pendidik itu, baru sekarang lah saya bertemu dengan "the real education world". Wajah dunia pendidikan Kalimantan Barat saya rasa mampu diwakili oleh sekolah tempat saya mengajar saat ini. Di setiap tempat, tentu saja ada kekurangan dan kelebihannya. Tapi kali ini, saya tak hendak mengumbar kebobrokan di dunia pendidikan kita, lebih baik kita belajar keteladanan orang lain.<br /><br /><br />Pertama kali saya ke sekolah tempat saya bertugas, saya sudah mencium aura keteladanan itu dari kepala sekolahnya. Saya tidak pernah jemu mendengarnya bicara. Saya jadi berasa bicara dengan sang alkemis. Hehe..seperti novelnya Paulo Coelho itu lho, “The Alchemist”, petuah-petuah bijak, pelajaran-pelajaran moral, kebaikan-kebaikan kehidupan ini, saya dapatkan. Setiap pagi beliau membiasakan murid-murid untuk sama-sama mendengarkan lagu bertemakan menjaga lingkungan. Bersamaan itu pula, siswa di ajak bersama-sama membersihkan lingkungan sekolah. Tak tanggung-tanggung, beliau pun ikut memegang sapu dan membersihkan ruangan. Inilah keteladanan yang saya maksud. Sama halnya ketika saya dan beberapa teman tersangkut masalah adiministrasi di salah satu instansi, beliau menyampaikan pelajaran moral yang akan saya ingat sepanjang hidup saya. Bahwa kemarahan sangat tidak bijak di bawa dalam masalah apapun, karena melibatkan banyak orang. Sesuatu yang sudah keluar dari lidah kita, tak bisa di tarik kembali. “Ambil hikmahnya”, itulah kata-kata yang selalu keluar dari sosok guru yang satu ini. Meski sudah menjadi orang nomor satu di tempat saya mengabdikan diri, beliau tetap rendah hati dalam segala hal. Ah, saya betah nih di sini. Bani cinta Singkawang. Bani cinta Bu Novianti, sang kepala sekolah, Bani cinta rekan-rekan guru disana, Bani sayang sekali dengan murid-murid di sana, wajah-wajah penuh keceriaan, wajah-wajah para penerus bangsa, merekalah para pewaris sah negri ini, merekalah tumpuan harapan bangsa ini.<br /><br />Kalaulah ditanya, apa yang sudah saya lakukan untuk lingkungan saya, maka saya akan menjawab, tidak banyak yang bisa lakukan untuk memperbaiki lingkungan hidup kita dengan masalahnya yang begitu kompleks. Illegal logging, banjir, longsor. Ah, lakukan saja apa yang bisa di kerjakan semaksimal mungkin. Bagi saya, setiap amal kecil itu bernilai pahala di sisi Allah. Kebiasaan baik saya yang satu ini adalah satu amal kecil yang kalo di lakukan banyak orang akan menjaga bumi kita dari bencana akibat manusia, buang sampah pada tempatnya. Hehe… simple banget ya. Tapi dari hal sederhana itulah, segala yang kompleks tercipta. Bungkus permen, bungkus snack, kantong plastik, di simpen dulu dalam tas, kalo nemu tong sampah, baru deh di buang. Tas ku pernah di penuhi oleh bungkus permen, abisnya gak nemu-nemu tong sampahnya. Nah, peringatan juga sih buat instansi-instansi pemerintah maupun swasta, agar menciptakan lingkungan yang bersih, maka sediakan tempat pembuangan sampah yang terjangkau banyak orang dan mengandung seni dan kerapian. Misalnya, tong sampahnya berbentuk beruang, atau apalah itu, biar gak keliatan kalo itu tong sampah. Hehe.. kan menarik