Free Banana Dancing ani Cursors at www.totallyfreecursors.com
Bani Menulis dan Bercerita: Juni 2009

Senin, 15 Juni 2009

Dragon Sakura


DRAGON SAKURA

Karakter tokoh:
1. Sakuragi Sensei : Seorang pengacara, dulunya mantan anggota geng balap. Dia menyiapkan murid2 sekolah Ryuuzan dengan rata-rata 36 untuk memasuki universitas bergengsi di Jepang
2. Ino – Chan : Guru bahasa inggris di Ryuuzan. Satu2nya guru yang peduli dengan nasib dan masa depan anak didiknya
3. Yajima Kun : murid pertama kelas khusus yang di siapkan untuk memasuki Todai.
4. Ogata - Kun : cowok cakep yang lucu, memiliki ayah yang begitu angkuh dan tak menghargai setiap usahanya. Jadi, nih cowok benci banget ama bokapnya.
5. Kousaka - San : Pacarnya Yajima. Ehehe… abisnya bingung mau nulisin karakternya
6. Kobayashi : Cewek paling childish dan paling lucu di antara 6 murid kelas khusus
7. Okuno – Kun : Cowok yang selalu di remehkan oleh keluarganya bahkan oleh saudara kembarnya yang bersekolah di Shuumeikan (SMU nomer 1 di Jepang). Polos, dan begitu baik pada siapapun.
8. Mizuno – San : cewek, anak yatim, yang harus membantu ibunya mengurus restoran.


Pernah nonton dragon sakura? Kalo pernah, gak papa kan saya ceritakan ulang dalam bentuk tulisan. Kalo gak pernah, atau baru denger sekarang, ini kesempatan bagi saya untuk berbagi bersama para pemirsa dan pembaca sekalian. Hehe….Cerita berseri asal negri sakura ini menceritakan tentang seorang pengacara bernama Sakuragi, seorang mantan anggota geng balap. Dia mendapat tugas untuk menangani sekolah Ryuuzan yang kemungkinan akan segera bangkrut. Karena manajemen yang tidak bagus dari sekolah. Selain itu, Sekolah Ryuuzan juga memiliki seorang Direktur (Kepala Sekolah) yang korup. Huhh…. Apa aja yang bisa di korup dari sekolah, maka niscaya akan di manfaatkannya. Hobynya? Shoppinggggggggg… cape dehhh.



Sekolah Ryuuzan adalah salah satu sekolah tingkat menengah atas yang terkenal dengan kebodohan muridnya. Average test nya ajah cuma 36 dari 100. Haha….. universitas mana yang akan menerima siswa dengan nilai di bawah rata-rata? Jadi, siswa lulusan di Ryuuzan selalu di anggap remeh, di pandang sebelah mata. Setiap kali seorang siswa mengatakan bahwa dia berasal dari sekolah Ryuuzan, maka jangan harap orang akan bersikap hormat, yang ada adalah cemoohan. Jadi, gak ada yang bisa di banggakan di sekolah tersebut.
Nah, Sakuragi di tantang untuk menyelesaikan kasus Ryuuzan. Dia merenung, langkah apa yang harus di lakukan. Dia memutuskan akan mempertahankan sekolah Ryuuzan. Dengan metode pembelajaran yang sama sekali berbeda dengan biasanya. Ia ingin menjadikan sekolah Ryuuzan menjadi sekolah favorite 5 tahun kedepan. Tahun pertama, dia berjanji akan meloloskan 5 siswa Ryuuzan untuk masuk ke TODAI (Tokyo Daigaku) atau Universitas Tokyo. Dan drama ini menceritakan keajaiban-keajaibannya.


Todai adalah universitas nomor 1 di Jepang. Semua orang ingin masuk Todai. Universitas bergengsi ini memiliki ujian masuk yang sangat ketat. Ide Sakuragi Sensei sontak mendapat cemoohan dan tertawaan dari para guru di Sekolah Ryuuzan. Banyak yang tidak percaya dan mengatakan ini adalah suatu hal yang mustahi. Takkan mungkin terjadi dengan usaha apapun. Dan yang mengherankan lagi, para guru ini berusaha menggagalkan Sakuragi Sensei untuk membuat kelas khusus bagi para siswa yang menjadi target akan diluluskan ke TODAI. Duh..aneh-aneh aja deh gurunya…..dan mereka berharap bahwa Sakuragi akan segera angkat kaki dari sekolah Ryuuzan.



Pelajaran moral nomor 1: ternyata ada banyak orang di sekitar kita adalah pembunuh mimpi-mimpi kita, tanpa kita sadari, orang-orang terdekat kita bahkan meremehkan kemampuan yang kita punyai. Mereka melemahkan semangat kita. Tak terkecuali guru-guru di sekolah, yang terlalu underestimate terhadap kemampuan anak-anak didik mereka. Bahkan ADA juga guru yang merasa menang, ketika nilai para murid rendah, itu karena menjadikan mereka berarti dan merasa di butuhkan. Haddohhh…kok masih ada ya guru yang begitu, dan jangan dikira gak ada lho guru yang seperti itu. Artinya, mereka gak mau kalah, selalu ingin menang, selalu ingin jadi yang terhebat, gak mau di kalahin sama murid. Yah, bukan manusia pembelajarlah pokoknya….



Nah, apa yang pertama dilakukan oleh Sakuragi Sensei? Hal pertama adalah meyakinkan para siswa agar ada yang mau memasuki kelas khusus yang di ciptakan bagi calon-calon mahasiswa TODAI? Actually, they have low motivation in learning. Its too bad. So, langkah pertama yang di lakukan Sakuragi adalah melihat semua data para murid-murid dan menyortir nya sehingga didapatlah seorang target. Tidak hanya data dari sekolah, tapi Sakuragi juga menelusuri kehidupan siswa tersebut. Ia malah memilih siswa-siswa yang memiliki masalah dengan keluarga, atau masalah keuangan. Dan akhirnya, didapatlah seorang murid pertama yang akan menjadi siswa kelas khusus, ia bernama Yajima Kun. Seorang pemuda yang hidup bersama ibunya, ditinggal ayahnya yang brengsek dan meninggalkan hutang yang banyak. Jadi, si Yajima ini berniat untuk berhenti sekolah dan memutuskan untuk membantu ibunya yang di lilit hutang yang begitu banyak dan takkan terbayar, meski Yajima bekerja sebagai kuli setiap hari. Sakuragi menemui Yajima dan memintanya untuk menjadi murid di kelas khusus. Kontan Yajima menolak. Yah, ibaratnya, impossible gitu lho, kalo dia bakalan lulus ke Todai. Tapi, dengan trik yang jitu, Sakuragi “membeli” hidupnya Yajima, dengan syarat dia mau menjadi murid kelas khusus. Apa itu? Sakuragi melunasi hutang-hutang ibunya Yajima. Dan yajima akhirnya bersedia menjadi murid pertamanya. Yajima pun menghentikan aktivitasnya sebagai salah satu anggota band di sekolah. Sontak teman2 satu band nya kaget. Dan yang utama, Yajima selalu teringat kata-kata Sakuragi, bahwa orang bodoh akan terus di bodohi. Bekerja pun tak akan sesuai dengan gaji yang akan diperoleh. So, u must enter Todai!! Karena masyarakat akan lebih menghormati orang yang berpendidikan tinggi.



Eng ing eng..tibalah hari pertama untuk kelas khusus, Yajima pun datang ke sekolah. Tak lama berselang, 3 orang berikutnya yang tak lain adalah teman band nya, yaitu Kousaka, Ogata dan Kobayashi, menjadi murid di kelas khusus. Berarti sudah 4 orang. Sakuragi harus mencari lagi 1 orang, agar genap 5 orang. Pilihannya jatuh pada Mizuno. Susah payah Sakuragi membujuknya agar mau menjadi siswa di kelas khusus. Ohya, satu lagi, Sakuragi ini orangnya keras, dan dalam menyadarkan orang akan kesalahannya, dia akan bersikap sedingin mungkin, sehingga orang itu menyadari sendiri kesalahannya. Pada Mizuno, ia mengatakan, bahwa hidup kita akan berubah 180 derajat ketika berhasil memasuki Todai. Mizuno merasa tergugah, tentu saja ia tak mau menjadi pelayan di restoran ibunya seumur hidupnya. Ia ingin merubah takdir hidupnya. Ia ingin merubah anggapan orang-orang terhadapnya. Dan lengkaplah sudah, 5 siswa kelas khusus untuk memasuki Todai.