jadinya. Tata kota nya jadi indah, bersih. Pasti orang-orang jadi suka dan cinta dengan kota dan tanah airnya sendiri. Dampaknya, turis-turis asing (yang katanya bisa nambah uang kas negara itu dengan kehadiran mereka) akan merasa nyaman dan aman di sini. Trus apalagi yang bisa dilakukan? Saya sebagai seorang guru, berjuang di dunia pendidikan. Bagaimana menumbuhkan karakter pemimpin dan negarawan pada sang anak didik. Agar kelak, ia mampu membawa kota ini menjadi lebih bermartabat. Semoga saja<br /><br />Hm.. apalagi ya..dah itu aja lah. Duh, nyambung gak sih ama tema gawai blogger 2009 ini? Hehe…anyway, yang penting bisa ikut acaranya tanggal 22 juni 2009 nanti. See u all, blogger community ……….<br /><br /><br /><span style="font-style: italic;">Sumber gambar : http://araskanews.files.wordpress.com/2008/09/environment.jpg</span><br /><br /><br /><br /></span>Nurbanihttp://www.blogger.com/profile/12367465726672670540noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2330589106143109379.post-76767864508029517002009-05-10T19:05:00.003+07:002011-12-16T15:33:08.615+07:00Manifesto Bara-isme<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1wabanmpkBAbdXsTGyq4j2cMLHrp62etSd7CASKCr9qsmtB6Z6UVVtSu3RROJuZH0rNOi12_15OvSB48RUeTfoYY8gqjIsIECBct-MS79uFa2y0aQzk4NwM8bGObVx1O5uT8QZbbol1U/s1600-h/sujud.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1wabanmpkBAbdXsTGyq4j2cMLHrp62etSd7CASKCr9qsmtB6Z6UVVtSu3RROJuZH0rNOi12_15OvSB48RUeTfoYY8gqjIsIECBct-MS79uFa2y0aQzk4NwM8bGObVx1O5uT8QZbbol1U/s320/sujud.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5334168556516246498" border="0" /></a><br />
<span style="font-style: italic;">Doakan aku dalam sujud-sujud malammu. Sebut namaku dalam rabithoh pagi-sore mu, Nit… aku sedang mencoba menelusuri hidup dan kehidupan, mati dan kematian. </span><br />
<br />
Sohib saya sejak bangku SMP kelas 1 kali ini memprotes saya. Tepatnya dia khawatir sama saya. Apa pasal? Gara-gara postingan saya yang<a style="font-weight: bold;" href="http://bara-zenith.blogspot.com/2009/04/gada-title-gak-jelas-hehe.html"> satu ini</a>, dia kayaknya worry banget ma gue. Hehe.. makasih, Honey.. aku tau kamu mengkhawatirkanku. Aku tau kamu sayang sekali denganku. Aku baik-baik saja di sini. Aku masih bisa menikmati sarapan pagiku. Aku masih bisa beraktifitas seperti rutinitasku sehari-hari. Tidak ada yang aneh. Sumpah deh. Beneran. Suer.. hehe.. tapi terimakasih kawan. Karena kekhawatiranmu itu, aku jadi tau, bahwa aku cukup berarti bagimu. Bagiku, itu lebih dari cukup.<br />
<br />
<span class="fullpost"><span style="font-style: italic;">Doakan aku dalam sujud-sujud malammu. Sebut namaku dalam rabithoh pagi-sore mu, Nit… aku sedang mencoba menelusuri hidup dan kehidupan, mati dan kematian.</span><br />
<br />
<span style="color: rgb(204, 0, 0); font-weight: bold;">”</span><span style="color: rgb(204, 0, 0); font-style: italic; font-weight: bold;">Anti yang membimbing Ta ke jalan ini. Dan Ta berterimakasih sama anti. Ta gak mau kehilangan lagi</span><span style="color: rgb(204, 0, 0); font-weight: bold;">.</span><span style="color: rgb(204, 0, 0); font-weight: bold;">”</span><br />