Pelajaran moral nomor 2: terkadang, setiap kita membutuhkan “tamparan” keras dalam hidup ini, agar menyadari bahwa apa yang kita lakukan, apa yang kita pikirkan tidak selamanya benar. Dan kita membutuhkan orang lain agar mampu menyadari kesalahan-kesalahan kita. Maka dari itu, bersiaplah menerima kritikan, jangan kebakaran jenggot kalo di sindir2. Hehe.. bersikap bijaklah, berjiwa besarlah. Karena orang-orang besar selalu berpikir besar.


Apa yang selalu di katakan oleh Sakuragi kepada 5 siswa kelas khusus? “All of you will enter TODAI”. Mereka selalu mengulang-ulang visi mereka. Hari demi hari berlalu. Guru-guru spesial di datangkan dengan teknik mengajar yang sangat mengasyikkan. Ngerjain soal matematika dengan main pingpong! Ngapalin rumus matematika dengan olahraga. Mereka jadi kayak main2 ajah. Intinya “Matematika itu adalah olahraga dan musik”. Pertama kali kita memegang alat musik, kita tak pernah tau bagaimana caranya. Tapi, apa yang kita lakukan. Latihan terus menerus bukan? Apa yang kita lakukan jika gagal memainkannya? Kita akan memperbaiki teknik permainannya bukan? Nah, itulah belajar. Berani mencoba! Berlatih terus tanpa ada kata menyerah. Nah, karena menarik sekali metode pembelajarannya, si cowok yang tampak bloon ini(hehe…) namanya Okuno, tertarik ingin masuk kelas khusus. Jadilah mereka ber-6 sekarang. Calon-calon mahasiswa Todai.


Hari demi hari berlalu. Semakin dekat dengan musim gugur, saat ujian musik Todai akan dimulai. Mereka sudah mulai bisa menguasai beberapa materi pelajaran yang di ujiankan. Jatuh bangun selama belajar sudah di rasakan oleh kelima siswa ini. Tapi, setiap kali mereka menyerah dan mengatakan, tak akan masuk Todai, setiap kali itu pula, Sakuragi Sensei selalu mengingatkan mimpi dan cita-cita mereka dan menjelaskan apa yang akan mereka dapatkan ketika berhasil memasuki universitas bergengsi itu.


Dan tibalah, ujian olok-olok masuk Todai (Kayak try out gitu dey). Kelima siswa tidak di persiapkan begitu matang. Mereka belajar seperti biasa. Tentu Sakuragi memiliki maksud dengan tidak memberi tambahan les lebih banyak kepada siswa2 ini. Satu hal yang selalu di ulang-ulang oleh Sakuragi dan di ikuti para siswa adalah “Ujian adalah sebuah dialog. Pertama, dialog dengan orang lain, kemudian dialog dengan diri sendiri”.
Finally, mereka selesai juga tes uji coba masuk Todai. Mereka kembali ke kelas. Dan hasil ujian mereka di nilai oleh para guru spesial dan Sakuragi sensei. Hasilnya?? Kelima siswa tersebut mendapat nilai E! artinya kemungkinan masuk Todai hanya 5 %. Hanya 1 orang yang mendapat D. Wah, gak bakalan ngira deh, dia adalah Okuno – Kun!!! Kalo dapet D, berarti kemungkinan masuk Todai adalah 20%. Tentu saja mereka kecewa yang sangat-sangat. Mereka merasa sudah belajar keras, siang dan malam. Sekali lagi, mereka memutuskan akan menyerah dan tak berniat lagi memasuki Todai.


Pelajaran moral nomor 3: Dengan membiarkan mereka belajar seperti biasa tanpa penambahan, sebenarnya Sakuragi Sensei ingin mengatakan, bahwa ujian coba2 bukanlah untuk mendapat nilai terbaik. Namun, ini justru cara terbaik agar mereka tahu, agar mereka memahami bahwa belajar normal saja tidak cukup!! Bahwa dengan ujian, mereka tau banyak hal sulit. Maka selesaikan lah dengan menang. Masih ada beberapa bulan sebelum musim gugur itu tiba. Yah,dalam ujian sekolah, hanya ada jawaban yang benar. Tapi dalam hidup ini, ada banyak jawaban yang benar.


Selanjutnya, selain masuk dalam kelas khusus dengan guru-guru yang spesial, Sakuragi Sensei juga mengundang para orang tua. Hal ini dilakukan untuk menciptakan suasana positif di keluarga. Agar mereka memberi dorongan positif dan motivasi kepada anak-anak mereka yang di persiapkan untuk memasuki Todai. Tapi, apa yang terjadi? Masing-masing orang tua dengan segala ke-ego annya merasa sudah mendidik anak dengan benar. Padahal selama ini, siswa-siswa ini tak pernah mendapat penghargaan akan setiap keberhasilan yang mereka lakukan. Selalu saja salah. Hhfff…..yang menarik adalah perkataan dari Sakuragi Sensei: ‘mengulangi perkataan yang di katakana oleh anak-anakmu adalah cara yang paling efektif untuk memperllihatkan bahwa engkau peduli, engkau menjadi pendengar yang baik bagi anak-anakmu”. Bukankah begitu? Seringkali orangtua tidak mempedulikan apa yang dikatakan oleh anak-anak mereka. Orang tua terkadang hanya mau di dengar, tapi tak mau mendengarkan.


Wah, panjang sekali tulisanku ini, hehe.. iya deh, ini yang terakhir nih. Pelajaran moral nomer 4 :
Jika kamu seorang guru dan mendapati murid-muridmu kelaparan di tengah laut, apa yang akan kamu lakukan? Apakah kamu akan mencarikan mereka ikan agar mereka tetap bertahan hidup?? Jika jawabanmu iya, maka ketahuilah, bahwa cara itu tidak selalu benar. Jika kamu mencarikannya ikan, akankah kamu lakukan itu selamanya? Sampai mereka tua? Tidak mungkin! Bukankah lebih baik mengajarkan mereka cara mencari ikan, di bandingkan mencarikan mereka ikan? Dengan mengajari mereka cara mencari ikan, kita mengajarkan kemandirian pada mereka. Mereka tidak akan bergantung pada kita. Guru yang baik adalah guru yang mengajarkan cara mencari ikan, bukan malah mencarikan mereka ikan. Terkadang, di dalam hati seorang guru, ada rasa menganggap remeh para murid dan kita tidak mengakui kemampuan mereka. Guru yang baik, meski muridnya tidak bisa mengerjakan sesuatu, akan mengajari mereka dan mempercayainya! Dan akan memberi mereka kebebasan untuk berekspresi!!


Finally, siapakah yang berhasil masuk Todai di antara 5 target tadi?? Hehehe… yang lulus masuk Todai cuma 3 orang: Okuno, Yajima dan Kousaka. Dan bagaimana dengan yang tidak lulus? Mereka sudah berlapang dada, mereka belajar kedewasaan, mereka takkan menyerah meski sudah gagal. Ogata dan Kobayashi memutuskan akan menjadi guru sejarah di almamater mereka (Ryuuzan) dengan teknik-teknik menghapal yang sudah mereka dapatkan. At last, letih nih ngetiknya. Udah capek, hehe…lebih seru nonton sendiri deh. Dan buat para guru, jadi guru tuh kudu gaul, keren, mau belajar banyak, mau rendah hati sama murid. Toh dengan rendah hati tidak merendahkan martabat seseorang. Justru itu meninggikan martabat serta menjadikan kita semakin bijak. Wah, jika semua guru berpikiran, bahwa MENGAJAR ADALAH AMANAH, niscaya wajah pendidikan Indonesia akan cerahhhhhhhhhhhh. Secerah mentari di pagi hari.


Jumat, 05 Juni 2009

Semua Berawal dari Keteladanan


Hm, blogging for the earth? Baru pertama kali ikut beginian niy. Hehe.. semoga tulisannya bisa menginspirasi para pembaca dan para pemirsa sekalian untuk turut aktif dalam proyek amal dan agenda-agenda kebaikan untuk diri kita, keluarga, tanah air, dan dunia.