<br />
Begitu kira-kira katamu malam itu yang lebih bernada cemas. Malam yang sesungguhnya aku sedang menikmati kesendirianku. Membaca artikel koran. Menulis agenda-agenda kedepan. Merancang masa depanku. Hehe.... sudahlah. Teruskan saja membacamu. Tak usah khawatir, Sayangku. Jika cinta itu ada di antara kita, maka ia akan hidup. Terus dan terus. Dalam hatimu. Ia takkan jauh darimu. So, don’t be worry about me, my dear.<br />
<br />
<span style="font-style: italic;">Doakan aku dalam sujud-sujud malammu. Sebut namaku dalam rabithoh pagi-sore mu, Nit…. Karena hanya itu yang aku butuhkan. </span><br />
<br />
Aku bisa jalan sendiri kok. Menghadapi masalahku. Sendiri. Kau tak perlu mempertanyakan tentang hal-hal yang kamu tau, takkan ku buka pada siapapun.<br />
<br />
Pernahkah kau mendengar aku mengeluh di depanmu sepanjang perjalanan hubungan kita? Tidak pernah bukan? Karena aku menceritakan masalahku hanya pada mereka. Pada cinta yang tak pernah mati dan tak pernah tidur. Kepada Sang Pemilik Cinta yang memberiku hidup dan kehidupan. Kepada langit, awan gemawan, laut, senja, matahari. Karena mereka setia mendengarku, tidak pernah mengeluh meski aku menceritakan berjuta masalah. Dan tentu saja kepada hatiku. Ia tak pernah dusta. Cermin yang paling rahasia, paling jernih, dan menemaniku kemanapun aku pergi. Dan satu lagi, mereka sangat SETIA dan JUJUR. Mereka tak pernah mau membongkar masalahku pada siapapun. Ah, itulah keunikan mereka. Karena nya aku percaya....<br />
<br />
<span style="font-style: italic;">At last, aku akan baik-baik saja. Jangan mengkhawatirkan ku lagi…. Doakan aku dalam sujud-sujud malammu. Sebut namaku dalam rabithoh pagi-sore mu, Nit... Biarlah sejarah yang bercerita dan zaman yang akan menjadi saksi atas semua nya… Lets move. Go go go …. For our future.. :-)</span><br />
<br />
<br />
<br />
</span>Nurbanihttp://www.blogger.com/profile/12367465726672670540noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-2330589106143109379.post-28197822442716850242009-05-05T10:30:00.002+07:002009-05-05T11:03:18.885+07:00Met Jalan, cinta...<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilstRwX6Iq2qg5r6lSI3qqal5HFf6Rl2tTXqiDMedxNubNShzJJuWFWACeUFnRQCRQ7Gu9cPcXkqx-p836ubH5BsQWeGD8RzAo5upqaFw1idXfR0EQ-iPY4eIcHHm5gxRZ3j6rACKqEus/s1600-h/bani+dan+Lisna+di+bandara.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 462px; height: 352px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilstRwX6Iq2qg5r6lSI3qqal5HFf6Rl2tTXqiDMedxNubNShzJJuWFWACeUFnRQCRQ7Gu9cPcXkqx-p836ubH5BsQWeGD8RzAo5upqaFw1idXfR0EQ-iPY4eIcHHm5gxRZ3j6rACKqEus/s320/bani+dan+Lisna+di+bandara.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5332177254190376530" border="0" /></a>
<br /><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]-->Lisna? pendiem, gak banyak nyerocos macem2 lah. Sahabat baik untuk tetap berdiri. Kuping yang pas buat cerita banyak, termasuk yg secret-secret. Tapi yang jelas sih, daku lebih rusuh dan ribut di banding dia. Hihi.. Tukang ojek yang baek, perfect, di anter ampe tujuan.