Setiap kali saya menatap pulau yang ada di Indonesia di atas peta, setiap kali itu pula saya terkagum-kagum akan keindahan negri kepulauan ini. Mulai dari letak geografisnya, negeri yang kaya akan budaya, kaya suku bangsa. Sepertinya Indonesia memang memiliki bentuk pulau yang unik sekali dibanding dengan berbagai negara yang ada di dunia ini.
Negri yang kaya rempah-rempah. Yang membuat para penjajah betah untuk tetap tinggal di negeri ini. Meski sudah merdeka 63 tahun lalu, tapi penjajahan neoliberal tetap berlangsung, ekonomi yang tidak berpihak pada rakyat masih membelenggu negri ini.


Sebagaimana indahnya Indonesia, keindahan itu pun terasa di sini. Di tanah ini, tanah Kalimantan barat yang beribukotakan Pontianak. Propinsi terbesar keempat di Indonesia, dengan luas 146.807 km² yang memiliki 12 kabupaten dan 2 kotamadya. Ada sejemput impian, segenggam asa, serumpun keindahan, segudang potensi, puluhan suku bangsa, jutaan penduduk ada di provinsi yang dijuluki sebagai provinsi “Seribu Sungai” ini. Karena memang kondisi geografisnya yang memiliki ratusan sungai besar dan kecil. Lebih terkenal sebagai kota khatulistiwa, karena dilewati garis equator.


Hm, bicara Indonesia dan Kalimantan Barat, ada banyak hal tentang negeri ini. Terlepas dari banyaknya anekdot yang menceritakan betapa bobroknya negri ini, saya yakin ada banyak hal yang tidak di ekspos oleh publik akan kebaikan-kebaikan negeri ini. Toh tidak ada gunanya saling menyalahkan kenapa negri ini jadi seperti sekarang. Lebih baik, singsingkan lengan baju, bekerja lah maksimal, lakukan yang terbaik untuk tanah air kita. Kalo kita berusaha menjadi lebih baik, maka segala sesuatu yang ada di sekitar kita akan ikut menjadi baik. Cara terbaik untuk mengubah dunia ini menjadi baik adalah “keteladanan”. Memulai segala sesuatunya dari diri sendiri.

Sekian banyak persoalan bangsa yang begitu kompleks, saya sangat yakin, negri ini bisa keluar dari permasalahan bangsa yang rumit, runyam, seperti benang kusut. Kita harus bersabar mengurai masalah-masalah tersebut dan mencari penyelesaiannya. Dan itu butuh proses yang tidak cepat.

Belajar dari pengalaman saya sebagai seorang guru yang baru sepekan di angkat sebagai CPNS (hehe….haddohhh, apaan siy ah?!!) di salah satu kota di Kalimantan Barat, saya sangat meyakini bahwa keteladanan mengambil porsi besar dan menyumbang paling banyak dalam meraih sukses sebuah daerah. Sekian banyak instansi, sekian banyak guru, semua terletak pada keteladanan. Seorang yang berjiwa “Negarawan” akan mampu membawa provinsi ini menuju kejayaan dan kesuksesan. Apalagi yang di tunggu? SDA berlimpah, ilmuwan, teknisi, pendidik, semua sudah tersedia. Namun hal yang maha penting adalah, kita butuh seseorang yang bermental “Negarawan”, orang yang berjuang dan bekerja untuk negara dan tanah airnya, bukan untuk kepentingan pribadi dan golongan.

Sekian tahun saya kuliah di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, kampus yang melahirkan para pendidik itu, baru sekarang lah saya bertemu dengan "the real education world". Wajah dunia pendidikan Kalimantan Barat saya rasa mampu diwakili oleh sekolah tempat saya mengajar saat ini. Di setiap tempat, tentu saja ada kekurangan dan kelebihannya. Tapi kali ini, saya tak hendak mengumbar kebobrokan di dunia pendidikan kita, lebih baik kita belajar keteladanan orang lain.