<br />
<br />Honey Buny tutti fruttii,,, how are you today? <span style="" lang="FI">Gimana kondisi kota Jakarta. Lampu-lampu di jalan-jalan, warna warni kota Jakarta. Arus lalu lintas berikut kepadatannya. Beda kan ama Pontianak. </span><span style="" lang="SV">
<br />
<br />Hm, cuma pengen bilang, ”Sukses aja buat karir, dakwah, dan cintamu....”. hehe... <o:p></o:p></span>
<br />
<br />
<br /><span class="fullpost">
<br />
<br /></span>Nurbanihttp://www.blogger.com/profile/12367465726672670540noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2330589106143109379.post-9835727552740380942009-05-01T11:38:00.004+07:002009-05-01T12:02:58.016+07:00Kesendirian dan Kesunyian<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjreYhj2kWEB40vbp6V7l76S0f49w_xexXKJblhNp_bGKvyySN8KneGzdkiiPNdnJBbUK1mtoaW5LGOzYvjF09D3Bf9C9w8EoqwkkxiTi73V50f5_A-zx1B6-zUY1EnAx3xNRwgdyD4360/s1600-h/alone_full.gif"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 209px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjreYhj2kWEB40vbp6V7l76S0f49w_xexXKJblhNp_bGKvyySN8KneGzdkiiPNdnJBbUK1mtoaW5LGOzYvjF09D3Bf9C9w8EoqwkkxiTi73V50f5_A-zx1B6-zUY1EnAx3xNRwgdyD4360/s320/alone_full.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5330712152529637650" border="0" /></a><br />Sendiri. Adakah yang salah dengan kesendirian saya selama ini. Jujur saya katakan, saya lebih senang sendiri. Saya tidak tau persis, apakah ini baik atau tidak bagi saya. Around the city by my hero, hehe… pergi ke pameran, ke eXpo, watch the movie, ke taman kota, seminar, pelatihan, belanja buku, belanja pakaian dan lain-lain. Semuanya biasa saya lakukan. Sendirian. Yah, sendiri. Tanpa kawan yang menemani. I do anything by myself. Teman saya sering mempertanyakan hal ini. Kok saya Pede banget gitu lho, kemana-mana sendirian. Terlebih pergi di tempat keramaian.<br /><br />Tempat favorite saya adalah di depan Korem, alun-alun kapuas. Kalo hari-hari normal, di sana sepi. Menikmati senja di sore hari. Looking many people walking around in front of me. Memperhatikan orang-orang lalu lalang dengan kesibukan mereka masing-masing. Saya cinta kesunyian. Dia membawa saya keluar dari hiruk pikuk dunia di sekitar saya. Saya jadi akrab dengan kesunyian. Kalo sudah pulang kerumah, maunya di kamar ajah. Apalagi kalo sedang di luar kota. Ketika sunyi menyergap, kangen banget ama rumah, terutama my lovely room. Aduhh,, menikmati bacaan novel, blogwalkin’, membaca berita. Anything...<span class="fullpost"><br /><br />Hmm, apakah saya orangnya tidak sosialis. Sekali lagi saya tidak tau persis. Seorang kawan pernah mengatakan, bahwa jalan hidupku ini terlalu lembut. Menurutnya, saya ini terlalu melankolik menjalani hidup. Nyaris tanpa riuh di sana-sini, hampir tidak ada hal yang membuat saya jadi bisa menjalani kehidupan sebenarnya. Hal itu di bandingkannya dengan kehidupan yang selama ini di jalaninya. Dia memang hidup keras. Alam telah menempanya menjadi manusia yang ”keras”. Kupikir begitu. Bicaranya kasar padaku. Terkadang pula memanjakanku. Hmm, tapi aku sadar, itu karena dia menyanyangiku. Dia banding2kan aku dengan jalan hidupnya selama ini. Bagaimana susah nya mencari uang, bagaimana seharusnya menjalani hidup. Yah, kuakui, jika aku di posisinya, aku tak tau, bisakah tetap survive? I can’t imagine...<br /><br />Ah, tapi bukankah banyak orang yang tampaknya selalu merasa lebih tau, bagaimana orang lain seharusnya menjalani hidup, tapi mereka tidak tau bagaimana menjadi hidup sendiri. Bukankah begitu kawan? Hahaha....<br /><br />Hmm, bagiku, rahasia kebahagiaan adalah dengan menikmati segala sesuatu yang menakjubkan di dunia ini. Dan jutaan fenomena yang terjadi di berbagai belahan dunia kupikir adalah ketakjuban tersendiri bagiku. Fenomena alam seperti, hujan, pelangi, mendung, senja, garis cakrawala, riuh ombak di pantai, everything. Duh, saya jadi kangen senja di sore hari itu. Senja yang memberi view terbaiknya pada saya saat itu. Kangen lagi.............<br /><br />Jadi, nikmati kesendirian itu, kawan. Suatu saat, takdir kan membawamu pada kebersamaan dengan seseorang yang mencintaimu. Suatu saat. Nanti...<br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(153, 0, 0);font-size:100%;" ><span style="color: rgb(255, 0, 0); font-style: italic;">NB : Buat seseorang di sana. Someone in somewhere. Setidaknya biarkan rasa itu hadir, mungkin untuk esok, lusa atau entah sampai kapan....</span></span><br /><br /><br /><br /><br /></span>Nurbanihttp://www.blogger.com/profile/12367465726672670540noreply@blogger.com5