Pertama kali saya ke sekolah tempat saya bertugas, saya sudah mencium aura keteladanan itu dari kepala sekolahnya. Saya tidak pernah jemu mendengarnya bicara. Saya jadi berasa bicara dengan sang alkemis. Hehe..seperti novelnya Paulo Coelho itu lho, “The Alchemist”, petuah-petuah bijak, pelajaran-pelajaran moral, kebaikan-kebaikan kehidupan ini, saya dapatkan. Setiap pagi beliau membiasakan murid-murid untuk sama-sama mendengarkan lagu bertemakan menjaga lingkungan. Bersamaan itu pula, siswa di ajak bersama-sama membersihkan lingkungan sekolah. Tak tanggung-tanggung, beliau pun ikut memegang sapu dan membersihkan ruangan. Inilah keteladanan yang saya maksud. Sama halnya ketika saya dan beberapa teman tersangkut masalah adiministrasi di salah satu instansi, beliau menyampaikan pelajaran moral yang akan saya ingat sepanjang hidup saya. Bahwa kemarahan sangat tidak bijak di bawa dalam masalah apapun, karena melibatkan banyak orang. Sesuatu yang sudah keluar dari lidah kita, tak bisa di tarik kembali. “Ambil hikmahnya”, itulah kata-kata yang selalu keluar dari sosok guru yang satu ini. Meski sudah menjadi orang nomor satu di tempat saya mengabdikan diri, beliau tetap rendah hati dalam segala hal. Ah, saya betah nih di sini. Bani cinta Singkawang. Bani cinta Bu Novianti, sang kepala sekolah, Bani cinta rekan-rekan guru disana, Bani sayang sekali dengan murid-murid di sana, wajah-wajah penuh keceriaan, wajah-wajah para penerus bangsa, merekalah para pewaris sah negri ini, merekalah tumpuan harapan bangsa ini.

Kalaulah ditanya, apa yang sudah saya lakukan untuk lingkungan saya, maka saya akan menjawab, tidak banyak yang bisa lakukan untuk memperbaiki lingkungan hidup kita dengan masalahnya yang begitu kompleks. Illegal logging, banjir, longsor. Ah, lakukan saja apa yang bisa di kerjakan semaksimal mungkin. Bagi saya, setiap amal kecil itu bernilai pahala di sisi Allah. Kebiasaan baik saya yang satu ini adalah satu amal kecil yang kalo di lakukan banyak orang akan menjaga bumi kita dari bencana akibat manusia, buang sampah pada tempatnya. Hehe… simple banget ya. Tapi dari hal sederhana itulah, segala yang kompleks tercipta. Bungkus permen, bungkus snack, kantong plastik, di simpen dulu dalam tas, kalo nemu tong sampah, baru deh di buang. Tas ku pernah di penuhi oleh bungkus permen, abisnya gak nemu-nemu tong sampahnya. Nah, peringatan juga sih buat instansi-instansi pemerintah maupun swasta, agar menciptakan lingkungan yang bersih, maka sediakan tempat pembuangan sampah yang terjangkau banyak orang dan mengandung seni dan kerapian. Misalnya, tong sampahnya berbentuk beruang, atau apalah itu, biar gak keliatan kalo itu tong sampah. Hehe.. kan menarik jadinya. Tata kota nya jadi indah, bersih. Pasti orang-orang jadi suka dan cinta dengan kota dan tanah airnya sendiri. Dampaknya, turis-turis asing (yang katanya bisa nambah uang kas negara itu dengan kehadiran mereka) akan merasa nyaman dan aman di sini. Trus apalagi yang bisa dilakukan? Saya sebagai seorang guru, berjuang di dunia pendidikan. Bagaimana menumbuhkan karakter pemimpin dan negarawan pada sang anak didik. Agar kelak, ia mampu membawa kota ini menjadi lebih bermartabat. Semoga saja

Hm.. apalagi ya..dah itu aja lah. Duh, nyambung gak sih ama tema gawai blogger 2009 ini? Hehe…anyway, yang penting bisa ikut acaranya tanggal 22 juni 2009 nanti. See u all, blogger community ……….


Sumber gambar : http://araskanews.files.wordpress.com/2008/09/environment.jpg